12 th MeetingPolitical Communication Marketing Political Communication Political

  • Slides: 56
Download presentation
12 th Meeting-Political Communication Marketing Political Communication: Political PR and Engagement

12 th Meeting-Political Communication Marketing Political Communication: Political PR and Engagement

§ Kaid, Lynda Lee (ed. ). (2004). Handbook of Political Communication Research. London: Lawrence

§ Kaid, Lynda Lee (ed. ). (2004). Handbook of Political Communication Research. London: Lawrence Erlbaum Associates Pubs. § Kiousis, Spiro & Strömbäck, Jesper. (2014). Political Public Relations. 10. 4324/9781351053143 -18. § Lampe Ilyas. (Oktober 2010). “Konsep dan Aplikasi Public Relations Politik pada Konstentasi Politik di Era Demokrasi. Jurnal Academica FISIP UNTAD 2(2): 469 -485 § Percy, Larry. (2008). Strategic Integrated Marketing Communication, Referensi Theory and Practice. Oxford, UK: Elsevier § Reeves, P. (2018, April). Understanding how political parties manage their volunteers in the political marketing process. In Proceedings, Academy of Marketing Conference 2018. Academy of Marketing. § Vromen, Ariadne. (2017). Digital Citizenship and Political Engagement, the Challenge from online Campaigning and Advocacy Organisation. London, UK: Palgrave Macmillan § Yates, Heather E. (2019). The Politics of Spectacle and Emotion in the 2016 Presidential Campaign. Cham, Switzerland: Palgrave, Springer Nature

IMC & Political Marketing

IMC & Political Marketing

§ Integrated Marketing Communication adalah proses mengembangkan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif

§ Integrated Marketing Communication adalah proses mengembangkan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif terhadap pelanggan dan calon pelanggan sepanjang waktu § Tujuan IMC adalah mempengaruhi, atau memberikan efek langsung dari target audiens tertentu melalui komunikasi IMC § IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan bagi audiens dan target audiens agar mereka dapat menerima pesan yang dituju (Schultz, et. al 1993 dalam Perry, 2008 : 6) § IMC meliputi advertising, PR, sales promotions, purchasing, employee communications, dan sebagainya

POLITICAL MARKETING IS . . . the application of marketing principles and procedures in

POLITICAL MARKETING IS . . . the application of marketing principles and procedures in political campaigns by various individuals and organizations. The procedures involved include the analysis, development, execution, and management of strategic campaigns by candidates, political parties, governments, lobbyists and interest groups that seek to drive public opinion, advance their own ideologies, win elections, and pass legislation and referenda in response to the needs and wants of selected people (Newman, and groups in a society. 1999 a; p. Xiii dalam Kaid, 2004: 15))

§ Political marketing merupakan penerapan prinsip dan prosedur pemasaran dalam kampanye politik oleh berbagai

§ Political marketing merupakan penerapan prinsip dan prosedur pemasaran dalam kampanye politik oleh berbagai individu dan organisasi § Prosedur yang digunakan meliputi analisis, penembangan ide, eksekusi, manajemen strategis kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, lobbyists dan kelompok kepentingan. POLITICAL MARKETING § Tujuannya adalah untuk meraih opini publik, menyebarkan ideologi, memenangkan pemilihan, dapat meraih suara legislatif dan referendum sebagai bentuk respon kebutuhan dan keinginaan dari individu dan kelompok tertentu dalam masyarakat § Pemasaran politik menggunakan konsep dan teori yang digunakan secara “tradisional” oleh organisasi profit dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen pada political marketplace

§ Prinsip yang sama berlaku pada komersial marketplace, “successful companies have a market orientation

§ Prinsip yang sama berlaku pada komersial marketplace, “successful companies have a market orientation and constantly engaged in creating value for their customers’ § Dengan kata lain, marketer harus dapat mengantisipasi PERAN MARKETING POLITIK kebutuhan konsumen dan mengubahnya menjadi produk dan jasa inovatif agar puas § Begitu pula orientasi dari politisi yang berusaha menciptakan nilai yang diinginkan konstituennya melalui peningkatan kualitas hidup dan menciptakan keuntungan dalam biaya yang terendah (Kotler & Kotler 1999 dalam Kaid, 2004: 18)

