AKSIOMAAKSIOMA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Yun Fitrahyati Laturrakhmi Sinta

AKSIOMA-AKSIOMA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Yun Fitrahyati Laturrakhmi Sinta Swastikawara Diyah Ayu Amalia Avina

Pengantar Aksioma adalah satu perangkat kepercayaan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu (Guba dalam Moleong, 2005) Dalam KAP, terdapat aksioma-aksioma (prinsip) yg terjadi hampir pada setiap ‘pertemuan’ interpersonal – didasarkan atas riset Watzlawick, Beavin dan Jackson (transactional researcher) (dalam De. Vito, 2013)

Palo Alto dan Studi Komunikasi Nobert Wiener Gregory Bateson Second order of Cybernetics Pemikiran Khas Palo Alto School dipengaruhi kuat oleh gagasan sibernetika, memandang komunikasi sebagai sebuah sistem

§ Bersama-sama dengan Gagasan Nobert Wiener tentang Cybernetics, pemikiran Heinz von Foester turut mempengaruhi pemikiran Gregory Bateson dalam Mahzab Palo Alto (Rogers, 1997) § Kemudian, pemikiran Gregory Bateson mengilhami munculnya pemikiran Watzlawick, Beavin dan Jackson (dari Mahzab Palo Alto juga) khususnya dalam menggambarkan komunikasi interpersonal (Craig & Muller, 2007)

Bagi Wiener, komunikasi terdiri atas pola-pola feedback dan respon (Craig & Muller, 2007); semakin menggambarkan keterkaitan antara komunikator dan komunikan maupun lingkungan sebagai sebuah sistem dan interdependensi

Kontribusi Mahzab Palo Alto pada Studi Komunikasi • Pemikiran Palo Alto menekankan pada pemahaman tentang equivocal communication, pemahaman tentang communication pathologies serta mempertanyakan apakah semakin banyak dan semakin jelas komunikasi selalu bersifat fungsional • Pemikiran kelompok Palo Alto yaitu komunikasi manusia tidak hanya dilakukan secara sadar, disengaja sebagai langkah menuju pada terbentuknya kesaling-pahaman (Rogers, 1997)

Watzlawick, Beavin & Jackson § Mahzab Palo Alto – di bawah Bateson dan Don Jackson (Rogers, 1997) • Terkenal dengan aksioma ‘one cannot communicate’ mengandung catatan bahwa ‘one cannot respond’ (Craig& Muller, 2007) § Mengajukan 5 aksioma dalam komunikasi interpersonal yang sangat menggambarkan gagasan dasar bahwa komunikator dan komunikan saling terhubung, dipandang sebagai sistem yang bekerja (Craig& Muller, 2007)

Perspektif transaksional memandang KAP sebagai (1) proses dengan (2) elemen yang bersifat saling bergantung (interdependent) (De. Vito, 2013) Aksioma 1: KAP sebagai SEBUAH PROSES TRANSAKSIONAL

Basic of communication models

INTERPERSONAL COMMUNICATION IS TRANSACTIONAL PROCESS Humans will always communicate with dynamic environment, followed with their respective roles who also became a dynamic Communicator Communicant

Proses Interdependen ‘an ever-changing circular process’ Masing 2 partisipan maupun elemen 2 yg dilibatkan di dalamnya saling bergantung Individu maupun lingkungan turut berubah-ubah – secara jelas ataupun samar Setiap elemen 'exist' karena keterkaitannya dengan elemen 2 lainnya Proses sirkular masing 2 individu secara simultan hadir sebagai speaker dan listener (actor dan reactor) perubahan pada 1 elemen akan membawa pada elemen lainnya

• Setiap interaksi interpersonal mengandung tujuan tertentu, bahkan kombinasi tujuan-tujuan tertentu Aksioma 2: To Learn To Relate KAP sebagai TINDAKAN yang BERTUJUAN To Influence To Play To Help

‘To Learn’ § KAP memungkinkan kita untuk belajar dan mendapat pemahaman lebih tentang dunia luar (objek, kejadian, orang lain) § KAP juga membantu kita untuk mempelajari siapa dan bagaimana diri kita, bagaimana kita menampilkan diri kita di depan orang lain § Bagaimanapun, keyakinan, nilai dan perilaku kita lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi interpersonal dibandingkan bentuk yang lebih luas lainnya

• KAP membantu kita untuk berhubungan dengan orang lain • KAP merupakan jantung bagi kebutuhan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan ‘To Relate’ (De. Vito, 2013) • ‘Communication also allows us to construct or reconstruct individual and joint histories’ (Wood, 2012)

