ANALISIS MUTAGENISITAS TIGA JENIS SEMEN IONOMER KACA SIK

  • Slides: 19
Download presentation
ANALISIS MUTAGENISITAS TIGA JENIS SEMEN IONOMER KACA (SIK) Endang Suprastiwi Departement of Conservative Dentistry,

ANALISIS MUTAGENISITAS TIGA JENIS SEMEN IONOMER KACA (SIK) Endang Suprastiwi Departement of Conservative Dentistry, Faculty of Dentistry University of Indonesia. esuprastiwi@yahoo. co. id

Semen ionomer kaca (SIK) • SIK material restorasi adhesif. • Terdiri partikel kaca dan

Semen ionomer kaca (SIK) • SIK material restorasi adhesif. • Terdiri partikel kaca dan asam polialkenoat. • Reaksi pengerasan asam basa perlu air. • Berikatan secara khemis dengan jaringan keras gigi ikatan ionik. • Dapat melepas ion fluor mencegah karies. • Biokompatibel.

Perkembangan SIK • Pertamakali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972. • Properti fisik

Perkembangan SIK • Pertamakali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972. • Properti fisik terbatas dikembangkan untuk meningkatkan sifat fisikomekanikal. • SIK konvensional SIK modifikasi resin (SIKMR) SIKMR menggunakan partikel nano (SIKMRn)

Biokompabilitas material Material yang tidak menimbulkan interaksi merugikan terhadap jaringan. Syarat biokompabilitas: • bersifat

Biokompabilitas material Material yang tidak menimbulkan interaksi merugikan terhadap jaringan. Syarat biokompabilitas: • bersifat biomaterial • tidak toksik • tidak menimbulkan reaksi alergik • tidak mutagenik

Mutagenesitas SIK • Sifat material yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan didalam gen reproduksi sel

Mutagenesitas SIK • Sifat material yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan didalam gen reproduksi sel yang menyebabkan kerusakan sel sehingga terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali. • Mutagenesitas SIK perlu dianalisis perkembangan indikasi yang banyak menyebabkan terjadinya interaksi dengan jaringan • Tujuan penelitian: menganalisis sifat mutagenesitas tiga jenis SIK

Bahan & metode Persiapan bahan uji: Tiga jenis SIK yaitu: Fuji IX dari GC

Bahan & metode Persiapan bahan uji: Tiga jenis SIK yaitu: Fuji IX dari GC SIK, Fuji LC dari GC SIKMR dan Ketac nano dari 3 M Espe SIKMRn. Setiap bahan dicampur sesuai aturan pabrik. Setelah mengeras dihancurkan dihaluskan sampai berbentuk bubuk pada uji mutagenesitas material harus berbentuk suspensi. Dosis uji: Buat suspensi dengan konsentrasi 10000 mg/ml, 5000 mg/ml, 2500 mg/ml dan 1250 mg/ml diteteskan pada cakram yang sudah diletakkan pada biakan bakteri dilihat area hambatnya. Pada ketiga jenis SIK didapat dosis 1250 mg/ml yang tidak toksik.

Pembiakan bakteri • Jenis bakteri yang digunakan Salmonella typhimurium galur TA 1535 dari ATCC.

Pembiakan bakteri • Jenis bakteri yang digunakan Salmonella typhimurium galur TA 1535 dari ATCC. • Sebelum digunakan bakteri diuji konfirmasi genotip untuk memastikan galur bakteri yang digunakan sudah memenuhi syarat. • Uji yang dilakukan: uji butuh histidine, faktor R, mutasi rfa, mutasi uvr, reversi spontan.

