1252020 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Oleh Siti Nuraeni
12/5/2020 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Oleh: Siti Nuraeni, M. Pd 1
A. Pengertian Psikologi Etimologi (asal mula): Psyche berarti jiwa atau ruh. . Logos berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh Psikologi adalah study ilmiah tentang prilaku dan proses mental (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008, (Jakarta, Pt Kencana)h. 4) Terminologi (istilah) • Ruh atau jiwa tidak dapat diamati, sulit diukur , sulit ditelaah secara ilmiah, adalah perilaku organisme sebagai wujud adanya jiwa. • Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental organisme
3 12/5/2020 B. Latar Belakang Historis , sosiologi, dan psikologi Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis sebelum abad 20 William James (1842 -1910) John Dewey (1859 -1952) “Mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis” “pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas E. L Thondike (1874 -1949) “Menanamkan keahlian pemahaman anak” Skinner (1950) Meningkatkan mutu pendidikan 1. Anak sebagai pembelajar aktif (active learner) 2. Fokus pada anak secara keseluruhan & memperkuat anak utk beradaptasi dgn lingkungan 3. Setiap anak berhak mendptkan pendidikan Mengembangkan proses program learning dengan mendorong siswa utk mencapai tujuan pendidikan Benjamin Bloom (1950) ‘Taksonomi keahlian kognitif yang mencakup pengingatan, pemahaman, synthelizing dan pengevaluasian
4 12/5/2020 Tokoh Psikologi Pendidikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Democritus Plato & Aristoteles John Amos Comenius Jean Jaques Rousseau Johann Heinrich Pestalozzi Johann Friedrich Herbart Fridrich Frobel Sir Francis Galton William James Granville Stanley Hall
5 12/5/2020 Democritus In the fifth century B. C. , Democritus, for example, wrote on the advantages conferred by schooling and the influence of the home on learning (Watson, 1961). Demokritos (460 SM - 370 SM)
6 12/5/2020 Plato & Aristoteles Plato and Aristotle discussed the following educational psychology topics (Adler, 1952; Watson, 1961): the kinds of education appropriate to different kinds of people; the training of the body and the cultivation of psychomotor skills; the formation of good character; the possibilities and limits of moral education; the effects of music, poetry, and the other arts on the development of the individual; the role of the teacher; the relations between teacher and student; the means and methods of teaching; the nature of learning; the order of learning; affect and learning; and learning apart from a teacher. Plato (427 SM - 347 SM) Aristoteles (384 SM – 322 SM)
7 12/5/2020 John Amos Comenius (1592 -1671) Seorang ahli pendidikan dari Ceko Bapak Pendidikan Modern Anak jangan dianggap sbg miniatur orang dewasa Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak, lakukanlah dgn menggunakan alat peraga sehingga anak dapat mengamati, mengalami, dan menyelidiki.
8 12/5/2020 Jean Jaques Rousseau (1712 -1778) Seorang pemikir dari Perancis “Segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, segalanya memburuk dalam tangan manusia. ” Campur tangan orang tua/orang dewasa thd. Perkembangan anak dapat menimbulkan masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-hati. Para pendidik hendaknya membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik.
9 12/5/2020 Johann Heinrich Pestalozzi (1746– 1872) Seorang pendidik dari Swiss Berusaha meningkatkan pendidikan di masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak. Menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak. Menyarankan agar proses pembelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang paling mudah meningkat ke yang lebih sulit dst.
10 12/5/2020 Johann Friedrich Herbart (1776 -1841) He not only may be considered the first voice of the modern era of psychoeducational thought, but his disciples, the Herbartians, played a crucial role in preparing the way for the scientific study of education. They wrote about what we now call schema theory, advocating a cognitive psychology featuring the role of past experience and schemata in learning and retention.
11 12/5/2020 Herbartians (para murid Herbart) Herbartians promoted teaching by means of a logical progression of learning, a revolutionary idea at the end of the 19 th century. They promoted the five formal steps for teaching virtually any subject matter: 1. preparation (of the mind of the student), 2. presentation (of the material to be learned), 3. comparison, 4. generalization, and 5. application. It was the Herbartians who first made pedagogical technique the focus of scientific study, pointing the way, eventually, to the field of research on teaching, a very fruitful area of research in educational psychology.
