4 HISTOPATOLOGI KULIT Dermatology FK UWKS TUJUAN PEMERIKSAAN

  • Slides: 6
Download presentation
4 HISTOPATOLOGI KULIT Dermatology FK UWKS TUJUAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI INDIKASI BIOPSI KULIT –membantu mendiagnosa

4 HISTOPATOLOGI KULIT Dermatology FK UWKS TUJUAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI INDIKASI BIOPSI KULIT –membantu mendiagnosa penyakit kulit –mengetahui mekanisme penyakit pada level cellular –menentukan adanya/ derajat keganasan pada tumor kulit –tidak selalu merupakan diagnosa pasti – bila dicurigai adanya keganasan pada epidermis maupun dermis, dalam hal ini pemeriksaan batas tepi bebas tumor diperlukan – untuk lesi kulit yang gambaran klinik nya kurang jelas / belum pasti diagnosanya – untuk keperluan pemeriksaan imunofluoresensi terutama untuk blistering disorders atau lupus erythematosus Diagnostic Value dari suatu biopsy Clinician & Dermatopathologist • Hasil akhir dx histopathology ditentukan oleh proses biopsi, tenggang waktu sebelum di masukkan ke formalin, teknik cutting. • Keahlian dalam membaca • Sudah ada differential diagnosa secara klinik Close cooperation between the clinician and the diagnostic dermatopathologists is not only desirable, but essential

4 H&E CONTOH PEMERIKSAAN DIF Indikasi lain biopsi kulit Untuk keperluan kultur pada kasus

4 H&E CONTOH PEMERIKSAAN DIF Indikasi lain biopsi kulit Untuk keperluan kultur pada kasus infeksi 1. Mycobacteria: terutama mycobacteroum atypical infection, untuk menentukan spesies kumannya 2. Deep fungus Untuk keperluan terapi: 1. Kultur melanosit untuk terapi vitiligo 2. Kultur keratinosit untuk terapi burn MACAM 2 BIOPSI KULIT(1) – Eksisional : untuk mengambil lesi tunggal, pemotongan berbentuk elips pada batas luar lesi dengan menyertakan jaringan subkutis – Insisional : pemotongan sebagian dari lesi (dilakukan pada lesi yang besar) dengan menyertakan jaringan sub kutis – Punch biopsy : dengan menggunakan disposable punch 3 -4 mm ( min Ø 3 mm), prosedur singkat

4 Shave Biopsy MACAM 2 BIOPSI KULIT(2) Fixative -- The biopsy sample(s) must be

4 Shave Biopsy MACAM 2 BIOPSI KULIT(2) Fixative -- The biopsy sample(s) must be dropped directly in to the fixative supplied by the pathology laboratory (the fixative bottles have be changed since this photograph). The sample cannot be left to dry on a gauze or towel -- they must be dropped directly in the fixative. Punch Biopsy – Kuretase : untuk lesi hyperkeratotik, Dilakukan pada lesi yang terbatas pada epidermis – Shave biopsy : untuk lesi kulit permukaan dan sedikit menonjol dari epidermis – Snip biopsy : dengan menggunakan gunting, pada lesi yang menonjol – FNAC : Fine Needle Aspiration Cytology – FNAB : Fine Needle Aspiration Biopsy

4 Biopsy pada Melanoma : dilarang melakukan biopsy secara insisional atau dengan punch karena

4 Biopsy pada Melanoma : dilarang melakukan biopsy secara insisional atau dengan punch karena bisa membuat sel kanker menyebar Bila mencurigai suatu lesi dengan melanoma, eksisi luas sampai ke selaput otot. (wide and deep excisional biopsy GAMBAR HISTOLOGI KULIT NORMAL TIPS MELAKUKAN BIOPSI KULIT – Segera masukkan ke larutan fiksasi formalin 10%, volume cairan fiksasi minimal 20 kali volume jaringan – Jelaskan lokasi spesimen, bentuk makroskopis dan ukuran – Sertakan gambaran klinik, paling baik dengan foto, diagnosa dan DDnya KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS • hiperkeratosis : penebalan stratum korneum – dibedakan menjadi parakeratosis dan ortokeratosis – parakeratosis : bila inti 2 sel masih terlihat – ortokeratosis : tidak terdapat inti pada penebalan stratum korneum • tipe padat (kompak) • tipe anyaman keranjang (basket-woven) • berlapis (lamelar) GAMBAR HISTOPATOLOGI HIPERKERATOSIS KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS • hiperplasia : – penebalan epidermis karena bertambahnya jumlah sel 2 • hipertrofi : – penebalan epidermis karena membesarnya ukuran sel 2

4 KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS • akantosis : penebalan stratum spinosum • akantolisis :

4 KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS • akantosis : penebalan stratum spinosum • akantolisis : hilangnya daya kohesi antar sel 2 epidermis sehingga menyebabkan terbentuknya celah, vesikel atau bula dalam epidermis KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS • degenerasi balon (degenerasi retikuler) : edema di dalam sel epidermis, sehingga sel menjadi besar dan bulat seperti balon • nekrosis : kematian sel atau jaringan setempat pada organisme yang masih hidup KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA EPIDERMIS Intracellular edema( ballooned keratinocyte ) and Spongiotic vesicle • diskeratosis : – keratinisasi yang terlalu dini sel-sel epidermis, mempunyai eosinofilik sitoplasma, piknotik nucleus dan pada perinuklear tampak filamen 2 keratin yang tersusun padat – kerusakan selular yang irreversible akibat gangguan proses keratinisasi atau sebagai akibat apoptosis • terdapat pada actinic keratosis dan karsinoma sel skuamosa KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA DERMIS • papilomatosis : – papil yang melebar dan memanjang • supervisial vasculitis : – adanya infiltrat sel 2 radang, tampak sel darah merah dan sel plasma pada perivaskuler area, tampak kerusakan dinding pembuluh darah (necrotizing vasculitis), kadang 2 tampak debu nucleus (nuclear dust)

4 KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA DERMIS • edema dermis : – penimbunan cairan pada dermis

4 KELAINAN HISTOPATOLOGI PADA DERMIS • edema dermis : – penimbunan cairan pada dermis • fibrosis : – penambahan fibroblas dan kolagen • sklerosis : – penambahan jumlah kolagen disertai dengan pengurangan jumlah fibroblas, – susunannya tampak homogen dan eosinofilik