AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban Lancar adalah
AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN
Kewajiban Lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar : Ø Dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan (tergantung mana yang lebih panjang) dan Ø Dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain. Kewajiban lancar meliputi : Utang wesel, utang dagang, pendapatan diterima di muka, beban yang masih harus dibayar seperti : utang gaji, utang pajak, utang bunga.
Jenis-jenis Kewajiban Lancar UTANG WESEL (WESEL BAYAR) Kewajiban yang didukung dengan bukti tertulis secara formal, dalam bentuk wesel atau promes. WESEL BERBUNGA, misal : Tanggal 1 Oktober 2017 Bank Duta menyetujui untuk memberi pinjaman Rp. 10. 000, - Untuk itu Bank minta kepada CV. Progo untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12% dan berjangka waktu 4 bulan.
Jika wesel berbunga, maka jumlah uang yang diterima CV. Progo setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai nominal wesel tersebut. Jurnal yang harus dibuat oleh CV. Progo pada tanggal 1 Oktober 2017 adalah : Oktober 1 Kas ……. 10. 000, 00 Utang wesel ……. . 10. 000, 00 (untuk mencatat penerimaan kas dan pencairan wesel, 12%, 4 bulan)
Seandainya tahun buku CV. Progo berakhir tanggal 31 Desember dan pada tanggal tersebut perusahaan menyusun Neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang bunga sebesar Rp. 300. 000, 00 (Rp. 10. 000 x 12% x 3/12) untuk periode bulan Oktober s/d Desember 2016. Jurnal penyesuaian per tanggal 31 Desember adalah : Des 31 Beban Bunga ……. 300. 000, 00 Utang Bunga ………………. 300. 000, 00
Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1 Februari 2018 (tanggal jatuh wesel) adalah sebagai berikut : Feb 1 Utang Wesel. . . 10. 000, 00 Utang Bunga ……. . 300. 000, 00 Beban Bunga ……… 100. 000, 00 Kas ………………. …… 10. 400. 000, 00
Wesel Tidak Berbunga, misal : CV. Progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp. 10. 400. 000, 00 jangka waktu 4 bulan tanpa bunga untuk Bank Duta Pertiwi. Nilai tunai wesel adalah Rp. 10. 000, 00 Jurnal untuk mencatat transaksi diatas dalam pembukuan CV. Progo adalah sebagai berikut : Okt 1 Kas 10. 000 , 00 …………… Diskonto Utang Wesel 400. 000, 00 Utang Wesel ……………. …. . . 10. 400. 000, 00 (Untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan Wesel, 4 bulan tanpa bunga)
Seandainya CV. Progo menyusun laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember, maka pada tanggal 31 Desember 2016 harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga selama tahun 2016 dan mengurangi saldo rekening Diskonto Utang Wesel sebesar Rp. 300. 000, 00 (3/4 x Rp. 400. 000, 00) sbb: Des 31 Beban Bunga ……. . 300. 000, 00 Diskonto Utang Wesel ……. . . 300. 000, 00 (untuk mencatat bunga wesel selama 3 bulan)
Dengan adanya jurnal penyesuaian diatas, maka saldo rekening Diskonto Utang wesel tinggal Rp. 100. 000, 00 (Rp. 400. 000, 00 – Rp. 300. 000, 00) Penyajian Utang Wesel dan Diskonto Utang Wesel dalam Neraca per 31 Desember 2016 adalah sbb : Utang Wesel ………… Rp. 10. 400. 000, 00 Dikurangi Diskonto Utang Wesel ……. . 100. 000, 00 Rp. 10. 300. 000, 00
Pada tanggal Jatuh Wesel, rekening Diskonto Utang Wesel akan ber-Saldo Nol, dan nilai Jatuh Wesel dibayar. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Februari untuk mengakui bunga satu bulan dan pembayaran Utang Wesel adalah sebagai berikut : Feb Utang 1 Wesel …………. …… 10. 400. 000, 00 Beban Bunga Diskonto……………. … Utang Wesel 100. 000, 00 … 10. 400. 000, Kas …………………. . (untuk mencatat bunga satu bulan dan melunasi 00 wesel) Jurnal diatas mengakui bunga untuk bulan Januari 2017 sebesar Rp. 100. 000, 00 dan sekaligus mencatat pelunasan Utang Wesel beserta bunganya sebesar Rp. 10. 400. 000, 00
Perbandingan Wesel Berbunga dengan Wesel Tidak Berbunga Laporan Rugi. Laba 300. 000, 00 Beban Bunga Neraca 10. 000, 10. 400. 000, Utang Wesel 00 00 Utang Bunga 300. 000, 00 Diskonto Wesel 100. 000, 00 10. 300. 000, Seperti terlihat diatas, 00 Beban bunga, Utang bunga 00 dan Utang wesel sama besarnya untuk kedua jenis Wesel tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada rekening yang diperlukan.
