Analisis Perilaku Konsumen APAKAH PERILAKU KONSUMEN ITU Perilaku

  • Slides: 37
Download presentation
Analisis Perilaku Konsumen

Analisis Perilaku Konsumen

APAKAH PERILAKU KONSUMEN ITU ? ? Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam

APAKAH PERILAKU KONSUMEN ITU ? ? Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Konsep 5 W+1 H : - Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ? -

Konsep 5 W+1 H : - Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ? - What : Berupa apa barang/jasa tersebut ? - Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ? - When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ? - Where : Dimana barang/jasa tersebut bias didapatkan ? - How ? : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN Pendapatan Selera Harga konsumen barang, disaat kondisi yang lain

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN Pendapatan Selera Harga konsumen barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus).

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Ada 2 pendekatan Pendekatan Marginal Utility / Cardinal Pendekatan Ordinal

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Ada 2 pendekatan Pendekatan Marginal Utility / Cardinal Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference Utility adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang muncul dari konsumsi, ini merupakan kemampuan memuaskan keinginan dari barang, jasa dan aktivitas. Tujuan konsumen adalah memaksimalkan utilitas dengan batasan berupa pendapatan dan harga yang bersangkutan.

PENDEKATAN KARDINAL Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan

PENDEKATAN KARDINAL Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal).

ASUMSI DASAR PENDEKATAN KARDINAL Bahwa kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga

ASUMSI DASAR PENDEKATAN KARDINAL Bahwa kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Pengukuran kepuasan diukur dengan satuan “Util”. Marginal Utility of money constant dan Marginal Utility barang-barang konsumsi menurun, hal ini menganut Hukum Gossen I (Law of Deminishing Marginal Utility ) yaitu semakin banyak satuan barang yang dikonsumsi oleh konsumen maka semakin kecil tambahan/ marginal kepuasan yang diperoleh konsumen atau bahkan nol / negatif. Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk pada kendala anggaran mereka. Kepuasan total (Total Utility) mempunyai sifat ADITIVE ( penjumlahan unit kepuasan yang diperoleh dari masing barang yang dikonsumsi)

ASUMSI DASAR PENDEKATAN KARDINAL Total Utility (TU), Marginal Utility (MU), Q = Output ∆

ASUMSI DASAR PENDEKATAN KARDINAL Total Utility (TU), Marginal Utility (MU), Q = Output ∆ T U = Perubahan total ulitity ∆ Q = Perubahan output

TEORI NILAI GUNA (UTILITY) Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya

TEORI NILAI GUNA (UTILITY) Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Total utility (total utility). Yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI GUNA (UTILITY) Jangka waktu konsumsi barang yang sama. Daya ingat

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI GUNA (UTILITY) Jangka waktu konsumsi barang yang sama. Daya ingat konsumen Kualitas barang

FUNGSI KEPUASAN TOTAL Hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi (Q), TU dan MU Q

FUNGSI KEPUASAN TOTAL Hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi (Q), TU dan MU Q 0 1 2 3 4 5 6. . 9 10 TU 0 15 28 39 48 55 60. . 63 60 MU 15 13 11 9 7 5. . -1 -3 Fungsi TU = 16 Q – Q 2 Fungsi MU = 16 – 2 Q Hubungan TU dan MU ditunjukkan dengan TU akan meningkat bilamana MU>0 (positif) dan TU maksimum pada saat MU = 0 selanjutnya TU akan menurun jika MU<0 (negatif)

KURVA TU DAN MU TUx TU max TU = 16 – Q 2 0

KURVA TU DAN MU TUx TU max TU = 16 – Q 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MUx 16 Qx MU = 16 – 2 Q 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx

CONTOH LAIN PENDEKATAN KARDINAL Contoh : Skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk konsumsi

CONTOH LAIN PENDEKATAN KARDINAL Contoh : Skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk konsumsi buah mangga dalam satu hari sebagai berikut : Kuantitas (Q) Total Utility (TU) Marginal Utility (MU) 0 1 2 3 4 5 0 20 35 45 50 46 20 15 10 5 -4