PR Politik dalam Marketing Politik

PR Politik dalam Marketing Politik

Public Relations is the planned and PUBLIC RELATIONS sustained effort to establish and maintain

Public Relations is the planned and PUBLIC RELATIONS sustained effort to establish and maintain goodwill and understanding between an organization and its publics (Chartered Institute of Public Relations, UK)

§ Popularitas partai atau kader politik dalam sistem demokrasi merupakan hal yang tidak dapat

§ Popularitas partai atau kader politik dalam sistem demokrasi merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh Citra dan PR Politik § Profil partai, kader, pejabat publik beserta ideologi, visi, misi, dan program tidak akan terpilih jika tidak populer § Politisi atau partai tanpa komunikasi dan kemasan yang baik tidak akan menjadi maksimal dalam meraih suara

politisi/parpol, ada pada ranah kognitif. Terkait bagaimana seseorang merespon terhadap keberadaan politisi/parpolnya. § Pembentukan

politisi/parpol, ada pada ranah kognitif. Terkait bagaimana seseorang merespon terhadap keberadaan politisi/parpolnya. § Pembentukan citra Politisi/Parpol melalui : - penglihatan karateristik fisik: sosok figur/simbol parpol. Citra & Branding Calon - interaksi pemilih dengan sosok politisi/parpol. - pemilih mengenal sosok politisi. - pemilih berusaha mengingat/masuk memori ttg figur - pemilih menentukan sikap: menerima atau menolak. - pemilih memutuskan utk mendukung dan memilihnya.

§ Branding : penampilan merek sbg identitas Citra (Lanjutan …) khusus (politisi/parpol) agar dikenal

§ Branding : penampilan merek sbg identitas Citra (Lanjutan …) khusus (politisi/parpol) agar dikenal pemilih. Branding lebih merupakan lanjutan dari citra. Semacam penyamaan diri politisi dengan ik § on tertentu. Misal: peduli dan melayani § Citra & Branding tentang politisi dan parpol harus mengikuti alur perilaku pemilih yakni : • Tahu : pemilih harus tahu dulu sosok politisi/parpol. • Suka : pemilih menyukai terhadap figur. • Mendukung : memberikan dorongan persetujuan. • Memilih: mengubah dukungan jadi putusan untuk memilihnya.

§ Menurut Aristoteles (Jallaludin R; 1999) terdapat 3 landasan filosofis komunikator (termasuk dalam politik):

§ Menurut Aristoteles (Jallaludin R; 1999) terdapat 3 landasan filosofis komunikator (termasuk dalam politik): - Kredibilitas : tingkat keterpercayaan seseorang di hadapan khalayak. Landasan Filosofis Komunikator - Goodwill : niat/keinginan saat berkomunikasi - Integritas : kepribadian yang dinilai oleh khalayak. § Karakteristik komunikator (dalam politik) merupakan faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan persuasi; membujuk orang lain agar mengikuti kemauannya.

§ Empati: Fokus Branding Caleg tampil peduli terhadap persoalan yang dirasakan/dihadapi pemilih. Empati yang

§ Empati: Fokus Branding Caleg tampil peduli terhadap persoalan yang dirasakan/dihadapi pemilih. Empati yang tinggi berhasil menciptakan pencitraan & dukungan pemilih. § Kompeten: memiliki kemampuan persoalan yang dihadapi masyarakat. § Integritas: bersih dari korupsi & jujur. mennyelesaikan

§ Positioning: Positioning Politisi/Parpol penempatan diri (politisi/parpol) diantara beragam kehadiran dan nama politisi/parpol yang

§ Positioning: Positioning Politisi/Parpol penempatan diri (politisi/parpol) diantara beragam kehadiran dan nama politisi/parpol yang beredar di tengah persepsi dan penyikapan calon pemilih. § Positioning politisi/parpol diketahui melalui pemetaan keberadaan & dukungan pemilih terhadap semua politisi yang ada di daerah pemilihannya (dapil). § Positioning bisa dilihat dari: o Parpol Islam: platform Islam atau punya hubungan historis & kultural dengan massa Islam. o Parpol nasionalis : platform non agama atau nuansa kebangsaan/basis abangan.

