ALAT BANTU METODE PENCATATAN DATA OBSERVASI HALHAL YANG
ALAT BANTU METODE & PENCATATAN DATA OBSERVASI HAL-HAL YANG DI OBSERVASI &NON VERBAL
Daftar riwayat kelakuan ALAT BANTU METODE PENCATATAN DATA OBSERVASI Catatan berkala Daftar cek (ceklist) Skala penilaian Alat mekanik/elektrik (seperti: tape recorder, handphone, handycam, camera CCTV)
DAFTAR RIWAYAT KELAKUAN Daftar riwayat kelakuan adalah catatan tentang tingkah laku individu yang di pandang istimewa dan luar biasa. Catatan semacam ini sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh konselor, tetapi bisa saja dilakukan oleh guru bidang studi, wali kelas, bahkan kepala sekolah. Untuk kepentingan pemberian layanan yang mendekati tepat, ada baiknya konselor, observer juga memanfaatkan catatan-catatan yang dibuat oleh teman sejawat perihal perilaku konseling. Catatan ini amat penting artinya manakala konselor harus melakukan diagnosis dalam proses konseling, sehingga terhindar dari salah diagnosis.
CATATAN BERKALA Catatan berkala adalah catatan yang dibuat pada saat tertentu tingkah laku seseorang, kemudian dijadikan bahan rujukan dalam melukiskan kesan-kesan umumnya. Menurut Sutrisno Hadi (1990), dalam catatan berkala ini, observer tidak mencatat macam-macam kejadian khusus sebagaimana pada observasi daftar riwayat kelakuan, tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Apa yang dilakukan observer adalah mengobservasi cara-cara observee bertindak dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya observer menuliskan kesan-kesan umumnya. Setelah itu observer menghentikan penyelidikannya, untuk pada saat yang lain mulai menyelidiki lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Observasi dengan catatan berkala ini sudah tentu kurang dapat dipercaya dibandingkan dengan observasi anecdotal, karena penyelidik mungkin sekali telah melupakan banyak hal yang sedianya ia ingat ketika hendak dicatat pada akhir waktu penyelidikan. Jadi, ada “permasalahan” seputar rentang waktu antar-pengamatan, antara pengamatan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Permasalahan tersebut menyangkut kesesatan - kesesatan, baik ditinjau dari segi observer maupun observee (halo effects, generosity effects, dan carry-over effects sebagaimana pula dibahas pada pertemuan yang lalu). Kata kuncinya : � Observer hanya mencatat pada waktu-waktu tertentu saja. � Mencatat kesan-kesan yang umum.
DAFTAR CEK ATAU CEKLIST ☑� Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisi tentang daftar semua aspek yang akan diobservasi, observer hanya perlu memberikan tanda atau tidak dengan tanda cek (√) tentang aspek observasi. Daftar cek adalah sejumlah kalimat pernyataan yang berhubungan denga diri konseli, atau sejumlah problem yang mungkin dihadapi konseli. Dengan daftar ini konseli diharapkan memberi tanda cek (v) dibawah kolom yang menggambarkan sesuai atau tidak sesuai dengan dir. I mereka.
SKALA PENILAIAN v Skala penilaian ( rating skale ) adalah pencacatan gejala menurut tingkatan-t. Ingkatannya. Bentuk cacatan ini bukan hanya menggambarkan ada atau tidaknya gejala pada subyek yang sedang diamati seperti data daftar cek , tetapi lebih dari itu berupaya menggambarkan kondisi subyek sesuai tingkatan gejalanya. v Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. v Rating Scale adalah alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku/sifat yang harus dicatat secra bertingka. v Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. v Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang s. Ifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
ü Kegunaan Pemakaian Rating Scale Hasil observasi dapat dikuantifikasikan beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan. ü Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale 1. Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul akrab dengan siswa. 2. Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error ofcentral tendency ). 3. Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannya terhadap item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat kurang ( hallo effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap seorang siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih gradasi kurang pada item-item yang lain. 4. Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan kemudian mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical error ). 5. Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawaban terhadap butir yang lain ( carry over effect ).
