Aksiologi By team David Hume Definisi Aksiologi Axios
Aksiologi By: team David Hume
Definisi Aksiologi Axios Nilai Axiology Teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai. Cabang filsafat yang membahas tentang nilai. Logos Ilmu Cabang Aksiologi Cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan, Estetika Aksiologi Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis. Etika dalam hal ini sama dengan filsafat moral.
Pandangan : - Nilai psikis : pengalaman diperoleh melalui sebuah pengalaman. - Nilai hakikat (inti dari sesuatu): dianggap sebagai objek ideal (intemporality) - Nilai melekat pada benda atau sesuatu (caries of value) Nilai Kualitas nilai : - Nilai objektif : melekat pada benda nilai yang teramati. - Nilai intersubjektif : subjek berpotongan dengan subjek lain dalam hal pengamatan. Kesepakatan antar manusia dalam pemaknaan. Hieraki : - Nilai kesenangan : perasaan inderawi. - Nilai vitalitas : kehidupan (perasaan halus, kasar, luhur) - Nilai spiritual, tidak terikat dengan problem inderawi. - Nilai kesucian dan keprofanan.
Nilai dan Kebaikan Macam – macam nilai Instrumental: Nilai yang dimiliki suatu hal dalam menghasilkan akibat atau hasil yang diinginkan. Nilai yang dikenakan pada sesuatu yang digunakan sebagai alat memperoleh sesuatu yang diinginkan/dapat diinginkan. Utilitarian: Nilai yang dipunyai oleh suatu hal yang berguna bagi pemenuhan sebuah tujuan. Nilai yang dimiliki suatu hal dalam memajukan kebaikan terbesar dari jumlah besar. - - Sebelum masa Rudolf H. Lotze (1817 -1881), para filusuf hanya kadang-kadang membicarakan nilai. Walaupun sesungguhnya filsafat selalu bergelut dengan nilai, tetapi di bawah aspek baik dan kebenarannya (bonum et bonitas). Filsafat modern (Max Scheler) yang berawal dari Lotze membuat perbedaan antara nilai dan kebaikan. Karena nilai dipikirkan sebagai ideide dari dunia lain yang dapat dipekenalkan kepada dunia nyata dengan alatnya adalah manusia.
Nilai Objektif dan Nilai Subjektif Apakah kita mendabakan objek itu karena memiliki nilai? Nilai itu “objektif” apabila ia tidak tergantung pada subyek. Apakah obyek itu memiliki nilai karena kita mendabakannya? Nilai itu “subjektif” jika keberadaannya, maknanya, dan kebenarannya tergantung dari reaksi subyek yang melakukan penilaian.
Rasionalisme Aksiologis Nilai tidak bersifat subyektif, tetapi bersifat publik, meskipun tidak bersifat obyektif, dalam arti tidak terlepas dari berbagai kepentingan. John dewey Emotisme Aksiologis Ø Penentuan nilai adalah ekspresi emosi/usaha untuk membujuk. Ø nilai adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dan bersifat emotif, meski memiliki makna secara nyata. Bertrand Russel
Masalah Aksiologi 1. Kodrat nilai berupa masalah mengenai apakah nilai itu berasal dari keinginan 2. Jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan antara nilai instrinsik, ukuran untuk kebijaksanaan nilai itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi penyebab mengenai nilai instrinsik. 3. Kriteria nilai artinya ukuran untuk menguji nilai 4. Status metafisik nilai mempersoalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta-fakta yang diselediki.
Max Scheler Biodata : Pemikiran : Dilahirkan di Munchen pada 1874 Mendasarkan metode nya kepada hati dan perasaan. Mendapatkan gelar doctor pada tahun 1897 Manusia harus menahan segala sesuatu atau pengakuan dalam menghadapi realita. Manusia harus melepaskan diri dari kecendrungan ia atau tidak, begini atau begitu. Sehingga yang tersisa hanyalah realitas dari fenomen itu sendiri. Seorang Filsuf dengan aliran fenomenologi Menggunakan metode Husserl Fenominologi : Pandangan nilai : fenominologi adalah “jalan keluar” dari logisisme-transendentalis Immanuel Kant dan Psikologisme Empiris. Nilai-nilai itu merupakan realitas Apriori fenominologi bagi manusia yaitu cara berpikir yang sesuai ialah terjun dan menenggelamkan diri dalam pengalaman yang kongkrit. Terdapat dua sifat mengenai nilai: - sifat material: berarti kualitas nilai tidak berubah dengan adanya perubahan pada barang atau pada pembawanya - sifat apriori: kebernilaian nilai itu mendahului pengalaman
Landasan Teori Filsafat Nilai Max Scheler Fenomenologi Nilai : - Phenomenlogy = fenomena - Phainein = memperlihatkan Dua ciri pokok fenomenologi : • Metode yang menghambarkan fenomena. • Objeknya adalah hakikat atau esensi. - Phainemenon : sesuatu yang muncul Bagi Max Scheler fenomenologi bukan suatu ilmu pengetahuan baru namun sebuah pengamatan spiritual Fenemologi sebagai empirisme paling radikal karena hubungan dengan fakta absolut
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA. Pengertian hakikat nilai dan dasar pemahaman : Latar belakang: *Catatan-catatan kaki tersebut menjadikan pandangan-pandangan Scheler sebagai sumber acuan dan bukan suatu penelitian untuk mengembangkannya. Kelebihan : Bersifat Subjektivisme( berpendirian, bahwa manusia tidak dapat membicarakan nilai tanpa mempertimbangkan penilaian, baik yang aktual maupun yang dalam kemungkinan) Mengembangkan pemikiran dan aspek metodologis yang digunakan Scheler dalam merumuskan pengertian hakikat nilai, pemahaman nilai, dan hubungan nilai dengan kehidupan konkrit di Indonesia Kelemahan : penjelasan-penjelasan dan pembenaran pendapatnya bersifat tautologis.
Dasar Aksiologis Masa Depan Bangsa Indonesia 1. Kedudukan dan fungsi nilai. Nilai-nilai menurut Scheler tidak dapat di pahami dengan akal, tetapi dengan hati. 2. Multikulturalisme. Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang majemuk. Bangsa Indonesia dilihat dari sudut pandang horisontal terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai budaya, bahasa, nilai, dan agama yang berbeda-beda. 3. Indonesia dan Modernisasi sering diartikan sebagai proses perkembangan dengan mengambil alih cara dan gaya hidup budaya Barat (Eropa dan Amerika). Modernisasi berarti mengadopsi gaya hidup orang Barat Petingnya pemahaman Aksiologi bangsa Indonesia Pemahaman tentang Aksiologi Scheler dijadikan bahan untuk merumuskan secara analitis dasar aksiologis bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong masa depan
- Slides: 12