§ Kompetensi: kemampuan utk menyelesaikan/solusi persoalan yang dihadapi masyarakatnya. (37%) Dasar Memilih Politisi §

§ Kompetensi: kemampuan utk menyelesaikan/solusi persoalan yang dihadapi masyarakatnya. (37%) Dasar Memilih Politisi § Ketokohan : anggapan thd sosok/aura calon di mata pemilih. (22%) § Popularitas : keterkenalan/dikenal (15%) (LSI, Okt 2008).

§ Menurut Hovland, dkk (dalam Windahl; 1983) kredibilitas ditentukan oleh: o. Trustworthiness Kredibilitas Pelaku

§ Menurut Hovland, dkk (dalam Windahl; 1983) kredibilitas ditentukan oleh: o. Trustworthiness Kredibilitas Pelaku Kampanye (keterpercayaan) yang dilihat dari ketulusan, kejujuran, bijak, obyektif & memiliki tanggungjawab sosial yang tinggi. Diketahui dari track record pribadinya. o. Expertise (keahlian) dilihat dari kecerdasan, pengetahuan, pengalaman, memiliki otoritas bidang serta skill pribadinya.

§ Daya tarik baik yang bersifat : 1. fisik yang sangat perseptual : tergantung

§ Daya tarik baik yang bersifat : 1. fisik yang sangat perseptual : tergantung 2. Kredibilitas Pelaku … (2) persepsi orang yang melihatnya. psikologis: kesamaan perasaan pribadi dengan sumber informasi. Menurut E. Rogers disebut dengan “homophily”. § Mc Crosky (1973, dalam Venus: 2004) terdapat 3 faktor pendukung kredibilitas : yang mempengaruhi 1. Keterbukaan (extroversion): berani, aktif, enerjik. 2. Ketenangan (composure): percaya diri & tenang. 3. Kharisma : kemampuan mengikat orang sekitar.

§ Menerapkan sikap low profile. § Tidak mengeluarkan statemen atau tindakan yang mengundang permusuhan

§ Menerapkan sikap low profile. § Tidak mengeluarkan statemen atau tindakan yang mengundang permusuhan di grassroots. Pedoman Merumuskan Kampanye Politik § Menyadari bahwa suara pemilih dalam pemilu/pemilukada adalah sama: one man one vote. § Tidak aktif menggembosi/menghabisi pesaingnya. § Aktif utk dilakukan evaluasi; utk terus dilakukan revisi. (Alfan M. Alfian: 2005; 124).

§ Komitmen kepada rakyat (kesediaan & kesiapan melayani & memenuhi keinginan pemilih) 42%. Sosok

§ Komitmen kepada rakyat (kesediaan & kesiapan melayani & memenuhi keinginan pemilih) 42%. Sosok Politisi yang Dipilih : § Jujur: bisa dipercaya pemilih : 37%. § Bersih dari perilaku korup : 21%. § Caleg dalam membangun branding pribadi mengacu pada harapan versi pemilih tsb.

§ Seperti kekakuan Joko Widodo dan jawaban yang sangat sederhana menjadikan sosok “ndeso” Jokowi

§ Seperti kekakuan Joko Widodo dan jawaban yang sangat sederhana menjadikan sosok “ndeso” Jokowi menjadi membumi dan dapat diterima masyarakat luas. § Jokowi tidak berusaha digambarkan sebagai sosok yang ‘intelektual’ dan berkharisma. Citra dan PR Politik § Justru dengan apa yang disebut lawan politiknya adalah sosok ‘plonga-plongo” dicitrakan tidak berjarak dengan warganya. § Selain itu, meski begitu kalimat populis dan sederhana dipilih agar sesuai dengan jumlah pemilih terbanyak saat ini yaitu dewasa muda (20 -an hingga akhir 40 -an yang merupakan komposisi terbanyak populasi Indonesia) § Key-message dalam campaign-nya berupa, “Jokowi adalah kita”

Public Relations : LEBIH DARI SEKEDAR PUBLISITAS, CITRA ▸ PR menggunakan lebih dari satu