KURVA TOTAL UTILITY Utilitas 50 35 TU 2 4 X

KURVA TOTAL UTILITY Utilitas 50 35 TU 2 4 X

KURVA MARGINAL UTILITY Utilitas MU X

KURVA MARGINAL UTILITY Utilitas MU X

REALITAS MODEL UTILITAS KARDINAL Asumsi tentang utilitas suatu barang sangat sulit diterapkan. Rasionalitas konsumen

REALITAS MODEL UTILITAS KARDINAL Asumsi tentang utilitas suatu barang sangat sulit diterapkan. Rasionalitas konsumen terpengaruh oleh emosional konsumen, seperti; pengaruh lingkungan, gengsi. Konsumen memutuskan membeli produk jika harga dan manfaat produk sama atau sebanding. Atribut suatu barang sebagian dapat diukur dengan kualitas dan harga produk. sikap iklan,

ADA DUA PENDEKATAN 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan

ADA DUA PENDEKATAN 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuatitatif

1. Pendekatan Marginal Utility/Kardinal § Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (atau

1. Pendekatan Marginal Utility/Kardinal § Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif. ASUMSI PENGGUNAAN PENDEKATAN : § Konsisten dalam preferensi § More is better § Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. § Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

Konsep Dasar : UTILITY Utility adalah kepuasan yang diperoleh dalam mengkosumsi barang dan jasa.

Konsep Dasar : UTILITY Utility adalah kepuasan yang diperoleh dalam mengkosumsi barang dan jasa. Total Utility adalah kepuasan total dalam mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa. Marginal utility dalah tambahan kepuasan yang diperoleh dalam menambah satuan barang/jasa yang dikonsumsi

Diminishing Marginal Utility/ MU yang menurun The law of diminishing marginal utility: The more

Diminishing Marginal Utility/ MU yang menurun The law of diminishing marginal utility: The more of one good consumed in a given period, the less satisfaction (utility) generated by consuming each additional (marginal) unit of the same good. ---Semakin banyak barang/jasa dikonsumsi pada suatu periode tertentu, semakin menurun tambahan kepuasan (MU)

Diminishing Marginal Utility Total Utility and Marginal Utility of Trips to the Club Per

Diminishing Marginal Utility Total Utility and Marginal Utility of Trips to the Club Per Week TRIPS TO CLUB TOTAL UTILITY 1 12 12 2 22 10 3 28 6 4 32 4 5 34 2 6 34 0 MARGINAL UTILITY Total utility increases at a decreasing rate, while marginal utility decreases.

§ Kepuasan Total Maksimum tercapai bila: dan Px = MUx, atau § Perhatikan bahwa

§ Kepuasan Total Maksimum tercapai bila: dan Px = MUx, atau § Perhatikan bahwa dengan pendekatan Marginal Utility ini, kurva Marginal Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah Kurva Permintaan Konsumen, karena menunjukkan tingkat pembeliannya (atau jumlah yang ia minta) pada berbagai tingkat harga.

§ Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi

§ Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah: § Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (atau penghasilan atau ‘budget’) yang cukup untuk dibelanjakan bagi setiap barang sampai Marginal Utility setiap barang sama dengan harga masing-masing barang. Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang tidak cukup untuk membeli barang sampai pada tingkat MU = P untuk setiap barang, maka dibuktikanbawa dengan uang yang terbatas tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga memenuhi syarat:

2. Pendekatan Indifference Curve/Orginal § § Dengan cara kedua, yaitu mendasari penentuan tingkat kepuasan

2. Pendekatan Indifference Curve/Orginal § § Dengan cara kedua, yaitu mendasari penentuan tingkat kepuasan menggunakan metode ordinal; tingkat kepuasan diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti. Misalnya kita ambil contoh dua komoditas yaitu buah jeruk (X) dan apel (Y). Untuk mendapatkan X dan Y konsumen dihadapkan pada kendala keterbatasan dana. Karena itu konsumen dapat mengubah-ubah kombinasi X dan Y yang dibeli sedemikian rupa sehingga jika salah satu diperbanyak jumlahnya maka yang lain mestilah dikurangi agar kepuasan yang diperoleh konsumen tetap sama. Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indifference curve.

