1272020 LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN DOC SATRIA 1

  • Slides: 19
Download presentation
12/7/2020 LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN DOC. SATRIA 1 OLEH: SATRIA GOBEL, SKp, M Kep,

12/7/2020 LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN DOC. SATRIA 1 OLEH: SATRIA GOBEL, SKp, M Kep, Sp. Kom

PENDAHULUAN 12/7/2020 Proses penuaan Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya

PENDAHULUAN 12/7/2020 Proses penuaan Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara keseluruhan, perlahan tapi pasti Usia harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 65 tahun. Sejalan dengan bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak produktif lagi, kemampuan fisik maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat, memasuki masa pensiun, ditinggal pasangan hidup, stress menghadapi kematian, munculnya berbagai macam penyakit, dan lain - lain DOC. SATRIA 2

SISTEM PENCERNAAN dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan

SISTEM PENCERNAAN dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. 3 DOC. SATRIA gastrointestinal adalah sistem organ 12/7/2020 Sistem pencernaan atau sistem

MEKANISME GASTRO LANSIA DOC. SATRIA Mulut hilangnya sensitivitas rasa asin, asam, dan pahit (Nugroho,

MEKANISME GASTRO LANSIA DOC. SATRIA Mulut hilangnya sensitivitas rasa asin, asam, dan pahit (Nugroho, 2008). Esofagus Refleks muntah pada lansia akan melemah, terjadi aspirasi pada lansia (Luecknotte, 2000). Lambung Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Usus halus Mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang 4 12/7/2020 INTESTINAL PADA

Usus besar dan rectum penurunan sekresi mukus, elastisitas dinding rektum, peristaltic kolon yang melemah

Usus besar dan rectum penurunan sekresi mukus, elastisitas dinding rektum, peristaltic kolon yang melemah gagal mengosongkan rektum yang dapat menyebabkan konstipasi (Leueckenotte, 2000). Pankreas Produksi enzim amilase, tripsin dan lipase akan menurun sehingga kapasitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga akan menurun. Hati Dengan meningkatnya usia, secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous. Hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi hati (Darmojo & Martono, 2006). 12/7/2020 DOC. SATRIA 5

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN LANSIA 3. 4. 5. DOC. SATRIA 2. Gangguan menelan biasanya berpangkal

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN LANSIA 3. 4. 5. DOC. SATRIA 2. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus tepatnya di daerah osofaring Lambung Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu) Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakarida Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena kurangnya kadar selulosa 12/7/2020 1. 6

KEBUTUHAN NUTRISI Kalori 2. Protein 3. Lemak 4. Karbohidrat dan Serat makanan 5. Vitamin

KEBUTUHAN NUTRISI Kalori 2. Protein 3. Lemak 4. Karbohidrat dan Serat makanan 5. Vitamin dan mineral 6. Air DOC. SATRIA 1. 12/7/2020 PADA LANSIA 7

GANGGUAN SISTEM GASTRO INTESTINAL PADA LANSIA 12/7/2020 Konstipasi DOC. SATRIA Konstipasi sering diartikan sebagai

GANGGUAN SISTEM GASTRO INTESTINAL PADA LANSIA 12/7/2020 Konstipasi DOC. SATRIA Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar 8

ETIOLOGI 12/7/2020 DOC. SATRIA 9

ETIOLOGI 12/7/2020 DOC. SATRIA 9

FAKTOR RESIKO KONSTIPASI PADA USIA LANJUT 12/7/2020 DOC. SATRIA 10

FAKTOR RESIKO KONSTIPASI PADA USIA LANJUT 12/7/2020 DOC. SATRIA 10

PATOFISILOGI Defekasi merupakan suatu proses fisiologi yang menyertakan kerja otot-otot polos dan baik dan

PATOFISILOGI Defekasi merupakan suatu proses fisiologi yang menyertakan kerja otot-otot polos dan baik dan kemampuan fisik untuk mencari tempat BAB. 12/7/2020 serat lintang, persarafan, sentral dan perifer, koordinasi sisitem reflek, kesadran yang DOC. SATRIA Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang menghantarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan meregangkan ampula rektum yang diikuti relaksasi sfingter anus interna. Untuk menghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi refleks kontraksi refleks anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang dilayani oleh syaraf pudendus. Otak menerima rangsang keinginan untuk BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk relaksasi, dan rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot elevator ani. baik persyarafan simpatis dan para simpatis terlibat dalam proses ini. 11

PATHWAY patways. doc 12/7/2020 DOC. SATRIA 12

PATHWAY patways. doc 12/7/2020 DOC. SATRIA 12

TANDA DAN GEJALA Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja

TANDA DAN GEJALA Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, DOC. SATRIA 2. 12/7/2020 1. dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya 3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja. 13

PENATALAKSANAAN 2. Pengobatan farmakologis a. Cereal, Methyl selulose, Psilium. b. Minyak kastor. c. sorbitol,

PENATALAKSANAAN 2. Pengobatan farmakologis a. Cereal, Methyl selulose, Psilium. b. Minyak kastor. c. sorbitol, laktulose, gliserin d. Bisakodil, Fenolptalein. DOC. SATRIA Pengobatan non-farmakologis 12/7/2020 1. 14

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO INTESTINAL PADA LANSIA 2. Riwayat kesehatan DOC. SATRIA Biodata pasien 12/7/2020

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO INTESTINAL PADA LANSIA 2. Riwayat kesehatan DOC. SATRIA Biodata pasien 12/7/2020 1. 15

PEMERIKSAAN FISIK PADA KLIEN KONSTIPASI 2. Palpasi : pada permukaan perut untuk menilai kekuatan

PEMERIKSAAN FISIK PADA KLIEN KONSTIPASI 2. Palpasi : pada permukaan perut untuk menilai kekuatan otot- otot perut, palpasi lebih dalam dapat meraba masa feses di DOC. SATRIA Inspeksi : pembesaran abdomen, peregangan atau tonjolan 12/7/2020 1. kolon, adanya tumor atau aneurisma aorta 3. Perkusi : dicari antara lain pengumpulan gas berlebihan, pembesaran organ, asites, adanya masa feses. 4. Auskultasi : mendengarkan suara gerakan usus besar, normal/ berlebihan missal pada sumbatan usus. 16

DIAGNOSA KEPERAWATAN Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan DOC. SATRIA teratur. 12/7/2020 1. dengan hilangnya nafsu makan. 3. Nyeri akut berhubungan dengan akumulasi feses keras pada abdomen 17

RENCANA KEPERAWATAN 12/7/2020 Rencana Keperawatan. docx DOC. SATRIA 18

RENCANA KEPERAWATAN 12/7/2020 Rencana Keperawatan. docx DOC. SATRIA 18

KESIMPULAN maupun secara patologi yang mulai dari rongga mulut DOC. SATRIA perubahan serta penurunan

KESIMPULAN maupun secara patologi yang mulai dari rongga mulut DOC. SATRIA perubahan serta penurunan fungsi baik secara fisiologik 12/7/2020 Proses penuaan pada sistem gastrointestinal mengalami sampai pada rektum serta hati dan pankreas. Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar. 19