Public Relations : LEBIH DARI SEKEDAR PUBLISITAS, CITRA ▸ PR menggunakan lebih dari satu media / tools untuk mencapai tujuan ▸ Publisitas adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah engagement & understanding

Kiousis & Strömbäck, 2014: 253 Stakeholder Engagement Degree

Kiousis & Strömbäck, 2014: 253 Stakeholder Engagement Degree

§ Public Relations adalah penggunaan komunikasi agar terbentuk hubungan jangka panjang antara perusahaan dan

§ Public Relations adalah penggunaan komunikasi agar terbentuk hubungan jangka panjang antara perusahaan dan publiknya yang harmonis § Dalam komunikasi politik, usaha membentuk dan Involvement & Engagement membina citra dan pendapat umum yang positif dilakukan dengan persuasi politik, yaitu dengan metode komunikasi dua arah dalam arti menghargai pendapat dan keinginan khalayak. § Sehingga engagement dan involvment sangat dibutuhkan dalam komunikasi politik § Reputasi atau citra akan terbentuk dengan baik jika engagement dengan audiens baik pula

§ Khalayak dalam konteks PR, sebagaimana dirumuskan oleh IPR adalah kelompok atau orang yang

§ Khalayak dalam konteks PR, sebagaimana dirumuskan oleh IPR adalah kelompok atau orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. § Dengan demikian kegiatan PR tidak diarahkan pada publik Opini Publik & PR Politik seluas-luasnya (masyarakat umum), melainkan khusus diarahkan pada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda dan masing-masing dengan cara yang berbeda pula. § Jadi, penyebaran pesan PR tidak dilakukan secara merata ke semua orang seperti halnya pesan-pesan iklan melalui media massa (Jefkins, 2004).

§ Berbicara masalah politik, termasuk PR Politik dalam ruang demokrasi tidak bisa dilepaskan dari

§ Berbicara masalah politik, termasuk PR Politik dalam ruang demokrasi tidak bisa dilepaskan dari opini publik. § Nimmo (2005) mendefinisikan opini publik sebagai kumpulan pendapat mengenai hal ikhwal yang mempengaruhi atau menarik minat komunitas. § Opini publik dalam sistem demokrasi sangat berpengaruh Opini Publik & PR Politik sebagai landasan pengambilan keputusan di tingkat legislatif dan eksekutif § Dalam konteks politik, proses pembentukan dan pengolahan opini publik inilah yang menjadi inti dari semua usaha komunikasi yang dilakukan partai atau tokoh politik yang akan bertarung dalam pemilu. § Oleh karena itu, usaha untuk merebut opini publik menjadi salah satu bentuk dari beragam kegiatan yang dilaksanakan dalam PR politik

Kiousis & Strömbäck, 2014: 253 § News Management & Agenda Building Domains of Political

Kiousis & Strömbäck, 2014: 253 § News Management & Agenda Building Domains of Political Public Relations § Issues & Crisis management § Event management § Assesment in political Public Relations § Digital communication

§ Pembentukan opini publik dan juga merupakan bentuk agenda building dan framing bagi tokoh

§ Pembentukan opini publik dan juga merupakan bentuk agenda building dan framing bagi tokoh politik § Agenda building secara teoritis bermakna sebagai cara memperbesar ‘konflik’ pada suatu isu untuk meraih perhatian dan tindakan dari pemerintah dalam mengambil keputusan News management § Terkait media relations, agenda building mengacu pada pembentukan agenda berupa citra‘objek’ lewat pesan dalam pemberitaan § Political PR dalam mengelola pemberitaan harus memperhatikan dua atribut, yakni A. Substansi (meliputi konflik, human interest, definisi permasalahan, tanggungjawab, evaluasi moral, dan asesmen konsekuensi pembingkaian) B. Afektif (tone dari pesan merupakan bersifat negatif, netral atau positif)

https: //www. suara. com/partner/content/kabarmakassar/2019/01/10/121702/caleg-ini-kampanye-danbuat-baligho-dari-karung-beras § Berikut adalah satu contoh self-PR yang cukup efektif karena

