2 1 Standar Kompetensi Setelah mempelajari materi ini
- Slides: 51
2. 1. Standar Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami berbagai ragam bahasa Indonesia 2. 2. Kompetensi Dasar : (1) Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa formal dan nonformal.
(2) Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa lisan dan tulis. (3) Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa ilmiah dan sastra. (4) Mahasiswa mampu memahami ragam sosial dan fungsional.
(5) Mahasiswa mampu memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar. (6) Mahasiswa mampu memahami penggunaan bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
2. 3. Indikator (1) Mampu menjelaskan ragam bahasa formal. (2) Mampu menjelaskan ragam bahasa nonformal. (3) Mampu menjelaskan ragam bahasa lisan. (4) Mampu menjelaskan ragam bahasa tulis.
(5) Mampu menjelaskan ragam bahasa ilmiah. (6) Mampu menjelaskan ragam bahasa sastra. (7) Mampu menjelaskan ragam bahasa sosial dan fungsional. (8) Mampu menjelaskan bahasa Indonesia yang baik dan benar (9) Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
Ragam Bahasa Ragam bahasa variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. (Bachman, 1990)
Yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa (Dendy Sugono, 1999: 9), sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku.
Faktor-faktor di luar kebahasaan yang berpengaruh terhadap pemakaian bahasa antara lain faktor lokasi geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor situasi. Perbedaan dalam bahasa yang masing-masing menyerupai pola umum bahasa induknya disebut ragam bahasa.
Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor daerah atau letak geografis disebut dialek geografis. Ragam bahasa yang berkaitan dengan perkembangan waktu disebut kronolek. Ragam bahasa yang berhubungan dengan golongan sosial penuturnya disebut dialek sosial.
2. 4. Bahasa Formal Ragam bahasa formal ragam bahasa yang biasa digunakan dalam lingkungan resmi, formal, dan kedinasan. Misalkan : lembaga-lembaga pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan, dsb.
Ragam bahasa formal, ada 2 (dua) : q Ragam bahasa lisan q Ragam bahasa tulis Masing-masing ragam memiliki kekhasannya sendiri. Ragam lisan formal lebih menitikberatkan kepada pilihan kata, sikap penutur, serta situasi pembicaraan.
Ragam tulis formal, lebih menitikberatkan pada pilihan kata (diksi), ejaan, serta format yang resmi. H. Yacub Nasucha, dkk. menyampaikan ciri-ciri ragam formal adalah : 1. Menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
2. Menggunakan imbuhan secara lengkap. 3. Menggunakan kata ganti resmi. 4. Menggunakan kata baku. 5. Menggunakan Ejaan yang Disempurnakan, dan 6. Menghindari unsur kedaerahan.
Situasi resmi yang menuntut pemakaian ragam bahasa baku tercermin dalam situasi-situasi : 1. Komunikasi resmi, yaitu dalam surat-menyurat resmi, suratmenyurat dinas, pengumumanpengumumam yang dikeluarkan oleh instansi resmi,
penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dsb. 2. Wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi. 3. Pembicaraan di depan umum, yaitu ceramah, kuliah, khotbah, dsb. 4. Pembicaraan dengan orang lain yang dihormati.
5. Menggunakan ejaan yang disempurnakan, dan 6. Menghindari unsur kedaerahan. Harimurti Keridalaksana yang dikutip Hans Lipoliwa dalam Yacun Nasuha, mencatat ada empat fungsi bahasa yang menuntut
penggunaan ragam baku, yaitu : 1. 2. 3. 4. Komunikasi resmi Wacana teknis Pembicaraan di depan umum Pembicaraan dengan orang yang dihormati
Bahasa baku memiliki 4 (empat) fungsi, yaitu : pemersatu, penanda kepribadian, penambah wibawa, dan sebagai kerangka acuan.
2. 5. Bahasa Nonformal Ragam bahasa nonformal digunakan dalam situasi yang tidak resmi, dalam situasi yang santai, sehingga menimbulkan keakraban antara pemakai bahasa. Yang paling penting dalam komunikasi nonformal adalah
komunikatif, saling memahami dan tidak terjadi kesalahan komunikasi. Ragam nonformal lisan dipakai untuk : (1) (2) (3) (4) Berbicara sehari-hari dirumah Bergunjing Bercerita Mengobrol
Ragam nonformal tulis dipakai untuk : (1) Menulis surat kepada kerabat (2) Menulis surat kepada teman (3) Menulis surat kepada pacar (4) Menulis catatan harian `
2. 6. Ragam Lisan Ragam lisan bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Ragam lisan yang standar, misalnya : berpidato, memberi sambutan, ceramah,
Ragam lisan non standar, misalkan percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya. Ciri-ciri ragam bahasa lisan (baku) : a. Memerlukan kehadiran orang lain, b. Unsur gramatikal tidak diungkapkan secara lengkap. c. Terikat ruang dan waktu d. Dipengaruhi oleh intonasi suara.
Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendahnya suara atau tekanan, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam bahasa lisan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : Ragam lisan baku digunakan di dalam situasi-situasi formal, misal di lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan. ragam lisan nonbaku digunakan di dalam lingkungan yang tidak resmi, misal di pasar.
Ciri-ciri Ragam Bahasa Lisan (non baku) 1. Langsung. 2. Tidak terikat ejaan bahasa Indonesia, tetapi terikat situasi pembicaraan. 3. Tidak efektif. Dalam berkomunikasi, seseorang kadang-kadang menggunakan bahasa sehari-hari.