• Mendefinisikan hubungan sebelumnya sbg ‘cinta monyet’ dst. . . • Riset Scarft di tahun 1987 (dalam Wood, 2012) menunjukkan bahwa marriage counselors report that couples routinely work out face-saving explanations for affairs so that they can stay together in the aftermath of infidelity • KAP menjadikan kita menyadari berapa lama hubungan kita bangun, seberapa banyak hal yang sdh dilalui muncul shared meanings bukan hanya tentang self tetapi juga tentang interaksi dan relationship

‘To Influence’ ‘To Play’ KAP memungkinkan kita mempengaruhi orang lain, baik sikap maupun perilaku KAP menyajikan fungsi ini sebab KAP memungkinkan individu melakukan hal 2 untuk melepas kepenatan Contoh: saling bersenda gurau, bercerita tentang liburan, dst

KAP menyajikan fungsi untuk membantu partner komunikasi kita ‘ To Help’ § § Para therapist menggunakan komunikasi sebagai bagian dari proses perawatan dan penyembuhan pasien – komunikasi terapeutik Diskusi dengan kakak tentang pekerjaan mana yang harus diambil

Aksioma 3: SETIAP PARTISIPAN BERTINDAK dan BEREAKSI sebagai SEBUAH KESATUAN yang UTUH • Segala hal yang ada di dalam diri kita (nilai, norma, sudut pandang tentang dunia, keyakinan, dst) sangat berpengaruh pada bagaimana kita menciptakan pesan dan bagaimana kita menerima pesan • Dalam KAP, individu akan bertindak dipengaruhi oleh seluruh jatidirinya (intelektual- emosional)

EACH PARTICIPANT REACT AND ACTING AS A WHOLE UNITY Individuals in interpersonal communication, act and react based on the complexity of the individual self (identity) that have an impact on the creation and reception of messages in intepersonal communication

emotional intellecatual skill Individual perspective Norm and value

• Some degree of ambiguity exists in all interpersonal communication, all message are ambiguous in some degree • Ketika kita mengkomunikasikan ide kita, kita tidak pernah mengkomunikasikan makna kita secara total dan tepat Aksioma 4: INTERPERSONAL COMMUNICATION is AMBIGUOUS ü Kita mengkomunikasikan makna tsb dengan tepat secara masuk akal ü Secara umum, hampir setiap hubungan mengandung uncertainty ü Ambiguitas seringkali menyebabkan seseorang menyimpulkan penyebab perilaku orang hanya berdasarkan satu dua perilaku saja

Tes Hubungan • Direction: Tuliskan 6 hal yang berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apa yang bisa dan tidak bisa dikatakan masing dari Anda dalam hubungan ini? – tuliskan 4 hal 2. Bagaimana Anda dan pasangan mendeskripsikan hubungan ini? – tuliskan 4 hal 3. Bagaimana menurut Anda hubungan ini ke depan? – tuliskan 4 hal

• Relationship uncertainty scale (Knoblock dan Solomon dalam De. Vito, 2013) : 1) Norma yang mengatur komunikasi dalam suatu hubungan 2) Derajat di mana kita dan partner melihat hubungan dengan cara yang sama 3) Definisi dari hubungan yang dijalani 4) Bagaimana masa depan dari hubungan tsb

• Content messages Aksioma 5: KAP mempunyai DIMENSI ISI dan DIMENSI HUBUNGAN ü Menunjukkan muatan (isi, konten) komunikasi isi pesan yang disampaikan , mengacu pada real world– apa yang dikatakan ü Umumnya disandi secara verbal • Relationship messages ü Bagaimana cara mengatakan; mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi; equal vs superiorinferior relationship ü Umumnya disandi secara nonverbal ü Status/kondisi hubungan pengirim dan penerima pesan

Jenis kelamin dan dimensi komunikasi ü Perempuan cenderung memperhatikan dimensi hubungan dalam sebuah proses komunikasi ü Laki-laki cenderung memperhatikan dimensi isi dalam sebuah proses komunikasi ü Konflik dalam KAP antara laki 2 dan perempuan lambat diselesaikan karena ketidaksepahaman dalam melihat dimensi tersebut

Komplementer ü Perilaku individu satu menjadi pelengkap bagi perilaku individu lainnya ü 2 individu justru terkait dalam perilaku yg berbeda: perilaku A hadir sebagai stimulus bagi B untuk melakukan perilaku yang sifatnya melengkapi ü Hubungan komplementer : perbedaan yang lebih dimaksimalkan

Aksioma 6: Simetrikal INTERAKSI yang terjadi dalam KAP dapat BERBENTUK KOMPLEMENTER maupun SIMETRIKAL § Perilaku individu 1 dapat menjadi cermin bagi perilaku individu lainnya – setiap perilaku saling merefleksikan perilaku lawannya § ‘mirror each other’s behavior‘ (Bateson dalam De. Vito, 2013) (SALING MELENGKAPI) maupun SIMETRIKAL § Menekankan pada minimalizing perbedaan antara 2 individu