https: //www. suara. com/partner/content/kabarmakassar/2019/01/10/121702/caleg-ini-kampanye-danbuat-baligho-dari-karung-beras § Berikut adalah satu contoh self-PR yang cukup efektif karena dapat mendapatkan pemberitaan media secara organik. § Selain itu juga mencakup dua atribusi sekaligus dalam news management, yakni substansi dan afeksi § Substansi: pesan yang disampaikan dapat Terpilihnya calon Anggota Legislatif asal Gorontalo yang menggunakan karung beras untuk kampanye menjangkau human interest, definisi permasalahan, tanggungjawab, evaluasi moral. Terkait sahaja, dan kecenderungan bersih karena tidak perlu “ganti rugi” selama kampanye § Afeksi: bersifat positif karena pesan yang disampaikan sederhana dan dekat dengan keseharian target audiens-nya (calon pemilih)

§ Faktor berpengaruh yang vital dalam PR politk adalah manajemen isu § Hal pertama

§ Faktor berpengaruh yang vital dalam PR politk adalah manajemen isu § Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan ISSUE MANAGEMENT investigasi persepsi, sikap, dan tindakan target audiens terkait kebijakan dan permasalahan § Berbagai tools digunakan dalam proses ini, mulai dari pidato, pemberitaan, debat, dsbnya § Dalam masa ini, proses PR politik dilakukan dengan menyesuaikan pada pandangan partai politik, kandidat atau pejabat publik dan menjelaskan bagaimana dampak isu terhadap organisasi

Benoit’s (1995) image restoration theory is one way to examine how an organization can

Benoit’s (1995) image restoration theory is one way to examine how an organization can repair an image after a crisis (Coombs & Schmidt, 2000). Pengakuan merupakan salah satu bentuk permintaan maaf karena telah mengakui kesalahannya. Cara ini merupakan salah satu cara penanganan krisis dan memperbaiki citra, karena menunjukan sisi “goodwill”

§ Dalam konteks PR politik, rangkaian events yang dapat dipertimbangkan dalam merencanakan adalah debat,

§ Dalam konteks PR politik, rangkaian events yang dapat dipertimbangkan dalam merencanakan adalah debat, pidato, konferensi pers, konvensi partai, pembicara, memberikan dukungan kepada pejabat publik tertentu EVENT MANAGEMENT § Debat dan pidato memiliki efek yang cukup signifikan dalam meraih afeksi dan peningkatan kognisi terkait visi, misi atau karakter kandidat, atau pejabat publik. Bahkan bisa sampai ke arah behavioral act seperti dukungan dan pemberian suara

§ Manajemen evaluasi dilakukan untuk mengukur performa Assesment in political Public Relations PR politik.

§ Manajemen evaluasi dilakukan untuk mengukur performa Assesment in political Public Relations PR politik. § Efektivitas dapat diukur dari media monitoring terkait media coverage dan publisistas § Selain itu peraihan suara, jumlah sukarelawan yang bergabung dalam political movement, pencegahan suatu kebijakan untuk disahkan

§ Komunikasi digital merupakan tools yang sempurna dalam menjalin engagement, karena dapat bersifat dua

§ Komunikasi digital merupakan tools yang sempurna dalam menjalin engagement, karena dapat bersifat dua arah § Media digital dapat digunakan untuk fund-raising, DIGITAL COMMUNICATION penjaringan sukarelawan, atau menghubungkan dengan warga, pemilih, calon pemilih, dan simpatisan. Diseminasi program dan kebijakan pemerintah § Meski berbagai akun sosial media memiliki berbagai pengunjung dan terbuka untuk umum, akan tetapi ada karakter tertentu bagi yang mengikuti akun tertentu. Oleh karena itu akun sosial media sangatlah efektif untuk meraih target audiens

Diseminasi program pemerintah, kebijakan, dan engagement dengan warga Jasmev – Jokowi Ahok Social Media

Diseminasi program pemerintah, kebijakan, dan engagement dengan warga Jasmev – Jokowi Ahok Social Media Volunteering rekrutmen sukarelawan online dan fundraising Salah satu agency yang membangun citra Joko Widodo semenjak masa kampanye hingga terpilih, Hari Prast-Berakar Komunikasi. Menarik simpati anak muda lewat budaya populer berupa ilustrasi dan komik