Utang Pajak yang dipungut dari pembeli untuk disetorkan ke Kas Negara ditinjau dari pihak penjual merupakan utang kepada negara yang disebut Utang Pajak PPN. Contoh : Pada tanggal 25 Maret 2016, PT. Kendari menjual barang seharga Rp. 10. 000, 00. Atas penjualan tersebut PT. Kendari memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, sehingga jumlah Kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp. 11. 000, 00.
Jurnal yang dibuat oleh PT. Kendari atas transaksi penjualan diatas adalah sebagai berikut : Maret 25 Kas ……………. 11. 000, 00 Penjualan ………………. 10. 000, 00 Utang PPN ……………. . 1. 000, 00 (untuk mencatat penjualan dan utang Pajak Pertambahan Nilai)
Pendapatan Diterima Di Muka Pencatatan dan penyelesaiannya : Apabila perusahaan menerima pembayaran di muka dari pembeli, maka rekening Kas didebet dan rekening utang yang disebut Pendapatan Diterima Di Muka dikredit. 2. Apabila barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan, maka rekening Pendapatan Diterima Di Muka didebet, dan rekening pendapatan dikredit. 1.
Bagian Dari Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Pada Tahun Ini Perusahaan kadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang sebagian diantaranya akan jatuh tempo (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih dari setahun sejak tanggal neraca. Contoh : PT. Kerinci pada tanggal 1 Januari 2016 menerima pinjaman jangka panjang dari Bank Nusantara. Pada tanggal tersebut ditandatangani sebuah Promes yang bernilai nominal Rp. 25. 000, 00 dengan jangka waktu 5 tahun. Dalam perjanjian ditetapkan bahwa Promes tersebut harus diangsur--
… pada setiap tanggal 1 Januari (mulai 1 Januari 2017) sebesar Rp. 5. 000, 00. Apabila PT. Kerinci menyusun Neraca pada tanggal 31 Desem-ber 2016, maka dalam neraca tersebut 1/5 bagian dari utang wesel diatas (Rp. 5. 000, 00) harus dilaporkan sebagai kewajiban jangka pendek, sedang sisanya (Rp. 20. 000, 00) dilaporkan sebagai kewajiban jangka panjang. Dalam Neraca, bagian utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, dilaporkan dengan judul ”Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun”.
Pelaporan Kewajiban Lancar Dalam Neraca PT. JAYAWIJAYA Kewajiban Lancar (dalam jutaan) ………………Rp. 362 Utang Wesel ……. 1. 498 Utang Dagang ……………… 733 Utang Gaji ……. 356 Utang Pajak …………………. . ………… 78 Utang Jk. Pj. Jatuh Tempo dlm ……. . 190 1 tahun ……………… 65 Utang Bunga ……. Rp. 3. 482 Utang Lain-lain ……. . … Jumlah Kewajiban Lancar. . . . . ……
AKUNTANSI PENGGAJIAN Kewajiban perusahaan kepada para karyawan : • Upah dan Gaji • Tunjangan, a. l. : BPJS kesehatan, tenaga kerja, tunjangan Hari Tua, tunjangan asuransi dan tunjangan lainnya. Maka diperlukan akuntansi penggajian yang tepat, disertai pengawasan yang memadai. Akuntansi penggajian bukan hanya soal pembayaran gaji/upah kepada para karyawan, tetapi perusahaan berkewajiban untuk menyelenggarakan administrasi penggajian data pajak penghasilan tiap karyawan.
GAJI & UPAH Pentingnya Pengendalian Intern atas penggajian. Tujuan pengendalian intern adalah : 1) 2) Untuk mengamankan kekayaan perusahaan dari pembayaran gaji yang tidak sah. Untuk menjamin ketelitian dapat diper-cayanya catatan akuntansi tentang penggajian.
Kegiatan penggajian meliputi 4 fungsi, yaitu : • • Pengangkatan pegawai Perhitungan waktu kerja pegawai Pembuatan daftar gaji Pembayaran gaji Agar sistem pengendalian intern berjalan dengan efektif maka ke-4 fungsi tersebut harus diberikan pada bagian atau orang yang berbeda.
PENGHASILAN KOTOR Penghasilan kotor terdiri atas 3 sumber : • Upah • Gaji • Bonus Contoh : Jenis Pembayaran Biasa Lembur Total Upah Ja m 160 16 Tarif Rp. 2. 500, 00 3. 000, 00 Penghasilan Kotor Rp. 400. 000, 00 48. 000, 00 Rp.
