Analisis Supply Chain Komoditas Unggulan KOPI Kabupaten Sumedang
Analisis Supply Chain Komoditas Unggulan (KOPI) Kabupaten Sumedang Bappppeda Kab. Sumedang 23 Agustus 2018
Latar Belakang Penelitian • Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan sektor basis & kontributor utama PDRB, namun pertumbuhannya sangat lambat, disebabkan antara lain penguasaan lahan yang sempit (77% rumah tangga pertanian gurem), dan rendahnya nilai tambah karena 92% petani menjual hasil pertanian tanpa diolah. • Kopi merupakan komoditas yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan keterbatasan lahan karena sebagian besar masyarakat membudidayakan kopi di lahan Perhutani di daerah pegunungan yang masih luas, dan tingginya nilai tambah kopi setelah melalui proses pengolahan, serta tren permintaan yang terus meningkat. • Pengembangan sektor unggulan berbasis komoditas unggulan. Terdapat kopi unggulan yang memiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG) yaitu Kopi Arabika Java Preanger.
• Kopi Java Preanger asal Gunung Manglayang dengan proses full wash dan red honey memenangkan Bronze medal dari Australian International Coffee Awards (AICA) untuk kategori “Espresso-single origin” (Dishutbun Jabar, 2017) • Perlu peningkatan daya saing di samping memanfaatkan keunggulan kompetitif (specialty), juga keunggulan komparatif dari sisi efisiensi usaha melalui perbaikan manajemen rantai pasok dan mengatasi permasalahan di setiap rantainya.
Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan gambaran umum rantai pasok/supply chain Kopi Arabika Java Preanger Manglayang Timur. 2. Menganalisis permasalahan yang terjadi setiap rantai pasok /supply chain Kopi Arabika Java Preanger yang berasal dari Gunung Manglayang di Kabupaten Sumedang. 3. Merumuskan rencana tindak lanjut atau intervensi untuk permasalahan di setiap rantai pasok/supply chain Kopi Arabika Java Preanger Manglayang Timur di Kabupaten Sumedang
Metodologi Penelitian • Metode: Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif • Lokasi : Penghasil KAJP Manglayang Timur (Rancakalong, Tanjungsari) • Pemilihan responden : purposive sampling & snowball • Teknik pengambilan data: wawancara, observasi, & FGD
Informasi yang Diharapkan
Pembatasan penelitian hanya pada kopi yang sudah memiliki keunggulan daya saing, yaitu Indikasi Geografis (IG) Kopi Arabika Java Preanger • Apakah nama Kopi Arabika Java Preanger Manglayang Timur Perhutani KPH Sumedang sudah tepat untuk merepresentasikan KAJP yang berasal dari Kab. Sumedang ? Terdapat 2 varian KAJP: Bandung mountain & Soenda mountain, Sumedang masuk dalam wilayah gunung manglayang (timur) • Sejauhmana ruang lingkup wilayahnya (kecamatan mana saja) ?
Informasi awal: lahan budidaya kopi lebih dari 80% merupakan lahan hutan dibawah kewenangan Perhutani • Berapa potensi luas lahan yang dapat digunakan untuk penanaman kopi KAJP manglayang timur ? • Bagaimana regulasi pola sharing antara petani & perhutani yang ideal ? Adakah hambatan dengan yang sudah berjalan saat ini ? • Petani menganggap perhutani sudah mendapat manfaat dari pembudidayaan kopi di kawasan perhutani berupa penambahan tegakan pohon dan mengurangi illegal loging, apakah bisa menjadi pertimbangan untuk meringankan sewa lahan/ sharing hasil kopi agar kesejahteraan petani lebih baik ?
Kejelasan bibit kopi yang merupakan Kopi Arabika Java Preanger Sampai saat ini industri pengolahan kopi di Sumedang belum mengacu pada single varietas yang unggul dari rasa (specialty) sehingga masih menerima kopi dari berbagai varietas yang merupakan single origin (kopi Sumedang) untuk diolah • Seperti apa kejelasan bibit kopi dalam buku persyaratan IG ? khususnya untuk yang ditanam di Gunung Manglayang Timur, apakah terbatas pada bibit kopi boehoen nagarawangi, kopi prabu pucuk hijau dan pucuk coklat ? • Bagaimana sebaran bibit unggul kopi specialty di Gunung Manglayang Sumedang untuk keberlanjutan & peningkatan produksi di masa depan ? • Apa permasalahan utama di pembibitan KAJP untuk wilayah Sumedang ?
Penyediaan agro input • Informasi awal: Petani masih membutuhkan pupuk anorganik seperti NPK, terutama bagi petani yang tidak/belum menerima bantuan dari pemerintah. Selain itu masih diperlukan alat pengolah tanah/cultivator • Sumber saprodi ? Apakah sudah ada koperasi atau kelembagaan lainnya yang membantu penyediaan saprodi yang memudahkan bagi petani ? • Permasalahan lainnya yang dihadapi dalam penyediaan saprodi ? Misal sarana angkutan / jalan untuk distribusi pupuk ke kebun • Sejauh mana penerapan teknologi budidaya kopi saat ini ?