12 Fridrich Frobel (1782 – 1852) Seorang pendidik dari Jerman Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak). Menurut Frobel, taman kanak merupakan tempat bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya cipta, dan mengerjakan pekerjaan tangan secara bersama. 12/5/2020
13 12/5/2020 Granville Stanley Hall (1844 – 1924) In 1887, Hall founded the American Journal of Psychology, and in 1892 was appointed as the first president of the American Psychological Association He was instrumental in the development of educational psychology, and attempted to determine the effect adolescence has on education.
14 Sir Francis Galton (1822 – 1911) Galton's inquiries into the mind involved detailed recording of people's subjective accounts of whether and how their minds dealt with phenomena such as mental imagery. To better elicit this information, he pioneered the use of the questionnaire. Galton's study of human abilities ultimately led to the foundation of differential psychology and the formulation of the first mental tests. Throughout his research Galton assumed that people who reacted faster were more intelligent than others. 12/5/2020
15 William James (1842 – 1910) Father of American psychology Ahli filsafat pragmatisme Ia menyatakan bahwa kesadaran adalah suatu fungsi yang bersumber dari pengalamam murni. Pengalamam murni adalah perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan refleksi manusia pada masa depan. Menurut James kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman. kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religious dan lunak menjadi pola-pola yang bermakna. 12/5/2020
16 Alfred Binet (1857 – 1911) Was a French psychologist who invented the first practical intelligence test, the Binet. Simon scale 12/5/2020
17 12/5/2020 D. Latar Belakang Psikologi Dengan Pendidikan Mendidik berarti membantu peserta didik agar mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan Peserta didik merupakan makhluk bio-psikososio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Pendidikan dilakan berdasarkan: landasan filosofis, psikologis, sosio-kutural, & teknologis
18 12/5/2020 E. Pengertian Psikologi Pendidikan Psyche = jiwa, Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari masalah kejiwaan peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Studi sistematis tentang proses-proses dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia (Witherington). Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus & terapan. Cabang dari psikologi yang mengaplikasikan prinsip psikologis dalam menyelesaikan persoalan pendidikan (American People of Encyclopedia) Psikologi pendidikan adalah ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan (Santrok)
Pentingnya Psikologi Dalam Pendidikan 19 12/5/2020 Psikologi membantu pendidik memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik secara integral. Pendidik mampu memahami keunikan peserta didik sesuai karakteristik psikologik masing. Pendidik mampu mengatasi masalah belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif serta menyenangkan bagi peserta didik.
20 12/5/2020 Kontribusi Psikologi Terhadap Pendidikan Perubahan anak didik dalam proses pendidikan. Pengaruh pembawaan & lingkungan atas hasil belajar. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar. Pengaruh kondisi sosial terhadap belajar. Pengaruh interaksi pendidik dan peserta didik. Pengaruh perbedaan individu terhadap kemampuan belajar.
21 12/5/2020 Definisi dan Tujuan Pendidikan Menurut F. H. Phenix “Education is the process where by persons intentianally guide the development of persons” Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak 2, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
22 12/5/2020 Definisi dan Tujuan Pendidikan Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973 § § Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 § § Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
23 12/5/2020 Definisi dan Tujuan Pendidikan § § § Pendidikan adalah tuntunan, pimpinan, bimbingan yang dilakukan secara sadar (sengaja) oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang. Tuntunan, pimpinan, dan bimbingan tersebut dilakukan dengan maksud membantu perkembangan si terdidik ke arah tujuan tertentu. Bahwa kegiatan pendidikan (interaksi pendidik dengan peserta didik) dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah
24 12/5/2020 D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pendidikan PENGEMBANGAN KURIKULUM PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENGEMBANGAN PROGRAM PEND. SISTEM PEMBELAJARAN SISTEM EVALUASI
25 Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Gejala-gejala kejiwaan yang meliputi: Perhatian 2. Ingatan 3. Fantasi 4. Berfikir 5. Motivasi dsb Perbedaan individu: 1. Inteligensi 2. Minat dan bakat 3. Kepribadian dsb 1. 12/5/2020
Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Kurikulum 26 Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang direncanakan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek : 1. karakteristiik psikologis peserta didik; 2. kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; 3. pengalaman belajar siswa; 4. hasil belajar (learning outcomes), dan 5. standarisasi kemampuan siswa. Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik. 12/5/2020
27 12/5/2020 Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Program Pendidikan misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari aspek psikologis peserta didik; Penentuan jurusan atau program; Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.
28 12/5/2020 Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Sistem Pembelajaran Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan; Pemilihan model-model pembelajaran; Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran; Penentuan alokasi waktu belajar dan embelajaran.