Media kultur • Larutan Vogel boner: terbuat dari 670 ml air suhu 450 C

Media kultur • Larutan Vogel boner: terbuat dari 670 ml air suhu 450 C yang ditambah 10 gram magnesium sulfat 7 hidrat, 100 gram asam sitrat monohidrat, 500 gram kalium hidrogen fosfat 4 hidrat. • Bottom agar (BA): campuran 15 gram agar dalam air 930 ml air dengan 20 ml Vogel Boner E(50 X), 50 ml larutan 40% glukosa. • Top agar (TA): terbuat dari 6 gram agar ditambah natrium klorida 5 gram yang dilarutkan dalam 1 lt air

Pembuatan mikrosom hati tikus (S 9) • Tikus Wistar disuntik Na-phenobarbital 75 mg/ kg

Pembuatan mikrosom hati tikus (S 9) • Tikus Wistar disuntik Na-phenobarbital 75 mg/ kg bb secara peritonium selama 4 hari untuk meningkatkan metabolime enzim sistem oksidase P 450, yang akan digunakan untuk menguji mutagenitas hasil metabolisme dari material yang di uji. • Tikus dibunuh cuci dengan alkohol 70% , dibedah perutnya dan organ hatinya dikontrol agar tidak ada darah yang masuk, dengan cara mengikat pembuluh darah yang menuju hati Kemudian hati diangkat dan dicuci dengan KCl 0, 15 M agar bersih dari cairan darah. • Hati dicacah dan dihaluskan dengan homogenizer, dan ekstrak dipisahkan dengan sentrifugal. Bagian ekstrak yang mengendap di bawah tabung diambil. • Untuk uji mutagenisitas S 9 dicampur dengan komposisi sebagai berikut: 2 ml S 9 ditambah 1 ml Mg. Cl-KCl, 0, 25 ml 1 M 6 -6 P, 2 ml NADP, 25 ml buffer p. H 7, 4 dan akuades 19, 75 ml, dan disebut S 9 mix.

Mutagenisitas Assay • 30 cawan media kultur dengan bottom agar (BA), dibagi 5 kelompok.

Mutagenisitas Assay • 30 cawan media kultur dengan bottom agar (BA), dibagi 5 kelompok. • Kontrol (+): 3 cawan ditambah campuran 3 ml TA + 0, 15 ml bakteri + 0, 3 ml histidin, dan 3 cawan dengan 3 ml TA + 0, 15 ml bakteri + 0, 3 ml histidin + 0, 3 ml S 9 mix. • Kontrol (-) 3 cawan ditambah campuaran 3 ml TA + 0, 15 ml bakteri, dan 3 cawan dengan 3 ml TA + 0, 15 ml bakteri + 0, 3 ml S 9 mix. • Tiga kelompok uji dibagi menjadi 2 yaitu 9 cawan dituang campuran 3 ml TA + 0, 15 ml bakteri + 0, 15 ml suspensi materi yang diuji dan 9 cawan lainnya dengan 3 ml TA + 0, 15 bakteri + 0, 15 materi yang di uji + 0, 3 ml S 9 mix. • Diinkubasi pada suhu 370 C selama 48 jam. • Hitung jumlah revertan koloni yang terbentuk dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. • Apabila hasilnya : 1, 8 – 2 kali kelompok kontrol maka materi yang di uji bersifat sangat mutagen, 1, 6 – 1, 7 kali kemungkinan mutagen dan 1< - 1, 5 kali tidak mutagen.

Hasil Tabel. 1 Jumlah rata-rata kelompok Tanpa S 9 mix Dengan S 9 mix

Hasil Tabel. 1 Jumlah rata-rata kelompok Tanpa S 9 mix Dengan S 9 mix revertan yang terbentuk pada setiap kontrol (-) kontrol (+) SIKMRn 241 466, 5 358, 5 245, 5 114, 5 396, 5 585, 5 405, 5 333 249 Tambahan S 9 menyebabkan peningkatan jumlah revertan

Tabel. 2 Persentasi, jumlah revertan yang terbentuk dibandingkan kelompok kontrol (-). Tanpa S 9

Tabel. 2 Persentasi, jumlah revertan yang terbentuk dibandingkan kelompok kontrol (-). Tanpa S 9 mix Dengan S 9 mix SIKMRn 48, 75 1, 86 - 52, 48* 2, 27 - 16, 01* - 37, 20* Persentase jumlah revertan pada ketiga jenis SIK tidak ada yang lebih besar dari 1 kali tidak bersifat mutagen. Pada SIKMRn dan SIKMR dengan S 9 mempunyai nilai minus (-) menghambat mutagenisitas.