Permasalahan pada proses budidaya (on farm) • Aktivitas strategis pemeliharaan melakukan gan yg dilakukan rata-rata 3 kali dalam satu tahun dengan biaya rata-rata Rp. 1. 000 / ha, apakah sudah efisien? & apakah sudah optimal dilakukan petani ? • Pemupukan rata-rata masih dilakukan 1 kali dalam 1 tahun, idealnya bisa 3 kali. Penyebab provitas masih rendah ? • Penerapan petik matang sudah optimal ? • Permasalahan lainnya yang dihadapi dalam budidaya ?
Permasalahan pada proses pasca panen (off farm) • Menurut hasil penelitian BI dan IPB (2018), sebagian besar petani / kelompok tani masih menjual kopi dalam bentuk cherry / gelondongan ? • Apa saja kendala di tingkat petani sehingga masih banyak yang jual mentah • • Disebabkan fasilitas alat pengolah yang masih minim ? keterbatasan fasilitas spt alat pengering atau lantai jemur ? Keterbatasan SDM, khususnya keterampilan mengelola kopi sesuai standar ? Petani membutuhkan uang cepat untuk kebutuhan hidup ?
Gambaran pengolahan lanjutan dan permasalahannya Proses Sarana yang digunakan 1. Honey Huller dan Pengering 2. Wine Plastik untuk melakukan fermentasi selama 2 -3 2. minggu 3. Natural Pengering 4. Wet (full wash & semi bak pencuci, huller, full wash) pulper dan pengering Kendala Alat-alat yang digunakan belum memenuhi standar kehigienisan, sehingga tingkat kepercayaan konsumen menurun Kinerja mesin huller dan pulper yang kurang optimal 3. Penggunaan huller dan pulper dalam satu hari memerlukan 10 liter solar dan 5 liter premium 4. Harapan sebagian petani ada pusat penampung hasil panen sekaligus sebagai pusat pengolahan dengan peralatan yang memadai untuk menghasilkan produk akhir berkualitas Peran stakeholder dalam optimalisasi proses pengolahan & pemecahan masalahnya ?
Pemasaran • Saluran 1 orientasi ekspor, skala lebih besar, margin pemasaran tinggi, perputaran modal lebih cepat Saluran Pemasaran Kopi di Kabupaten Sumedang Uraian Saluran 1 2 Marjin Pemasaran Total (Rp) 17. 172 14. 985 Farmer Share (%) 32, 05 35, 09 Ket erangan: Saluran 1 : Petani, Kelompok Tani/Gapoktan, Pedagang Besar Saluran 2 : Petani, Kelompok Tani/Gapoktan, industri pengolah, konsumen lokal • Saluran 2 orientasi pasar domestik, farmer share lebih tinggi. Saluran ini memerlukan sapras pengolahan yang lebih banyak & proses lebih panjang namun nilai tambah nya jauh lebih besar. Sejauh mana peran kelembagaan & stakeholder dalam pemasaran ? Sumber : IPB dan BI, 2018 Apa kendala nya?
Preferensi Konsumen • Preferensi untuk konsumen eksportir hanya sampai gabah atau berasan (greenbean). Permasalahan Sumedang belum punya sentra penjualan sendiri (masih melalui kota lain, misalnya Kab. Garut) • Pemasaran domestik dipengaruhi preferensi konsumen • Konsumen rumah tangga : Honey, Wine dan Natural • Pengelola Cafe : Wet Semi full wash • Harga berdasarkan jenis kopi : kopi luwak > kopi lanang > kopi jenis cherry biasa Harga Wet : 80. 000/kg Honey : 120. 000/kg Natural : 130. 000/kg Roasted bean : 200. 000/kg Selama ini pemilihan prosesing berdasarkan permintaan pasar, ketersediaan alat, atau faktor lainnya?
Potensi Pengembangan Agroindustri Kopi • Agrowisata • Wilayah potensial ? Misalnya Rancakalong memiliki wisata alam “PANENJOAN” dalam RTRW Kab. Sumedang 2011 -2031, jika diintegrasikan dengan wisata kuliner, wisata kebun kopi dengan homestay nya, bisa mendorong pembangunan wilayah & peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat Dukungan infrastruktur, SDM, promosi & investasi (pasar online semakin terbuka) • • Inovasi teknologi kemasan, penyajian, peralatan (di Jogja ada filter kopi bernama “Koka” yang merupakan inovasi lokal) • Industri berbahan kopi & pengolahan limbah kopi (prinsip zero wasted) • Potensi lainnya ? ? ?
desain by : PUPUN Wirasaputra
- Slides: 17