Algoritma Divide and Conquer Divide and Conquer dulunya





















































- Slides: 53

Algoritma Divide and Conquer

�Divide and Conquer dulunya adalah strategi militer yang dikenal dengan nama divide ut imperes. �Sekarang strategi tersebut menjadi strategi fundamental di dalam ilmu komputer dengan nama Divide and Conquer.

Definisi �Divide: membagi masalah menjadi beberapa submasalah yang memiliki kemiripan dengan masalah semula namun berukuran lebih kecil (idealnya berukuran hampir sama), �Conquer: memecahkan (menyelesaikan) masing sub-masalah (secara rekursif), dan �Combine: mengabungkan solusi masing-masing sub-masalah sehingga membentuk solusi masalah semula.

�Obyek permasalahan yang dibagi : masukan (input) atau instances yang berukuran n seperti: - tabel (array), - matriks, - eksponen, - dll, bergantung pada masalahnya. �Tiap-tiap sub-masalah mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik masalah asal, sehingga metode Divide and Conquer lebih natural diungkapkan dalam skema rekursif.

Skema Umum Algoritma Divide and Conquer

Jika pembagian selalu menghasilkan dua upa-masalah yang berukuran sama:

Contoh-contoh masalah 1. Mencari Nilai Minimum dan Maksimum (Min. Maks) Persoalan: Misalkan diberikan tabel A yang berukuran n elemen dan sudah berisi nilai integer. Carilah nilai minimum dan nilai maksimum sekaligus di dalam tabel tersebut.

Penyelesaian dengan Algoritma Brute Force T(n) = (n – 1) + (n – 1) = 2 n – 2 = O(n)

Penyelesaian dengan Divide and Conquer

�Ukuran tabel hasil pembagian dapat dibuat cukup kecil sehingga mencari minimum dan maksimum dapat diselesaikan (SOLVE) secara lebih mudah. �Dalam hal ini, ukuran kecil yang dipilih adalah 1 elemen atau 2 elemen.

Min. Maks(A, n, min, maks) Algoritma: 1. Untuk kasus n = 1 atau n = 2, SOLVE: Jika n = 1, maka min = maks = A[n] Jika n = 2, maka bandingkan kedua elemen untuk menentukan min dan maks. 2. Untuk kasus n > 2, (a) DIVIDE: Bagi dua tabel A menjadi dua bagian yang sama, A 1 dan A 2 (b) CONQUER: Min. Maks(A 1, n/2, min 1, maks 1) MIn. Maks(A 2, n/2, min 2, maks 2) (c) COMBINE: if min 1 <min 2 then min <- min 1 else min <- min 2 if maks 1 <maks 2 then maks <- maks 2 else maks <- maks 1



Kompleksitas waktu asimptotik:

�Min. Maks 1 secara brute force : T(n) = 2 n – 2 �Min. Maks 2 secara divide and conquer: T(n) = 3 n/2 – 2 �Perhatikan: 3 n/2 – 2 < 2 n – 2 , n 2. �Kesimpulan: algoritma Min. Maks lebih mangkus dengan metdoe Divide and Conquer.

2. Mencari Pasangan Titik yang Jaraknya Terdekat (Closest Pair) Persoalan: Diberikan himpunan titik, P, yang terdiri dari n buah titik, (xi, yi), pada bidang 2 -D. Tentukan jarak terdekat antara dua buah titik di dalam himpunan P.

Jarak dua buah titik p 1 = (x 1, y 1) dan p 2 = (x 2, y 2):

Penyelesaian dengan Algoritma Brute Force �Hitung jarak setiap pasang titik. Ada sebanyak C(n, 2) = n(n – 1)/2 pasangan titik �Pilih pasangan titik yang mempunyai jarak terkecil. �Kompleksitas algoritma adalah O(n 2).

