ALIRANALIRAN POKOK PENDIDIKAN A ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional

  • Slides: 34
Download presentation
ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN A. ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas

ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN A. ALIRAN KONVENSIONAL Aliran konvensional merupakan pandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia dan kepribadiannya

Macam Aliran Konvensional 1. Empirisme Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih

Macam Aliran Konvensional 1. Empirisme Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan “Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai dengan keinginan orang yang akan menulisnya. Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini bersifat optimis terhadap pendidikan

2. Aliran Nativisme Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik atau

2. Aliran Nativisme Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah anak ke arah lain selain dari pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke arah yang jelek tanpa dapat diubah

3. Aliran Naturalisme Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan

3. Aliran Naturalisme Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan orang dewasa kepada anak dapat merusak pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan “Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi rusak.

4. Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan.

4. Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern yang mempunyai pandangan positif terhadap pendidikan.

B. Gerakan (Aliran) Baru Gerakan baru dalam pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mencari

B. Gerakan (Aliran) Baru Gerakan baru dalam pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mencari perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan khususnya perbaikan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk) perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru pendidikan ini.

1. Pengajaran Alam Sekitar Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada kegiatan pengajaran yang dilakukan

1. Pengajaran Alam Sekitar Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah harus terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak, sehingga lebih kongkrit dan terkait secara emosional dengan kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya F. A. Finger dan J. Ligthart Prinsip Pengajaran alam sekitar: 1. Peragaan 2. Aktivitas anak 3. Pengajaran totalitas 4. Menyatu dengan pengalaman anak 5. Memberikan apersepsi emosional anak

2. Pengajaran Pusat Perhatian Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan semboyan “Sekolah untuk

2. Pengajaran Pusat Perhatian Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan semboyan “Sekolah untuk hidup dan oleh hidup” Anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri dan tentang dunianya yaitu lingkungan tempat hidup di hari depannya. Metode yang dikemukakan oleh Decroly: 1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan hendaknya dimulai dari suatu keseluruhan yang punya pengertian 2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan minat spontan yang dimiliki anak

3. Sekolah Kerja Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner dengan nama “Arbeitsschule” di jerman.

3. Sekolah Kerja Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner dengan nama “Arbeitsschule” di jerman. Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat Bentuk Sekolah kerja : a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat) b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak) c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan) d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)

4. Pengajaran Proyek Konsep pengajaran proyek adalah gagasan dari John Dewey dan dilaksanakan oleh

4. Pengajaran Proyek Konsep pengajaran proyek adalah gagasan dari John Dewey dan dilaksanakan oleh W. H. Kilpatrick. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan memimpin kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan sendiri oleh anak akan mendorong mereka untuk mencari cara pemecahan masalah yang ditemui secara aktif (sesuai keinginannya). Mata pelajaran tidak terpisah antara satu dengan lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan pemecahan masalah

Lembaga Pendidikan yang Berjiwa Nasional 1. 2. 3. 4. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa INS

Lembaga Pendidikan yang Berjiwa Nasional 1. 2. 3. 4. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa INS Kayu Tanam Perguruan Muhammadiyah Diniyah Putri Padang Panjang

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat

Asas Taman Siswa � Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat tertibnya persatuan dan

Asas Taman Siswa � Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among) � Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan manusia yang merdeka � Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa Indonesia � Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa kecuali � Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri � Memikul beban belanja sendiri (hemat) � Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas

Dasar Taman Siswa (1947) (Panca Darma) �Kebudayaan �Kemerdekaan �Kodrat alam �Kemanusiaan �Kebangsaan

Dasar Taman Siswa (1947) (Panca Darma) �Kebudayaan �Kemerdekaan �Kodrat alam �Kemanusiaan �Kebangsaan

Jenis Pendidikan Taman Siswa �Taman Indriya (Taman Kanak-kanak) �Taman Anak (Kelas I – III

Jenis Pendidikan Taman Siswa �Taman Indriya (Taman Kanak-kanak) �Taman Anak (Kelas I – III SD) �Taman Muda (Kelas IV – VI SD) �Taman Dewasa (SLTP) �Taman Madya (SLTA) �Taman Guru

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam �INS (Indonesicche Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Syafei pada

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam �INS (Indonesicche Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam �Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan Barat 1895 dan dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dari IKIP Padang tahun 1968

Asas INS Kayu Tanam �Berfikir logis dan rasional �Keaktifan dan kegiatan �Pendidikan masyarakat �Memperhatikan

Asas INS Kayu Tanam �Berfikir logis dan rasional �Keaktifan dan kegiatan �Pendidikan masyarakat �Memperhatikan pembawaan anak �Menentang intelektualisme

Tujuan INS �Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan �Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa �Manusia

Tujuan INS �Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan �Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa �Manusia yang harmonis dalam perkembangannya (jasmani dan rohani) �Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat �Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri �Harus dapat membiayai diri sendiri

Jenjang Pendidikan �Ruang Rendah (7 tahun setara SD) �Ruang Antara (1 tahun) �Ruang Dewasa

Jenjang Pendidikan �Ruang Rendah (7 tahun setara SD) �Ruang Antara (1 tahun) �Ruang Dewasa (4 tahun) �Ruang Masyarakat (1 tahun) �Ruang Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan di Padang Panjang �Program Khusus untuk menjadi guru (1 tahun) setelah ruang dewasa (1953)

Perguruan Muhammadiyah �Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912

Perguruan Muhammadiyah �Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912 �Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1869.

