AKUNTANSI SEWA 1 Nugraheni 2 Fikri 3 Risha

  • Slides: 25
Download presentation
AKUNTANSI SEWA 1. Nugraheni 2. Fikri 3. Risha 4. Alda 5. Dwita

AKUNTANSI SEWA 1. Nugraheni 2. Fikri 3. Risha 4. Alda 5. Dwita

“Pengertian Sewa” Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) dimana lessee

“Pengertian Sewa” Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) dimana lessee diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor pada periode yang telah disepakati. Atas diperolehnya hak tersebut, lessee diharuskan melakukan pembayaran kepada lessor. Istilah sewa pada pembahsan ini dulunya dikenal sebagai sewa guna usaha. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok sewa. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan.

Klasifikasi Sewa 1. Sewa Operasi (operating lease) Sewa operasi (operating lease) Transaksi sewa dikelompokkan

Klasifikasi Sewa 1. Sewa Operasi (operating lease) Sewa operasi (operating lease) Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. 2. Sewa Pembiayaan (finance lease) Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease Transaksi sewa dikelompokkan dalam sewa pembiayaan jika transaksi sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Klasifikasi sebagai Sewa Pembiayaan atau Sewa Operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya

Kriteria Sewa Pembiayaan Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir

Kriteria Sewa Pembiayaan Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan Masa sewa mencakup sebagian besar unsur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat mengunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Pada sewa

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di awal masa sewa sebesar nilai terndah antara nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Ø Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat bunga implisit. Jika lessee tidak mengetahui atau tidak praktis menghitung bunga implisit, maka digunakan tingkat bunga inkremental. Ø Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee dalam sewa pembiayaan ditambah kedalam jumlah yang diakui sebagai aset.

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Ø Lessee harus

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Ø Lessee harus memisahkan bagian beban bunga (beban keuangan) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Ø Lessee akan menyusutkan aset tersebut seperti halnya penyusutan pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 16 (Revisi 2011). Periode penyusutan tergantung dari kriteria sewa pembiayaan mana yang terpenuhi pada perjanjian sewa. Ø Jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut. Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin, maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Penyajian dan Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Pembiayaan Penyajian dan Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Ø Jika aset sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat disajikan sebagai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset tidak lancar. Ø Liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian liabilitas yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai liabilitas lancar dan sisanya disajikan sebagai liabilitas tidak lancar (jangka Panjang). Laporan Laba Rugi Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam tercatat aset lainnya.

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Pada tanggal 1 Januari

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150. 000, tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 41. 933. 455. PT Lessee membayar biaya langsung awal sebesar Rp 10. 000 diluar pembayaran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus. Diminta : 1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya ! 2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran sewa ke-2 !

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Langkah pertama yang

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa, yaitu sebagai berikut : 1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan kepada PT Lessor pada akhir masa sewa. 2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Kriteria ini juga tidak terpenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam perjanjian sewa. 3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian umur ekonomis aset sewaan (5 tahun). 4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai berikut :

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Pembayaran sewa minimum

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Pembayaran sewa minimum Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4, i=8%)* Rp 41. 933. 445 Rp 35. 770. 969 Nilai kini pembayaran sewa minimum** Rp 150. 000 Nilai wajar aset Rp 150. 000 X 5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Kriteria ini tidak terpenuhi karena tidak terdapat informasi terkait. Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis sewa adalah sewa pembiayaan, sehingga PT Lessee mengakui aset dan liabilitas terkait diawal masa sewa dengan jurnal sebagai berikut: 02 Januari 2015 Aset Sewa Pembiayaan Rp 160. 000 Liabilitas Sewa Pembiayaan Rp 150. 000 Kas Rp 10. 000