29 12/5/2020 Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Sistem Evaluasi Pendidikan Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes); Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektif atau subjektif); Penentuan mengenai waktu pelaksanaan dan evaluasi
30 12/5/2020 TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Teknik Tes Dilakukan dengan alat yang valid dan reliabel; Teknik Non Tes Dilakukan dengan alat tertentu, misalnya kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi dst; Dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, mengenai fakta ataupun opini; bakat, minat, kecerdasan; Dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu; Teknik non tes terdiri dari : observasi, wawancara, kuesioner, sosiometri, analisis karya, biografi, dst.
31 E. Metode Dalam Psikologi Pendidikan Jenis Metode Introspeksi Observasi Metode Klinis Metode Diferensial Metode Ilmiah Metode Eksperimen 12/5/2020
32 12/5/2020 Karakteristik Anak Usia Prasekolah (<6 Tahun) setiap anak unik dunia anak adalah dunia bermain setiap karya anak berharga setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya secara bebas setiap anak berhak memilih media ekspresi yang diinginkannya setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan anak memasuki tahap Praoperasional menurut Piaget. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Dan cenderung egosentris.
33 12/5/2020 Hakikat Anak Usia Dini, oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough Anak bersifat unik. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan. Anak bersifat aktif dan enerjik. Anak itu egosentris. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak masih mudah frustrasi. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
34 12/5/2020 Orientasi Psikologis Pembelajaran Anak Usia Pra Sekolah Memperhatikan kebutuhan anak secara holistik dan kebutuhan spesifik anak. Memperhatikan budaya dan lingkungan di mana anak hidup/dibesarkan Mendasarkan pada tahap-tahap tumbuhkembang anak. Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak. Memahami karakteristik anak dan mengimplementasikannya di dalam proses pedidikan mereka. Tujuan: Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan: “ Fisik, intelektual, emosional, moral & agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis & kompetitif. Pembelajaran: Belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan. Menumbuh kembangakan Emosi pada anak: a. Bersikap empati pada anak, b. Mendengarkan ungkapan emosi pada anak, c. Mengungkapkan emosi lewat kata, d. Mendengarkan musik indah dan teratur.
35 Pertanyaan? 12/5/2020
36 12/5/2020 Karakteristik Anak Sekolah Dasar (6 -12 thn) Anak sudah bisa bekomunikasi, tetapi masih belum dapat mengungkapkan secara sempurna apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. Masalah emosional yang biasa timbul : 1). Malas belajar sebenarnya karena perasaan / emosi yang tidak tenang / takut. 2). Lebih senang bermain daripada belajar karena suasana rumah yang tidak nyaman atau hubungan dengan anggota keluarga yang tidak menyenangkan. Anak senang mencoba hal-hal baru. Orang tua jangan salah mengembangkan bakat yang dimiliki dan bidang minat yang perlu diarahkan. Anak memasuki tahapan operasional konkrit (usia 7– 11 tahun) menurut Jean Piaget. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret Anak mulai belajar bagaimana caranya belajar dan mulai menerima beban pengetahuan.
37 12/5/2020 Proses Tahap Operasional Konkrit Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8 -4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
38 12/5/2020 Pembelajaran Anak Usia SD Anak usia SD Senang bermain Anak usia SD Senang bergerak Anak usia SD Senang bekerja dalam kelompok Anak usia SD Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung Anak usia SD Anak cengeng Anak usia SD Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain Anak usia SD Senang diperhatikan Anak usia SD Senang meniru
39 12/5/2020 Karakteristik Anak Sekolah Menengah (SMP dan SMA) (11 Anak memasuki tahap Operasional Formal, memiliki kemampuan untuk berpikir thn – Dewasa) secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Anak mulai belajar bagaimana caranya memahami apa yang mereka pelajari, bukan sekedar mengetahui. Fungsi otak berpikir harus mulai diseimbangkan dengan otak emosional. artinya, kesiapan mental untuk memahami pengetahuan harus seimbang dengan kesiapan mental untuk menerima pengetahuan yang harus dipahami. Anak memasuki masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja yang sangat mengguncang emosional: semua hal. disukai, semua hal pun di benci, semua hal diingini, semua hal pun tak dipedulikan. Anak senang mencoba hal–hal baru. Pada masa SMP anak mulai mencari jati dirinya, siapa dia? , dari mana dia berasal? , ke mana dia akan menuju? (cita-cita). Pada masa SMA anak mulai menyadari eksistensinya, dan mulai membentuk diri dan karakternya. Anak-anak mulai mantap cita-citanya dan sudah melatih diri untuk menjadi sesuai yang dicita-citakan.
- Slides: 39