Penyelesaian dengan Divide and Conquer �Asumsi: n = 2 k dan titik-titik diurut berdasarkan absis (x). �Algoritma Closest Pair: 1. SOLVE: jika n = 2, maka jarak kedua titik dihitung langsung dengan rumus Euclidean.

2. DIVIDE: Bagi himpunan titik ke dalam dua bagian, Pleft dan Pright, setiap bagian mempunyai jumlah titik yang sama.

3. CONQUER: Secara rekursif, terapkan algoritma Dand-C pada masing-masing bagian. 4. Pasangan titik yang jaraknya terdekat ada tiga kemungkinan letaknya: (a) Pasangan titik terdekat terdapat di bagian PLeft. (b) Pasangan titik terdekat terdapat di bagian PRight. (c) Pasangan titik terdekat dipisahkan oleh garis batas L, yaitu satu titik di PLeft dan satu titik di PRight. Jika kasusnya adalah (c), maka lakukan tahap COMBINE untuk mendapatkan jarak dua titik terdekat sebagai solusi persoalan semula.


�Jika terdapat pasangan titik pl and pr yang jaraknya lebih kecil dari delta, maka kasusnya adalah: (i) Absis x dari pl dan pr berbeda paling banyak sebesar delta. (ii) Ordinat y dari pl dan pr berbeda paling banyak sebesar delta.

�Ini berarti pl and pr adalah sepasang titik yang berada di daerah sekitar garis vertikal L:

Oleh karena itu, implementasi tahap COMBINE sbb: (i) Temukan semua titik di PLeft yang memiliki absis x minimal xn/2 – delta. (ii ) Temukan semua titik di PRight yang memiliki absis x maksimal x n/2+ delta. Sebut semua titik-titik yang ditemukan pada langkah (i) dan (ii) tersebut sebagai himpunan. Pstrip yang berisi s buah titik. Urut titik-titik tersebut dalam urutan absis y yang menaik. Misalkan q 1, q 2 , . . . , qs menyatakan hasil pengurutan.

Langkah COMBINE:

Kompleksitas algoritma: Solusi dari persamaan di atas adalah T(n) = O(n log n).

4. Perpangkatan n a Misalkan a R dan n adalah bilangan bulat tidak negatif: an = a × … × a (n kali), jika n > 0 =1 , jika n = 0


Penyelesaian dengan Divide and Conquer Algoritma menghitung an: 1. Untuk kasus n = 0, maka an = 1. 2. Untuk kasus n > 0, bedakan menjadi dua kasus lagi: (i) jika n genap, maka an = an/2 (ii) jika n ganjil, maka an = an/2 a





5. Perkalian Matriks � Misalkan A dan B dua buah matrik berukuran n n. � Perkalian matriks: C = A × B







Algoritma Perkalian Matriks Strassen Hitung matriks antara: M 1 = (A 12 – A 22)(B 21 + B 22) M 2 = (A 11 + A 22)(B 11 + B 22) M 3 = (A 11 – A 21)(B 11 + B 12) M 4 = (A 11 + A 12)B 22 M 5 = A 11 (B 12 – B 22) M 6 = A 22 (B 21 – B 11) M 7 = (A 21 + A 22)B 11 maka, C 11 = M 1 + M 2 – M 4 + M 6 C 12 = M 4 + M 5 C 21 = M 6 + M 7 C 22 = M 2 – M 3 + M 5 – M 7


6. Perkalian Dua Buah Bilangan Bulat yang Besar Persoalan: Misalkan bilangan bulat X dan Y yang panjangnya n angka X = x 1 x 2 x 3 … xn Y = y 1 y 2 y 3… yn Hitunglah hasil kali X dengan Y.






�Penyelesaian: T(n) = O(n 2). �Ternyata, perkalian dengan algoritma Divide and Conquer seperti di atas belum memperbaiki kompleksitas waktu algoritma perkalian secara brute force. �Adakah algoritma perkalian yang lebih baik?

Perbaikan (A. A Karatsuba, 1962):