4. Kalimatnya pendek-pendek. Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang orang lain sudah mengetahuinya. 5. Kalimat sering terputus dan tidak lengkap. 6. Lagu kalimat situasional. Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang harus mengerti situasi yang ada pada orang yang diajak bicara.
2. 7. Ragam Tulis Ragam tulis bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, majalah, surat kabar.
Ciri- ciri ragam bahasa tulis : a. Tidak memerlukan kehadiran orang b. Unsur gramatikal dihadirkan secara lengkap c. Tidak terikat ruang dan waktu d. Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan. Menurut Kunjana Rahardi, yang dimaksud dengan ragam tulis adalah
ragam bahasa yang hanya tepat muncul dalam konteks tertulis. Bahasa Indonesia dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian tanda baca, dalam pemakaian ejaan, dalam pemilihan kata, frasa, dan klausa, dalam penulisan maupun paragraf, dan sebagainya.
CIRI-CIRI RAGAM BAHASA TULIS (1) Santun (2) Efektif (3) Bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak (4) Ejaan digunakan sesuai dengan pedoman (5) Penggunaan kosa kata pada dasarnya sudah dibakukan
2. 8. RAGAM BAHASA ILMIAH Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik dan benar. hasil ilmiah. Ragam ini lazim digunakan untuk proses mengomunika sikan kegiatan dan penalaran
Secara umum bahasa keilmuan memiliki ciri- ciri sebagai berikut : 1. Bahasa ilmu itu lugas dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan ambiguitas. Lugas artinya langsung mengenai sasaran, tanpa basa-basi.
Cermat artinya berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa salah atau cacat. 2. Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis, yaitu haruslah padat isi dan bukan padat kata. 3. Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihat-
kan ciri perseorangan sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis. 4. Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi bukan imajinasi yang menjadi ciri khas bahasa kesusastraan.
5. Bahasa ilmu cenderung membakukan makna kata, ungkapan bahkan bisa muncul istilah khusus (jargon) dalam setiap bidang ilmu. Widjono Hs, mengungkapkan ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut :
1. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas. 2. Struktur wacana bersifat formal, mengacu kepada standar konvensi naskah. 3. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
4. Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan bentuk kata, kalimat, paragraf, wacana. 5. Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.
6. Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu. 7. Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan bentuk personal, dan ungkapan subjektif.
8. Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.
2. 9 Ragam Sastra Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak menggunakan kalimat-kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra, ini dilakukan agar tercipta pencitraan didalam imajinasi pembaca.
Ragam ini lebih mengutamakan unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinstik dan ektrinstik, misalnya dalam roman, novel, cerita pendek. Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik.
2. 10 Ragam Sosial dan Fungsional Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berda-
sarkan hubungan orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab, dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut
lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut ”kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman, tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam fungsional, sering juga disebut ragam profesional merupakan ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Contoh, yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi, dan lain-lain. Kesemuanya ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
2. 11 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Ada dua hal yang harus dijelaskan secara terpisah, yakni bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembicaraan. Dalam setiap komunikasi bahasa selalu melibatkan dua pihak yang lazim disebut sebagai komunikator dan komunikan. Situasi dan kondisi pembicaraan antara komunikator
dan komunikan inilah yang menyebabkan apakah bahasa yang mereka pergunakan itu baik atau tidak. Ada berbagai varian situasi yang menuntut norma kebahasaan yang berbeda. Ada situasi yang sedang duka cita, situasi darurat
situasi khusu, situasi santai, situasi kekeluargaan yang akrab, dan sebagainya. Hampir semua situasi tesebut menuntut penggunaan bahasa yang sesuai dangan konteks sosialnya.
- Setelah mempelajari materi ini
- Setelah mempelajari
- Setelah mempelajari materi ini
- Ragam tulis formal lebih menitikberatkan pada
- Kompetensi dasar ips
- Contoh jurnal penutup
- Setelah mempelajari bab
- Kompetensi inti dan kompetensi dasar
- Jenis kompetensi berdasarkan strata kompetensi
- Hubungan kompetensi inti kompetensi dasar dan indikator
- Pertanyaan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
- Kompetensi inti bidan
- Contoh kompetensi dasar
- Tahapan-tahapan standar kompetensi jabatan
- Contoh task management skill
- Standar kompetensi lulusan perguruan tinggi
- Definisi fisioterapi
- Contoh standar kompetensi jabatan asn
- Standar kompetensi pranata laboratorium pendidikan
- Kompetensi dasar
- Standar kompetensi lulusan kurikulum 2013
- Peta konsep cara berpikir kronologis
- Soal tes asesor akreditasi sekolah
- Materi harga pokok standar
- Materi akuntansi biaya standar costing
- User.dat proceso de mantenimiento
- Dengan ini atau bersama ini
- Konjungsi
- Mempelajari cara menggambar permukaan bidang
- Tujuan mempelajari taksonomi tumbuhan
- Cabang-cabang ilmu fisika
- Tujuan mempelajari tik
- Learning index
- Cabang fisika lensa
- Apa tujuan mempelajari bentuk umum persamaan kuadrat
- Faktor polinomial
- Sediaan galenika
- Tujuan mempelajari teks laporan percobaan
- Ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung
- Ilmu yang mempelajari gerak
- Herodotus sejarah tingkatan 1
- Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari tentang
- Teknik mempelajari sel
- Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
- Ilmu yang mempelajari cuaca disebut
- Termokimia adalah
- Ruang lingkup sosiologi pertanian
- Mengapa perlu mempelajari sejarah
- Apa tujuan mempelajari bentuk umum persamaan kuadrat
- Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
- Untuk mempelajari suatu
- Apa yang dimaksud dengan termokimia