PUBLICS

PUBLICS

§ Menurut Thayer (dalam Venus: 54) terdapat 2 jenis pelaku kampanye, yakni: - instrumental

§ Menurut Thayer (dalam Venus: 54) terdapat 2 jenis pelaku kampanye, yakni: - instrumental mediator : berfungsi sbg komunikator anonim; pihak 2 yang dapat dijadikan “jembatan” penghubung sumber/penyelenggara kampanye. Contoh: wartawan, media massa. Jenis Pelaku Kampanye - consumatory mediator : berfungsi merepresentasikan kondisi riil dari situasi & gagasan yang dikampanyekan; pihak 2 yang dapat dijadikan opinion leader karena memiliki pengalaman tertentu, keterlibatan dan mendalami persoalan tertentu: contoh: akademisi, pengamat politik, tokoh LSM, paranormal. • Aktor yang sering jadi pelaku kampanye: aktifis sosial, kaum profesional, aktor politik/politisi murni. Mereka menjadi komunikator dalam kedua jenis di atas.

§ Pihak yang menggagas, mendesain, mengorganisasikan serta menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye politik

§ Pihak yang menggagas, mendesain, mengorganisasikan serta menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye politik disebut “pelaku kampanye”. (A. Venus: 2004: 54). § Dalam kampanye terdapat 2 team yakni: Subyek Pelaku Kampanye - leaders : politisi, aktivis, profesional, tokoh sosial. - supporters: pendukung kalangan grassroot. § Team leader: koordinator, sponsorship, administrator dan pelaksana teknis. § Supporter: kader, donatur dan simpatisan.

§ All issue publics : mereka yang bersikap aktif dalam berbagai isu. § Aphathetic

§ All issue publics : mereka yang bersikap aktif dalam berbagai isu. § Aphathetic publics : tidak memperhatikan atau tidak aktif terhadap semua isu § Single isue publics : aktif pada satu atau sejumlah isu Macam Publik tertentu § Hot Isue public : baru aktif setelah semua media memperbincangkan dan menjadikan isu sosial => Spiral of Silence

TARGET & KEY PUBLIC

TARGET & KEY PUBLIC

Mc Quail & Windahl Venus; 2003) mendefinisikan (1993; dalam § Sasaran Kampanye : sejumlah

Mc Quail & Windahl Venus; 2003) mendefinisikan (1993; dalam § Sasaran Kampanye : sejumlah besar orang (massa) yang pengetahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye. Target Kampanye § Dalam kampanye politik sebagian besar orang merespon isi informasi berdasarkan keyakinan, sikap & nilai-nilai yang dimilikinya. § Target kampanye politik adalah mengubah massa untuk mendukung politisi guna memperoleh riil votting dalam bentuk jumlah perolehan suara. Contoh: dalam Pilpres atau Pilkada.

§ Aspek Sosiodemografis: aspek yang (Cangara; 2009: 314). melihat perkembangan sosiologis masyarakat sebagai target.

§ Aspek Sosiodemografis: aspek yang (Cangara; 2009: 314). melihat perkembangan sosiologis masyarakat sebagai target. § Aspek profile psikologis: melihat Aspek Target Kampanye perkembangan psikis/mentalitas dari masyarakat sebagai target. § Aspek karakteristik behaviour: menekankan pada perkembangan perilaku dari anggota masyarakat sebagai target. Untuk mengetahui pemetaan tersebut maka dilakukan riset dengan pendekatan akademik.

§ Demografi meliputi karakteristik masyarakat: afiliasi ormas, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dsbnya. § Kondisi

§ Demografi meliputi karakteristik masyarakat: afiliasi ormas, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dsbnya. § Kondisi ekonomi: pekerjaan dan pendapatan. § Kondisi fisik: lokasi tinggal, desa-kota. Pemetaan Target Sasaran § Teknologi yang tersedia: jaringan telekomunikasi, mobilitas transportasi, dsbnya. § Afiliasi parpol : pilihan & dukungan pada parpol. § Kondisi sosial budaya: sikap thd prinsip moral/etika, pola komunikasi, hubungan sosial, dsbnya.