Alat Mekanik/Elektrik ( Seperti: tape recorder, handphone, handycam, camera CCTV ) • METODE PENCATATAN Data Narasi Data narasi terdiri dari suatu bentuk data mentah yang hanya memiliki makna setelah diterjemahkan kedalam kategori-kategori atau bentuk numeric. Biasanya narasi ditujukan untuk menyajikan kejadian-kejadian perilaku dalam bentuk tertulis dengan cara yang sama, dan dalam urutan yang sama, sebagaimana yang sesungguhnya terjadi, seringkali tanpa makna interpretative. Kelemahan : Kelebihan narrative recording : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menyediakan sebuah pencatatan dari perilaku dan kesan-kesan umum Menjaga keaslian dari rangkaian perilaku Mengumpulkan perilaku dan menemukan kritik perilaku Memungkinkan meneliti progres perilaku Mencatata perilaku yang sukar diselidiki Membutuhkan sedikit peralatan Awal yang baik untuk prosedur penelitian yang sistematis 1. 2. 3. 4. 5. Tidak cocok untuk data kuantitatif Sulit untuk divalidasi Tidak mendeskripsikan secara penuh beberapa tipe dari perilaku kritis Sulit digeneralisasi Memungkinkan terjadinya perbedaan antar pengamat satu dengan pengamat yang lain
• Data Videotape Metode videotape dilakukan dengan cara merekam setiap hal dari perilaku spesifik (specific behavior) atau kejadian-kejadian yang ingin diukur selama periode observasi. Data videotape merekam perilaku sampel, dimana unit pengukurannya adalah perilaku. Dengan kata lain, observer menuggu perilaku atau kejadian yang ingin diukur itu muncul kemudian mencatatnya. Kelemahan : Kelebihan : 1. Mengukur atau melihat perilaku dengan frekuensi yang rendah atau jarang, dan oleh orang yang sehari-hari berada dalam setting observasi. 2. Memudahkan dalam mempelajari banyak perilaku atau peristiwa yang berbeda 3. Lebih efisien 4. Dapat menggunakan bermacam-macam cara pencatatan data yang berbeda 5. Memberikan informasi mengenai perubahan perilaku dari waktu ke waktu dan total 6. jumlah perilaku 1. 2. 3. 4. Tidak memberikan pola perilaku yang sifatnya sementara Sulit untuk mencapai reliabilitas antar observer Tidak cocok untuk melihat perilaku yang tidak diskrit Observer harus dapat mempertahankan konsentrasi dalam waktu yang lebih lama 5. Membuat perbandingan antar event satu dengan event yang lain akan sulit ketika periode waktunya tidak sama
• Data Checklist Metode Checklist adalah satu metode informal observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Checklist merupakan metode dengan dua cara pencatatan yaitu tebuka dan tertutup. Checklist digunakan untuk mengklasifikasi dan mengukur frekuensi dan durasi dari perilaku selama periode observasi dan dapat juga digunakan untuk mengobservasi materi dari video-recorder menjadi data. Checklist biasanya berisi jumlah unit perilaku atau kategori dengan deskripsi jelas untuk setiap unitnya. Keuntungan : Kelemahan : Metode Checklist adalah sederhana untuk dilakukan. Selain itu, metode dengan adanya pencatatan pada diskripsi memungkinkan observer mengetahui konteks perilaku secara lengkap. Dari metode ini adalah metode ini sedikit menguras energi, karena selain observer mencantumkan koding pada tabel yang sudah disediakan, observer juga harus memberikan diskripsi perilakunya.
• Data Frekwensi Data frekwensi diperoleh dengan menghitung jumlah dari waktu terjadinya suatu perilaku selama periode obervasi. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk satuan permenit, perjam atau perhari sehingga memungkinkan untuk membandingkan – bandingkan antar satu periode observasi lainnya dalam waktu yang berbeda. Pengukuran frekwensi dapat dicatat dengan alat penghitung mekanik sederhana dan relative mudah dilakukan terutama karena kita dapat melihatnya secara langsung. Kelebihan : Kelemahan : 1. Tingkat keakuratannya tinggi 2. Pengukuran bersifat pasti sehingga kesalahan pengukuran sangat kecil atau bahkan tidak ada. 1. Membutuhkan waktu yang lama dalam mengobservasi. 2. Membutuhkan perhatian observer yang konstan dan hanya bisa dilakukan untuk variabel yang kecil saja atau satu.