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Perlu diperhatikan bahwa

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jawaban Perlu diperhatikan bahwa pengakuan aset dilakukan pada awal masa sewa yaitu tanggal 2 Januari 2015. Sedangkan tanggal 1 Januari 2015 adalah awal sewa. Untuk memudahkan pencatatan selanjutnya, sebaiknya menggunakan tabel amortisasi seperti pada tabel 20. 1. Tanggal Tabel 20. 1 Tabel Amortisasi bagi Lessee--Tanpa Nilai Residu Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang 02/01/2015 Sewa Bunga(8%) - Pokok Piutang - Sewa - 41. 933. 445 150. 000 108. 066. 555 02/01/2015 41. 933. 445 02/01/2016 41. 933. 445 8. 645. 324 33. 288. 121 02/01/2017 41. 933. 445 5. 982. 275 35. 951. 170 74. 778. 434 38. 827. 264 02/01/2018 41. 933. 445 3. 106. 181 38. 827. 264 0

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jurnalnya 02 Januari 2015

Contoh 20. 2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai Residu Jurnalnya 02 Januari 2015 Liabilitas Sewa Pembiayaan Kas 41. 933. 445 31 Desember 2015 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan 40. 000 31 Desember 2015 Beban Penyusutan Utang Bunga 02 Januari 2016 Aset Sewa Pembiayaan Utang Bunga Kas 31 Desember 2018 Akumulasi Penyusutan Aset Sewa Pembiayaan 41. 933. 445 40. 000 8. 645. 324 33. 288. 121 8. 645. 324 41. 933. 445 160. 000

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Pada tanggal 1 Januari

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150. 000, dengan nilai residu Rp 30. 000. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 35. 768. 978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus. Diminta : 1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya ! 2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran sewa ke-2 !

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Berdasarkan analisis jenis sewa,

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Berdasarkan analisis jenis sewa, sama dengan ilustrasi sebelumnya (tanpa nilai residu), yaitu kriteria masa sewa terpenuhi sehingga sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Sedangkan untuk nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum, perhitungannya berbeda jika ada nilai residu. Jika Nilai Residu tidak dijamin oleh PT Lessee, maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah sebagai berikut : Jika Nilai Residu dijamin oleh PT Lessee, maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah sebagai berikut : Pembayaran Sewa Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%) Nilai kini pembayaran sewa** Nilai residu yang dijamin 3, 5770969 x Rp 127. 949. 104 0, 7350298 Nilai kini residu yang dijamin** Rp 22. 050. 896 Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 150. 000 Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%) Nilai kini pembayaran sewa** Nilai residu yang dijamin Rp 30. 000 Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)* Nilai wajar aset Pembayaran Sewa Rp 35. 768. 978 x Rp 35. 768. 978 3, 5770969 Rp 127. 949. 104 0 Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)* 0, 7350298 Nilai kini residu yang dijamin** 0 Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 127. 949. 104 Nilai wajar aset Rp 150. 000 *Dibulatkan x x

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak

Contoh 20. 3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak Dijamin Tabel 20. 1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Dijamin Penerimaan Tanggal Sewa 02/01/2015 Pendapatan Pengurangan Piutang Bunga(8%) Pokok Piutang Sewa Tanggal Penerimaan Sewa 150. 000 02/01/2015 Pendapatan Pengurangan Piutang Bunga(8%) Pokok Piutang Sewa 127. 949. 104 02/01/2015 35. 768. 978 - 35. 768. 978 114. 231. 022 02/01/2015 35. 768. 978 - 35. 768. 978 92. 180. 126 02/01/2016 35. 768. 978 9. 138. 482 26. 630. 497 87. 600. 525 02/01/2016 35. 768. 978 7. 374. 410 28. 394. 568 63. 785. 558 02/01/2017 35. 768. 978 7. 008. 042 28. 760. 936 58. 839. 589 02/01/2017 35. 768. 978 5. 102. 845 30. 666. 134 58. 839. 589 02/01/2018 35. 768. 978 4. 707. 167 31. 061. 811 27. 778 02/01/2018 35. 768. 978 2. 649. 554 33. 119. 424 0 31/12/2018 30. 000 2. 222 27. 778 0 31/12/2018 - -