BONUS : Contoh : P. T. Lawu memberi bonus kepada karyawannya sebesar 10% dari penjualan. Seandainya penjualan pada suatu tahun berjumlah Rp. 200. 000, 00 maka bonus yang dibayarkan kepada karyawan berjumlah Rp. 20. 000, 00 JURNAL : Beban Bonus ……………… 20. 000, 00 Utang Bonus ………………. . 20. 000, 00 (untuk mencatat bonus) Apabila bonus dibayar, maka rekening Utang Bonus didebet dan Kas dikredit.
POTONGAN GAJI Potongan Wajib berupa : • Pajak Penghasilan karyawan • Iuran Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (BPJS) Pajak Penghasilan Karyawan Berdasarkan UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh 1984) perusahaan wajib melakukan pemotongan pajak atas penghasilan para karyawannya yang memenuhi ketentuan UU tersebut.
PPh Pasal 21 adalah : Pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atas jabatan atau sebagai imbalan atas jasa. Wajib pajak PPh pasal 21 adalah wajib pajak dalam negeri yang meliputi : • • Pegawai, karyawan atau karyawati tetap Pegawai, karyawan atau karyawati lepas Penerima honorarium Penerima upah, baik upah harian, upah borong-an maupun upah satuan.
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN RUTIN BULANAN PENGHASILAN Gaji sebulan (gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan lain yang berbentuk rupiah Iuran asuransi kecelakaan kerja *) Iuran asuransi kematian *) Penghasilan Bruto sebulan xxxx (+) xxxx
Potongan-potongan yang diperkenankan Biaya jabatan 5% dari penghasilan bruto menurut aturan maksimal Rp. 45. 000, 00 Iuran Pensiun **) Iuran Tunjangan Hari Tua **) Jumlah potongan yang diperkenankan Penghasilan Neto Sebulan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Penghasilan Kena Pajak (PKPb) xxxx xxxx (+) (-)
Penghasilan Kena Pajak Setahun (PKPt) = PKPb x 12 PPh pasal 21 Setahun = Tarif pasal 17 x PKPt PPh pasal 21 Sebulan = PPh pasal 21 Setahun = 12 *) Pemberi kerja masuk program ASTEK dan iuran tersebut dibayar oleh pemberi kerja. **) Dibayar oleh wajib pajak sendiri.
Iuran Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK/JAMSOSTEK/BPJS) Berdasarkan pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977, perusahaan wajib menye-lenggarakan program ASTEK/BPJS dengan mempertanggungkan tenaga kerjanya yang bekerja dalam suatu ikatan kerja dengan perusahaan dalam program : • Asuransi Kecelakaan Kerja • Asuransi Kematian • Program Tabungan Hari Tua Contoh :
Misalkan perusahaan tempat Budiman bekerja turut serta dalam program Astek yang meliputi asuransi kecelakaan, tenaga kerja, tabungan hari tua dan asuransi kematian. Untuk penghasilan Budiman pada bulan ini sebesar Rp. 448. 000, 00. Iuran Astek yang harus dibayar kepada Perum Astek adalah sebagai berikut : Ditanggung oleh : Perusahaan Tenaga Kerja Asuransi Kecelakaan 28/1000 x Rp. 448. 000, 00 Tabungan Hari Tua 1, 5% x Rp. 448. 000, 00 1% x Rp. 448. 000, 00 Asuransi Kematian 0, 5% x Rp. 448. 000, 00 Rp. 12. 544, 00 6. 720, 00 2. 240, 00 Rp. 21. 504, 00 Rp. 4. 480, 00
Potongan Sukarela • • • Potongan untuk iuran Koperasi Potongan untuk iuran Korpri Potongan untuk Angsuran pinjaman karyawan Pencatatan Gaji dan Upah Berdasar daftar gaji yang telah disusun oleh bagian penggajian bagian akuntansi akan mencatat biaya gaji dan upah dengan jurnal :
Jan 31 Beban Gaji kantor ………. xxxxx Beban Upah ………………. . . xxxxx Utang PPh karyawan ……………… Utang Astek ………………. . Utang Koperasi. . . . Piutang Karyawan ………… Utang Gaji dan Upah ……………. . . (untuk mencatat gaji dan upah) Pembayaran kepada karyawan : Jurnal : Jan 31 Utang gaji dan upah ……. . …. xxxxx Kas ………………. ……. . xxxxx xx xxxxx
* Biaya tenaga kerja yang menjadi Tanggungan -Perusahaan Jurnal : Jan 31 Beban Tenaga Kerja ………………. . xxx Utang Astek/BPJS - Perusahaan ………. xxx (untuk mencatat iuran Astek/BPJS yang menjadi beban perusahaan) * Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pembayaran iuran Astek/BPJS yang telah dipotong dari gaji karyawan maupun yang menjadi beban perusahaan ke Perum Astek/BPJS adalah sebagai berikut : Utang Astek/BPJS – Perusahaan ……. . xxx Utang Astek/BPJS – Karyawan ………. xxx Kas ……………………. xxx (Pembayaran iuran Astek/BPJS)
- Slides: 32