§ Definisi indifference curve: adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian)

§ Definisi indifference curve: adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. § Indifference curve memperlihatkan semua kombinasi dari pilihan konsumen yang memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi seseorang atau konsumen

§ Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution artinya bila konsumen menaikkan konsumsi barang

§ Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution artinya bila konsumen menaikkan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan penurunan konsumsi barang yang lain dapat digambarkan dengan kurva indeferen. § Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yang dikonsumsikan. § Bersifat consistency dan transivity of choice artinya bila , A>B, B>C maka barang A lebih disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C

KURVA INDIFERENS Adalah kurva yang menghubungkan titik – titik berbagai kombinasi antara 2 barang

KURVA INDIFERENS Adalah kurva yang menghubungkan titik – titik berbagai kombinasi antara 2 barang yang dapat memberikan kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.

Ciri-ciri kurva indiferens • Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat

Ciri-ciri kurva indiferens • Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat kepuasannya • Kurva Indiferens tidak berpotongan satu sama lain. • Berslope negatif. • Cembung terhadap titik origin.

KURVA INDIFEREN Y x

KURVA INDIFEREN Y x

Karakteristik Kurva Indiferens Menunjukkan kepuasan sama diantara semua produk yang dikonsumsi. 2. Preferensi kepuasan

Karakteristik Kurva Indiferens Menunjukkan kepuasan sama diantara semua produk yang dikonsumsi. 2. Preferensi kepuasan konsumen bertingkat secara konsisten. 3. Kepuasan konsumen ditandai dengan semakin banyaknya barang yang dikonsumsi. 4. Kepuasan konsumen dicapai dari setiap kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan total. 1.

Ciri-ciri Kurva Indiferens § Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara

Ciri-ciri Kurva Indiferens § Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara barang X dan Y. § Mempunyai slope yang negatif, cembung ke arah origin. § Tidak saling berpotongan. § Kumpulan kurva indiferens map. indiferens menjadi kurva

Karakteristik dan ciri-ciri Kurva Indiferens Y Y Y 1 Y 2 Y 3 A

Karakteristik dan ciri-ciri Kurva Indiferens Y Y Y 1 Y 2 Y 3 A K D B C IC 2 N IC 1 0 L X 1 X 2 X 3 X 4 X M 0 IC 1 IC 2 X

Marginal Rate of Substitution (MRS) Menunjukkan jumlah barang Y yang rela dikurangi disebabkan konsumen

Marginal Rate of Substitution (MRS) Menunjukkan jumlah barang Y yang rela dikurangi disebabkan konsumen menambah jumlah barang X. Titik X Y A 1 9 B 2 6 C 3 4 D 4 3 E 5 2 Y 9 -3 -2 -1 -1 A 6 B C 4 3 2 0 D E 1 2 3 4 5 X

Garis Anggaran (Budget Line) Y M/Px is ar G an ar gg An Merupakan

Garis Anggaran (Budget Line) Y M/Px is ar G an ar gg An Merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen, secara umum satuan uang (M) Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia Px(Qx) + Py(Qy) = M 0 M/Py X

Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran Y 0 Y A 1 A 2 X Pergeseran

Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran Y 0 Y A 1 A 2 X Pergeseran garis anggaran (A 1 ke A 2), naiknya jumlah Y dan Jumlah X, disebabkan oleh Naiknya Anggaran Konsumen 0 A 1 A 2 X Pergeseran garis anggaran (A 1 ke A 2), naiknya jumlah X, Y tetap, disebabkan oleh Turunnya harga barang X

Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen Y B Y* D C A 0 X* IC 3

Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen Y B Y* D C A 0 X* IC 3 IC IC 2 1 X IC 1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum optimal, IC 2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum IC 3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X dan Y.

 Slope Budget Line : dg asumsi harga X dan Y tetap Keseimbangan ATAU

Slope Budget Line : dg asumsi harga X dan Y tetap Keseimbangan ATAU