AKUNTANSI 2 Persediaan Oleh Herlambang Pudjo Santosa TUJUAN
AKUNTANSI 2 Persediaan Oleh : Herlambang Pudjo Santosa
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjelaskan pengertian tentang persediaan. Menjelaskan karakteristik persediaan. Mencatat persediaan dengan periodic inventory System. Mencatat persediaan dengan perpetual inventory System. Menghitung harga pokok persediaan dengan metode FIFO, LIFO, Average. Penilaian terhadap persediaan selain pendekatan harga pokok persediaan
Persediaan Barang Dagangan Menurut Wibowo dan Abubakar Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Karakteristik Persediaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Barang tersebut dijual kepada konsumen selama periode kegiatan normal perusahaan. Sistem pencatatan persediaan menggunakan 2 metode yaitu: Sistem Persediaan Periodik dan Sistem Persediaan Perpetual. Penilaian persediaan menggunakan 2 cara penilaian yaitu dengan pendekatan Arus Harga Pokok dan selain Arus Harga Pokok. Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal suatu periode akuntansi disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada akhir suatu periode akuntansi disebut persediaan akhir. Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode akuntansi berikutnya.
Metode Sistem Persediaan Periodik Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodik harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang. Contoh soal : Pada Tanggal 20 Mei 2015 perusahaan menjual barang dagangan secara kredit sebesar Rp 200. 000. Harga pokok penjualan persediaan barang dagang sebesar Rp 160. 000. Bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode periodik ? Penyelesaian :
Metode Sistem Persediaan Perpetual Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur). Contoh soal : Pada Tanggal 20 Mei 2015 perusahaan menjual barang dagangan secara kredit sebesar Rp 200. 000. Harga pokok penjualan persediaan barang dagang sebesar Rp 160. 000. Bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode perpetual ? Penyelesaian :
Perbandingan Metode Periodik dan Metode Perpetual
Perbandingan Metode Periodik dan Metode Perpetual
Penilaian Persediaan 1. 2. 3. Sistem Periodik FIFO LIFO Average Pendekatan Harga Pokok Penjualan Sistem Perpetual Penilaian Persediaan Selain Pendekatan Harga Pokok Penjualan 1. 2. 3. FIFO LIFO Average 1. Low cost of market 2. Gross profit method 3. Retail method
Harga Pokok Persediaan (Metode FIFO) o Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan pertama masuk akan dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). o Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan.
CONTOH SOAL METODE FIFO Perusahaan memiliki persediaan awal sejumlah 100 unit dengan nilai per unit sebesar Rp 1. 000, kemudian perusahaan tersebut melakukan pembelian dan penjualan dengan data : Pembelian : Penjualan : 4 Okt 2014 ; 200 unit ; @Rp 1. 100 5 Okt 2014 ; 60 unit 6 Okt 2014 ; 100 unit ; @Rp 1. 200 7 Okt 2014 ; 60 unit Diminta : Hitunglah Nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan (HPP) ! Tgl 1 Okt 4 Okt 5 Okt 6 Okt 7 Okt Pembelian Penjualan Unit HPP (Rp) Jumlah (Rp) 200 100 1, 100 1, 200 220, 000 120, 000 Penyelesaian : Nilai Persediaan Akhir Nilai HPP Unit HPP (Rp) 60 1, 000 40 1, 000 20 1, 100 Saldo Jumlah (Rp) Unit HPP (Rp) 60, 000 40, 000 22, 000 100 200 40 200 180 100 1, 000 1, 100 1, 200 = Rp 198. 000 + Rp 120. 000 = Rp 60. 000 + Rp 40. 000 + Rp 22. 000 = Rp 318. 000 = Rp 122. 000 Jumlah (Rp) 100, 000 220, 000 40, 000 220, 000 198, 000 120, 000
Harga Pokok Persediaan (Metode LIFO) • • Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang pertama masuk (dibeli). Metode ini menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
CONTOH SOAL METODE LIFO : Perusahaan memiliki persediaan awal sejumlah 100 unit dengan nilai per unit sebesar Rp 1. 000, kemudian perusahaan tersebut melakukan pembelian dan penjualan dengan data : Pembelian : Penjualan : 4 Okt 2014 ; 200 unit ; @Rp 1. 100 5 Okt 2014 ; 60 unit 6 Okt 2014 ; 100 unit ; @Rp 1. 200 7 Okt 2014 ; 60 unit Diminta : Hitunglah Nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan (HPP) ! Tgl 1 Okt 4 Okt 5 Okt 6 Okt 7 Okt Pembelian Penjualan Unit HPP (Rp) Jumlah (Rp) 200 1, 100 1, 200 220, 000 120, 000 Penyelesaian : Nilai persediaan akhir Nilai HPP Unit HPP (Rp) 60 1, 100 60 1, 200 Saldo Jumlah (Rp) Unit HPP (Rp) 66, 000 72, 000 100 200 140 100 140 1, 000 1, 100 1, 200 1, 000 1, 100 1, 200 = Rp 100. 000 + 154. 000 + 48. 000 = Rp 66. 000 + Rp 72. 000 = Rp 302. 000 = Rp 138. 000 Jumlah (Rp) 100, 000 220, 000 100, 000 154, 000 120, 000 100, 000 154, 000 48, 000