§ Keyakinan yang terdiri dari 3 ciri yakni: 1. keyakinan dapat beragam kekuatannya karena

§ Keyakinan yang terdiri dari 3 ciri yakni: 1. keyakinan dapat beragam kekuatannya karena konstruk ini bersifat probabilistik (penuh kemungkinan). Faktor Keyakinan dalam Persepsi 2. keyakinan ada kaitan dengan sistem keyakinan sebagai filter atas stimulus yang menerpa dirinya. keyakinan memiliki berbagai lapisan yang masing-masing mengindikasikan jenis keyakinan yang berbeda. § Informasi yang masuk pada individu akan mengalami filterisasi & dikonfrontasikan dengan sistem keyakinannya.

§ Inconsequential beliefs: keyakinan yang (Bill Rokeach: dalam Venus: 2003) Apakah Derajat Keyakinan ?

§ Inconsequential beliefs: keyakinan yang (Bill Rokeach: dalam Venus: 2003) Apakah Derajat Keyakinan ? tidak memiliki konsekuensi/dampak apapun. Individu tidak membutuhkan pandangan pihak lain ketika ingin mengubah keyakinan yang dimilikinya. § Derived beliefs: keyakinan yang digantungkan pada pemegang otoritas: pejabat, tokoh sosial, media, politisi. § Authority beliefs: keyakinan yang disandarkan pada orang yang layak dipercaya atau diberi mandat untuk bisa dipercaya. Biasanya individu yang memiliki otoritas pada bidang tertentu. Keyakinan ini resisten thd perubahan tetapi tingkat resistensi tersebut tidak terlalu tinggi seperti keyakinan inti.

§ Primitive without consensus beliefs: Apakah Derajat Keyakinan ? (2) keyakinan yang amat dipercaya

§ Primitive without consensus beliefs: Apakah Derajat Keyakinan ? (2) keyakinan yang amat dipercaya kebenarannya shg tidak memerlukan konsensus utk meyakininya. Model keyakinan ini amat sulit berubah krn berpusat pada diri sendiri (ego centered), meski terdapat kemungkinan berubah. § Primitive with consensus beliefs: keyakinan yang merupakan inti dari sistem keyakinan yang dimiliki. Terdapat konsekuensi tinggi apabila mengubah keyakinannya. Keyakinan yang paling resisten thd perubahan. Keyakinan jenis ini tidak digarap lagi.

§ Pada konteks kampanye politik maka sangat perlu memahami peta sistem keyakinan tsb yang

§ Pada konteks kampanye politik maka sangat perlu memahami peta sistem keyakinan tsb yang berfungsi untuk: Fungsi Pemetaan Keyakinan 1. mengetahui pandangan khalayak ttg suatu obyek kampanye. 2. mengubah keyakinan yang tidak konsisten. 3. mengonstruksi pesan sesuai keyakinan khalayak.

§ Sikap adalah “kecenderusngan utk bertindak thd obyek tertentu baik secara positif maupun negatif

§ Sikap adalah “kecenderusngan utk bertindak thd obyek tertentu baik secara positif maupun negatif dengan mendasarkan pada keyakinan 2 yang terorganisasi” (Thurstone, Rokeach, dalam Ferguson: 1999). Faktor Sikap Khalayak dalam Kampanye § Sikap memiliki 4 aspek penting yakni (Venus; 2004): 1. Sikap mempunyai dimensi afektif (perasaan). 2. Sikap itu keyakinan yang terorganisasi (sekumpulan keyakinan). 3. Sikap itu relatif menetap; dibangun lewat sosialisasi & interaksi yang kontinyu. 4. Sikap merefleksikan komponen behavioural dari keyakinan individu.

§ Nilai adalah: sesuatu yang ideal yang Faktor Nilai dalam Diri Khalayak diinginkan secara

§ Nilai adalah: sesuatu yang ideal yang Faktor Nilai dalam Diri Khalayak diinginkan secara personal maupun sosial. Menurut Bill Rokeach bahwa nilai juga merupakan keyakinan yang berlaku terus menerus (menetap). § Terdapat 2 jenis nilai (Rokeach dalam Perloff, 1993) : 1. terminal values: ukuran & tujuan akhir yang dijadikan dasar suatu eksistensi. Contoh: kesejahteraan, keadilan, kemajuan. 2. instrumental values: cara bertindak seseorang dalam rangka mencapai terminal values tsb. Contoh: kerja keras, demokratis, keberanian.