• Durasi Pencatatan durasi adalah pencatatan lama waktu setiap kali respon tersebut muncul, tidak hanya mencatat waktu kemunculan tetapi juga waktu yang dibutuhkan oleh subjek untuk melakukan respon tersebut. Data dilaporkan dalam bentuk peresentasi waktu untuk setiap respon tertentu yang muncul. Ketika suatu perilaku terjadi dalam rangkaian waktu yang lebih panjang seperti misalnya, respon terhadap pernyatan-pernyataan atau perilaku ‘gugup’ seperti menarik-narik rambut, maka hal itu akan lebih baik jika menggunakan pengukuran durasi. Seperti halnya frekwensi, kita harus dapat mengatakan kapan suatu perilaku dimulai dan kapan perilaku itu berhenti. Respon pengukuran durasi dapat ditraformasikan kedalam data frekwensi, presentase dari total waktu dan rata -rata lamanya respon tersebut. Sebagai tambahan dari pengukuran terhadap durasi dari respon itu sendiri, kita dapat juga mengukur waktu antara stimulus spesifik dengan respon atau disebut juga ‘period laten’. Sebagai contoh, waktu antara akhir dari suatu pernyataan dan awal suatu respon, atau disebut juga waktu antar respon (inter-respon time). Pengukuran waktu (stopwatch) atau jam pada vodeotape dapat digunkan untuk mengukur durasi waktu.
• Pencatatan Interval Sattler (2002) menjelaskan bahwa interval recording biasa juga disebut dengan time sampling, interval sampling, atau interval time sampling, dimana pencatatan tersebut merupakan salah satu teknik observasi yang berfokus pada perilaku spesifik dalam interval waktu tertentu. Terdapat beberapa prosedur pada interval recording, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Ø Ø Partial – interval time sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya sekali, dengan mengabaikan berapa lama itu berakhir atau berapa banyak waktu yang dibutuhkan pada interval tersebut. whole – interval time sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu interval dimulai dan diakhir interval tersebut. Metode ini pada umumnya digunakan ketika kita ingin mengetahui perilaku mana yang dimunculkan subyek secara terus menerus dalam satu interval. point time interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu spesifik dalam interval tertentu. sebagai contoh : observer mungkin mencatat perilaku yang spesifik, apabila prilaku itu muncul pada 10 detik pertama dalam satu jam. Momentary time interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada moment, interval dimulai dan diakhiri. sebagai contoh, apabila interval waktu 30 detik, kamu mencatat hanya perilaku yang diobservasi pada akhir interval 30 detik tersebut. kita dapat menggunakan prosedur ini untuk sebuah kelompok subyek. Variabel interoccasion interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku yang hanya terjadi selama waktu yang dipilih secara acak dalam interval Jam pertama – menit ke 30 sampai menit ke 31 Jam kedua – menit ke 20 sampai menit ke 21 Jam ketiga – menit ke 2 sampai menit ke 3 Jam keempat – menit ke 59 sampai menit ke 60
beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak melakukan interval recording, observer harus memutuskan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. jumlah waktu yang digunakan untuk mengobeservasi subyek. panjangnya periode observasi periode waktu selama observasi yang akan diselenggarakan, tipe interval recording yang ingin digunakan, panjangnya interval observasi, panjangnya pencatatan interval, apabila dibutuhkan, target perilaku yang ingin diobservasi, metode pencatatan data. Keuntungan Interval Recording : 1. membantu menggambarkan waktu yang penting-hubungan perilaku. 2. memfasilitasi pemeriksaan untuk realibilitas interobserver. 3. membantu memastikan perilaku yang ditemukan pada saat observasi dalam jangka waktu yang sama. 4. menggunakan waktu yang efisien. 5. fokus pada perhatian observer pada perilaku subyek. 6. Membantu mengumpulkan sejumlah besar observasi dalam periode waktu singkat Kelemahan Interval Recording 1. 2. 3. Perilaku yang diobservasi tampak berurutan, karena interval waktu- bukan karena perilaku tersebut. Hubungan antar perilaku dan permasalahan terlihat berlebihan tidak mengungkapkan frekuensi secara actual atau durasi dari perlaku.
- Slides: 15