Tabel 20. 4 Perbandingan Jurnal bagi Lessee antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin

Tabel 20. 4 Perbandingan Jurnal bagi Lessee antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin Tanggal 02/01/2015 Jurnal Aset Sewa Pembiayaan Liabilitas Sewa Pembiayaan Kas 31/12/2015 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Beban Bunga Utang Bunga Liabilitas Sewaan Utang Bunga Kas 31/12/2018 Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak Dijamin 150. 000 127. 949. 104 150. 000 35. 768. 978 30. 00* Liabilitas Sewa Pembiayaan Beban Bunga Akumulasi Penyusutan 9. 138. 482 26. 630. 497 9. 138. 482 27. 778 2. 222 120. 000 127. 949. 104 35. 768. 978 30. 000 9. 138. 482 35. 768. 978 31. 987. 276** 31. 987. 276 7. 374. 410 28. 394. 568 7. 374. 410 35. 768. 978 127. 949. 104 Aset Sewa Pembiayaan 150. 000 127. 949. 104 *( Rp 150. 000 – Rp 30. 000)/4 ** 127. 949. 104, 42/4

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Operasi - Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Perlakuan

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Operasi - Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena lessee hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna Ø Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang dilakukan oleh lessee Laporan Laba Rugi Penyajian dan Pengungkapan Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.

Contoh Sewa Operasi Pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun

Contoh Sewa Operasi Pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun kepada PT Lessor dengan membayar sewa Rp 10. 000 per bulan. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. PT Lessor membebaskan PT lessee atas pembayaran sewa selama 6 bulan pertama, sehingga PT Lessee mengakui dan membayar beban sewa pada tahun 2015 sebesar Rp 60. 000 sekalipun gedung telah digunakan selama 1 tahun. Berapa beban sewa yang harus diakui PT Lessee pada tahun 2015 ?

Contoh Sewa Operasi Jawaban Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp 10. 000 x 42 bulan

Contoh Sewa Operasi Jawaban Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp 10. 000 x 42 bulan ) Rp 420. 000 Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulan Beban sewa per bulan ( RP 420. 000/48 bulan ) Rp 8. 750. 000 Beban sewa/tahun berdasarkan ISAK 23 (Rp 8. 750. 000 x 12 bulan ) Rp 105. 000 Berdasarkan perhitungan diatas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih tinggi (Rp 60. 000 dikoreksi menjadi Rp 105. 000), namun pada tahun-tahun selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp 120. 000 menjadi Rp 105. 000)

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Dalam sewa

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, yaitu investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit. Ø Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan tingkat bunga implisit. Ø Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Ø Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam nilai investasi bersih.

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pembiayaan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Lessor harus memisahkan

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pembiayaan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Penyajian dan Pengungkapan Ø Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan-pengakuan dan pengukuran. Ø Piutang pembiayaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian piutang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar. Laporan Laba Rugi Ø Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya. Rugi , kecuali jika beban

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Operasi Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Sama halnya

Akuntansi Sewa Bagi Lessee - Sewa Operasi Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Sama halnya dengan lessee, perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui pendapatan atau pembayaran sewa yang diterima. Ø Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima dari lessee. Ø Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai asset sewaan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Penyajian dan Pengungkapan Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecualai terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan asset sewaan yang menurun. Laporan Laba Rugi Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pabrikan atau Dealer Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pabrikan atau Dealer Pengakuan Awal dan Pengukuran Ø Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, seperti piutang halnya sewa pembiayaan pada umunya. Ø Lessor pabrikan atau dealer juga mengakui pendapatan penjualan pada awal sewa sebesar nilai wajar aset atau sebesar nilai kini dar pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah. Ø Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga pasar. Ø Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Ø Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosisasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pabrikan atau Dealer Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Penyajian

Akuntansi Sewa Bagi Lessor - Sewa Pabrikan atau Dealer Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Penyajian dan Pengungkapan Pengukuran setelah pengakuan awal untuk sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya, yaitu lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa, seperti pada pembahasan sebelumnya.