Latar Belakang didirikan �Adanya kerusakan aqidah umat Islam �Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh �Kemunduruan

Latar Belakang didirikan �Adanya kerusakan aqidah umat Islam �Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh �Kemunduruan dalam pendidikan Islam �Kemajuan zending Kristen dan misi Katolik

Dasar Pendidikan �Tajdid, mengubah cara berfikir dan berbuat �Kemasyarakatan �Aktivitas �Kreativitas �Optimisme �Pensyukuran nikmat

Dasar Pendidikan �Tajdid, mengubah cara berfikir dan berbuat �Kemasyarakatan �Aktivitas �Kreativitas �Optimisme �Pensyukuran nikmat �Sumbangan terhadap masyarakat & bangsa

Diniyah Putri Padang Panjang �Didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah pada tanggal 1 November 1923

Diniyah Putri Padang Panjang �Didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah pada tanggal 1 November 1923 di Padang Panjang �Rahmah El Yunusiah lahir 29 Desember 1900 M, atau 1 Rajab 1318 H dan meninggal 26 Februari 1969 atau 9 Zulhijjah 1388

Program Pendidikan � Program Pendidikan Umum untuk mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah � Program

Program Pendidikan � Program Pendidikan Umum untuk mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah � Program pendidikan di bidang keahlian agama Islam � Program pendidikan untuk menjadi ibu pendidik yang baik � Program pendidikan ketrampilan � Program pendidikan di asrama

Jenis Pendidikan �Sekolah menyesal �Sekolah Taman kanak-kanak Islam �Sekolah Diniyah Putri Rendah (SD) �Diniyah

Jenis Pendidikan �Sekolah menyesal �Sekolah Taman kanak-kanak Islam �Sekolah Diniyah Putri Rendah (SD) �Diniyah Putri B (SLTP) �Diniyah Putri C (SLA) �Sekolah Kulliyatul Muallimat (Sekolah Guru) �Perguruan Tinggi Diniyah Putri

Lingkungan Pendidikan � Lingkungan pendidikan adalah semua kondisi yang dengan cara itu mempengaruhi tingkah

Lingkungan Pendidikan � Lingkungan pendidikan adalah semua kondisi yang dengan cara itu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia � Lingkungan pendidikan pada dasarnya adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. � Lingkungan meliputi segala material dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, bersifat fisiologis, psikologis, atau ssosiokultural

Jenis Lingkungan Pendidikan �Lingkungan keluarga pendidikan informal, berlangsung secara alamiah �Lingkungan sekolah pendidikan formal,

Jenis Lingkungan Pendidikan �Lingkungan keluarga pendidikan informal, berlangsung secara alamiah �Lingkungan sekolah pendidikan formal, sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan yang ketat �Lingkungan masyarakat pendidikan non formal, aturan lebih longgar dan tidak selalu dipersyaratkan berjenjang

Lingkungan Keluarga �Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak

Lingkungan Keluarga �Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak didik �Pendidikan dalam keluarga dilakukan melalui teladan dalam pergaulan keluarga �Pola tindakan dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak

Pola Tindakan dalam Keluarga 1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter, sehingga dapat menimbulkan reaksi

Pola Tindakan dalam Keluarga 1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter, sehingga dapat menimbulkan reaksi dalam bentuk : a. Menurut secara pasif b. Perlawanan secara pasif c. Perlawanan secara aktif 2. Pola tindakan yang demokratis 3. Pola tindakan yang memberikan kebebasan

Cara yang dilakukan orang tua �Pemodelan prilaku �Memberikan ganjaran dan hukuman �Perintah langsung �Menyatakan

Cara yang dilakukan orang tua �Pemodelan prilaku �Memberikan ganjaran dan hukuman �Perintah langsung �Menyatakan peraturan-peraturan �Penggunaan nalar �Menyediakan fasilitas dan suasana yang menunjang

Lingkungan Sekolah � Sekolah bukan mengambil alih fungsi orang tua dalam mendidik anak, tetapi

Lingkungan Sekolah � Sekolah bukan mengambil alih fungsi orang tua dalam mendidik anak, tetapi sekolah bersama orang tua membantu mendidik anak � Sekolah berfungsi untuk menghasilkan tenaga yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan kebutuhan masyarakat � Membina masyarakat sesuai yang diinginkan

Fungsi Sekolah � Menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk individu dengan berbagai pengetahuan � Mengembangkan sikap

Fungsi Sekolah � Menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk individu dengan berbagai pengetahuan � Mengembangkan sikap sosial, toleran dan gotong royong � Pembinaan watak anak � Pengembangan sikap religius � Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas � Pewarisan dan pengembangan kebudayaan

Lingkungan Masyarakat �Masyarakat merupakan penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan atau tidak �Lembaga yang ada

Lingkungan Masyarakat �Masyarakat merupakan penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan atau tidak �Lembaga yang ada di masyarakat mempunyai peran dalam pendidikan �Di masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang atau yang dimanfaatkan

Fungsi Pendidikan di masyarakat �Pelengkap, melengkapi perkembangan kepribadian anak melalui berbagai kegiatan pendidikan untuk

Fungsi Pendidikan di masyarakat �Pelengkap, melengkapi perkembangan kepribadian anak melalui berbagai kegiatan pendidikan untuk melengkapi kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan performance �Pengganti, menyediakan pendidikan yang berfungsi sama dengan sekolah �Penambah, menyediakan tambahan untuk mendalami pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dipelajari di sekolah