PEMBAHASAN • Perkembangan komposisi: SIK (Fuji IX) SIKMR (Fuji LC) SIKMRn (Ketac nano). •

PEMBAHASAN • Perkembangan komposisi: SIK (Fuji IX) SIKMR (Fuji LC) SIKMRn (Ketac nano). • Mutagenisitas SIK perkembangan komposisi SIK. • Salmonella typhymurium galur TA 1535 sensitif dibuat mutan (mutasi gen yang mengatur biosintesis asam amino L-histidin ). • Uji konfirmasi genotip bakteri stok.

Uji Ames: Pertamakali dicetuskan oleh Dr Bruce Ames tahun 1970 • Uji mutasi balik

Uji Ames: Pertamakali dicetuskan oleh Dr Bruce Ames tahun 1970 • Uji mutasi balik setiap senyawa yang bersifat mutagenik dapat menginduksi bakteri yang telah mutasi kembali ke bentuk asli. • Uji invitro untuk melihat kemutagenan suatu material. • Metode untuk skrening awal biokompabilitas yang paling ekonomis. • Mudah dengan tingkat akurasi yang baik. • Material yang bersifat mutagen biasanya mempunyai peluang 90% menjadi karsinogenik.

Uji dosis: Tidak membiaskan hasil. • Karena yang dihitung jumlah revertan yang hidup tidak

Uji dosis: Tidak membiaskan hasil. • Karena yang dihitung jumlah revertan yang hidup tidak bias dengan toksisitas. • Kontrol positif: digunakan untuk melihat kemampuan mutagenisitas bakteri uji. • Kontrol negatif digunakan untuk pembanding dari hasil eksperimental.

 • SIK sebagai penutup apikal dan perforasi perlu di antisipasi kemutagenisitasnya • Kaplan

• SIK sebagai penutup apikal dan perforasi perlu di antisipasi kemutagenisitasnya • Kaplan dkk (2004) telah membandingkan semen zinc fosfat, semen polikarboksilat dan SIK (dengan dan tanpa reinforce). Hasilnya ketiga bahan mempunyai kemungkinan bersifat mutagen. • Stea dkk (1998) membandingkan tiga jenis SIK; dua jenis mengeras secara kimia dan satu mengeras dengan sinar tetapi tidak dilakukan penyinaran. Ternyata SIK yang tidak dikeraskan sinar bersifat mutagen. -

 • Hasil penelitian jumlah revertan pada ketiga jenis SIK (dengan S 9 maupun

• Hasil penelitian jumlah revertan pada ketiga jenis SIK (dengan S 9 maupun tanpa S 9), dan SIKMR lebih tinggi dari kontrol negatif, SIKMRn dan SIKMR dengan S 9 lebih rendah. • Partikel kaca yang berukuran nano dan bentuk kemasan mempunyai pengaruh terhadap mutagenesitas. • SIKMR dengan S 9 mix menghambat mutagenesitas. • Perbedaan peneliti sebelumnya di mungkinkan karena pada penelitian ini SIK yang diuji sudah mengeras, sehingga proses ikatan antar senyawa sudah selesai dan residu yang bebas tidak ada.

Uji biokompabilitas in vivo SIK penggunaan klinis bahan ini diaplikasikan dari mulai belum mengeras,

Uji biokompabilitas in vivo SIK penggunaan klinis bahan ini diaplikasikan dari mulai belum mengeras, proses sedang mengeras sampai dengan selesainya proses pengerasan.

KESIMPULAN Secara umum ketiga jenis SIK tidak mempunyai sifat mutagenisitas dan SIKMRn, SIKMR yang

KESIMPULAN Secara umum ketiga jenis SIK tidak mempunyai sifat mutagenisitas dan SIKMRn, SIKMR yang sudah dimetabolisme tubuh mempunyai kemampuan menghambat terjadinya mutagenisitas.