Harga Pokok Persediaan (Metode rata-rata tertimbang) o Metode ini persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan FIFO method dan nilai persediaan LIFO method. o Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
CONTOH SOAL METODE RATA-RATA TERTIMBANG : Perusahaan memiliki persediaan awal sejumlah 100 unit dengan nilai per unit sebesar Rp 1. 000, kemudian perusahaan tersebut melakukan pembelian dan penjualan dengan data : Pembelian : Penjualan : 4 Okt 2014 ; 200 unit ; @Rp 1. 100 5 Okt 2014 ; 60 unit 6 Okt 2014 ; 100 unit ; @Rp 1. 200 7 Okt 2014 ; 60 unit Diminta : Hitunglah Nilai Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan (HPP) ! Tgl 1 Okt 4 Okt 5 Okt 6 Okt 7 Okt Pembelian Unit 200 100 HPP (Rp) Penjualan Jumlah (Rp) 1, 100 220, 000 1, 200 120, 000 Unit HPP (Rp) Saldo Jumlah (Rp) 60 1, 067 64, 000 60 1, 106 66, 353 Unit HPP (Rp) 100 1, 000. 00 300 1, 066. 67 240 1, 066. 67 340 1, 105. 88 280 1, 105. 88 1. 066, 67 berasal dari (Rp 100. 000 + Rp 220. 000) / 300 1. 105, 88 berasal dari (Rp 256. 000 + Rp 120. 000) / 340 Penyelesaian : Nilai HPP = Rp 130. 353 (64. 000 + 66. 353) Nilai persediaan akhir = Rp 309. 647 Jumlah (Rp) 100, 000 320, 000 256, 000 376, 000 309, 647
Retail Method (Metode Eceran) q Metode ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. q Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan retail dan department store, yang memperjualbelikan banyak jenis barang dengan frekuensi perputaran barang yang relatif tinggi. q Tujuan penggunaan Metode Harga Jual Eceran : 1. Untuk menentukan nilai persediaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek, di mana tidak dimungkinkan untuk melakukan stock opname. 2. Sebagai alat untuk menentukan harga pokok (taksiran) dari kuantitas barang yang ada di gudang (harga pokok persediaan akhir) 3. Sebagai pengawasan terhadap aktivitas pembelian, penjualan, dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi persediaan.
Retail Method (Metode Eceran) Tahap-tahap penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran : 1. Penentuan besarnya barang tersedia untuk dijual dengan harga pokok dan harga jual eceran 2. Penentuan Cost Ratio 3. Penentuan besarnya Penjualan bersih 4. Penentuan nilai persediaan akhir menurut harga jual eceran 5. Penentuan taksiran harga pokok persediaan akhir
Contoh Soal Retail Method (Metode Eceran)
Gross Profit Method (Metode Laba Kotor) q Metode ini penilaian persediaan bersifat estimasi. q Penilaian persediaan mendasarkan pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun. q Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan untuk menguji ketelitian data akuntansi apabila sistem permanen digunakan.
Contoh Soal Gross Profit Method (Metode laba kotor) Dari catatan pembukuan yang diperiksa, diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan sbb : • Persediaan awal (1 Januari) Rp 75. 000, • Pembelian Rp 705. 000, • Penjualan Rp 930. 000, Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, maka besarnya nilai persediaan akhir (31 Desember) adalah ? • Penjualan • Laba Kotor (25% x Rp 930. 000) • Harga Pokok Penjualan • • • Persediaan awal (01 Januari) Pembelian Barang yang tersedia untuk dijual HPP Taksiran Persediaan akhir = Rp 930. 000 = (Rp 232. 500) = Rp 697. 500 = Rp 75. 000 = Rp 705. 000 + = Rp 780. 000 = (Rp 697. 500) = Rp 82. 500
Low Cost of Market (Harga Terendah antara Harga Pokok dan Harga Pasar) q Metode ini diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal. q Metode ini membandingkan nilai yang lebih rendah antara nilai pasar dan nilai perolehan. Nilai pasar yang dipilih harus dibatasi. q Metode LCM ini, prosedur penilaian persediaan yang dilakukan adalah dengan memilih nilai yang terendah antara harga pokok dengan harga pasar. Metode ini diterapkan utnuk menilai persediaan yang memiliki nilai di bawah cost awal yang disebabkan oleh kejadian-kejadian seperti perubahan tingkat harga, kerusakan dan lain sebagainya. Kondisi tersebut tentu akan menyebabkan kerugian perusahaan dan barang tentu pula perusahaan harus mengakui timbulnya kerugian tersebut.
Contoh Soal Low Cost of Market (Harga Terendah antara Harga Pokok dan Harga Pasar)
TERIMA KASIH
- Slides: 22