§ Menurut Assel (dalam Venus: 2004) kepribadian: “pola perilaku individu yang konsisten & relatif

§ Menurut Assel (dalam Venus: 2004) kepribadian: “pola perilaku individu yang konsisten & relatif permanen”. § Kepribadian Faktor Kepribadian dalam Diri Khalayak antar individu bisa dipastikan berbeda, dan kepribadian itu bersifat unik. § Secara umum menurut Rokeach (dalam Venus: 2004) menyatakan: individu dengan harga diri yang tinggi lebih sulit diubah dibanding individu yang memiliki harga diri yang rendah. § Harga diri yang tinggi muncul sebagai orang yang kompeten, bersikap optimis, dan penuh percaya diri.

§ Segmentasi (pemetaan) perlu dilakukan utk menentukan khalayak sasaran kampanye. § Menurut Grunig (1999)

§ Segmentasi (pemetaan) perlu dilakukan utk menentukan khalayak sasaran kampanye. § Menurut Grunig (1999) bahwa segmentasi Segmentasi Khalayak Sasaran merupakan titik awal terpenting dalam penyelenggaraan kampanye. Termasuk dalam kampanye politik. Apalagi tingkat keragaman khalayak yang tinggi maka membutuhkan segmentasi. § Segmentasi berarti: pengelompokan khalayak berdasar pada kategori tertentu berdasar ciri umum baik geografis, demografis atau psikografis.

§ Focus Group Discussion (FGD) bersama individu yang dianggap representatif. § Interview pada individu

§ Focus Group Discussion (FGD) bersama individu yang dianggap representatif. § Interview pada individu tertentu yang ditetapkan. Metode Identifikasi Khalayak § Survei terbatas dengan memakai accidental sampling: menyebar kuesioner pada orang yang kebetulan ditemui pada suatu lokasi tertentu. § Metode yang bersifat kuantiatif ini biasanya mengandalkan interpretasi data dalam wujud angka atau tabel persentase. Karena itu jumlah responden & teknik sampling amat menentukan validitas.

§ Anggota parpol sendiri sebagai “captive market” yakni dalam rangka menjaga loyalitas pilihan. §

§ Anggota parpol sendiri sebagai “captive market” yakni dalam rangka menjaga loyalitas pilihan. § Media massa sbg instrumen untuk membentuk public opinion. § Simpatisan: para pendukung parpol meski mereka bukan merupakan anggotanya. Kelompok Sasaran Kampanye § Pemilih pemula: baru pertama kali mempergunakan hak pilih. § Pensiunan: kelompok manula yang sudah cukup berpengalaman. § Kaum perempuan: menciptakan sentimen gender utk meraup dukungan. § Kelompok minoritas: krn unsur lokasi, keturunan, kepercayaan atau pandangan. § Floating mass: kelompok pemilih yang amat sulit ditebak sikap dan M. Alfian; 2005: 15). pilihannya. (Alfan

PENGGUNAAN TOOLS

PENGGUNAAN TOOLS

(PENCILS) PR Mix Publication, Event, News, Community, Involvement, Inform, Lobbying & Social Responsibility

(PENCILS) PR Mix Publication, Event, News, Community, Involvement, Inform, Lobbying & Social Responsibility

§ Di kota besar atau ibukota negara atau provinsi, kampanye politik dapat efektif dengan

§ Di kota besar atau ibukota negara atau provinsi, kampanye politik dapat efektif dengan memaksimalkan kemungkinan tools yang ada Perbedaan Politik Daerah dan Pusat dalam Penggunaan tools § Social Media dan Media mainstream dalam perpolitikan daerah cenderung kurang bisa diandalkan meskipun kini disebut era global village, tetapi pola konsumsi media audiens dalam komunikasi politik perlu diperhatikan pula § Tools yang lebih melibatkan Public involvment langsung cenderung lebih efektif digunakan saat di daerah