Komplementer • Perilaku individu satu mjd pelengkap perilaku individu lain, namun tdk ada salah satu yg mjd ideal Simetrikal • Perilaku individu satu mjd cerminan perilaku individu lain; setiap perilaku saling merefleksikan perilaku lawan

Aksioma 7: KAP melibatkan PROSES PENYESUAIAN • Tidak ada individu yang berbagi sistem sinyal dan sistem makna yang benar sama • Sistem makna dapat dipelajari namun membutuhkan waktu yang panjang – sehingga di dalam KAP dibutuhkan proses penyesuaian ü Penyesuaian keterbukaan; membagi sistem makna kepada orang lain

Keterbukaan dan kemauan org lain utk berbagi sistem makna dgn kita Keterbukaan dan kemauan diri kita utk berbagi sistem makna dgn org lain

• KAP merupakan proses transaksi berkelanjutan Aksioma 8: INTERPERSONAL COMMUNICATION is a SERIES of PUNCTUATED EVENTS ü No clear-cut beginning and no clear-cut end ü Sebagai partisipan dalam komunikasi, kita membagi komunikasi yang berkelanjutan tsb sebagai bagian perbagian yang lebih kecil ü Bagian 2 lebih kecil dari komunikasi tsb kita pandang sebagai penyebab (stimulus), sementara bagian lainnya kita pandang sebagai akibat (respon)

KAP ADLH RANGKAIAN PROSES YG TERDIRI DARI SEKUEN-SEKUEN YG SALING BERHUBUNGAN Komunikasi adlh potongan-potongan aktivitas yg saling berkelanjutan; Proses KAP tjd dari potongan-potongan tindakan yg saling berpengaruh satu sama lain • Prinsip KAP sbg proses transaksional

Ngobrol Flirting flirting Ngobrol

• “…whether punctuation of communicational sequence is, in general, good or bad, as it should be immediately obvious that punctuation organizes behavioral events and is therefore vital to ongoing interactions” (Watzlawick, Beavin, Jackson, 1967) • Berkaitan dengan gagasan kelompok behaviorism – percobaan tikus (stimulus-reinforcement-response) • Menekankan pada keterkaitan, sebab-akibat, sekuens komunikasi, suatu tindakan merupakan bagian dari sistem yang lebih besar

• Kecenderungan untuk memisahkan transaksi komunikasi ke dalam sekuens 2 respon-stimulus diistilahkan sebagai punctuation (Watzlawick, Beavin dan Jackson dalam De. Vito, 2013) • Situasi konflik bisa lambat diselesaikan karena masing pihak gagal mengidentifikasi sekuen-sekuen tsb • Kompetensi interpersonal – kemampuan memahami bagaimana orang lain menginterpretasikan situasi + empati

Aksioma 9: INTERPERSONAL COMMUNICATION is INEVITABLE, IRREVERSIBLE and UNREPEATABLE Inevitable Irreversible Unrepeata ble

KAP tidak dapat dicegah (tidak terelakkan) Inevitable Irreversible Dalam situasi interaksi, setiap aspek perilaku kita berpotensi komunikasi-- mengkomunikasikan sesuatu selama orang lain memberikan makna terhadap pesan tsb KAP tidak dapat ditarik kembali Pesan yang sudah kita sampaikan dan sudah dimaknai komunikan, tidak dapat ditarik kembali. Salah satu cara mengurangi akibat negatif dari tindakan kita ‘excuse’ KAP tidak dapat diulang Unrepeatable Setiap individu maupun setiap komunikasi selalu berubah. Konsekuensinya kita tidak dapat menangkap kembali situasi yang sama sebagaimana tindakan KAP sebelumnya

INTERPERSONAL COMMUNICATION IS INEVITABLE • We can not communicate • Whether we realize it or not, people will always send a message interchangeable interpreted by the recipient of the message Individual Verbal Non-verbal Learning individual controls on many aspects of behavior

Irreversible: KOMUNIKASI TIDAK BISA DITARIK KEMBALI • Pesan yg sdh dikirimkan tdk dpt ditarik atau diulang kembali Jika umpan balik pesan yg tdk kita inginkan muncul, yg dpt dilakukan adlh mengurangi atau berusaha memperbaiki situasi dgn excuse

Mempertahankan harga diri Mengurangi stres Excuse Mempertahankan hubungan AP yg efektif dan berkualitas Menempatkan perilaku kita pd posisi yg menguntungkan

Diskusikan Maka, apakah ada kesempatan kedua untuk membangun kesan pertama (first impression)?
- Slides: 41