12 Pengembangan Instrumen Penelitian Murni Ramli MK Penelitian
12. Pengembangan Instrumen Penelitian Murni Ramli MK Penelitian Pendidikan Biologi Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret@2020
Tujuan Pembelajaran • Mahasiswa mampu menjelaskan instrumen penelitian yang baik • Mahasiswa mampu menjelaskan ragam instrumen • Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip 2 validitas suatu instrumen • Mahasiswa mampu menguji validitas dan realibilitas penelitian • Mahasiswa mampu menentukan instrumen pengukuran penelitiannya
Instrumentasi Penelitian Kuantitatif
DATA dan INSTRUMEN • Data penelitian kuantitatif di bidang Pendidikan berupa hasil pengukuran terhadap variable terikat (data angka) • Untuk mengukur variable terikat, peneliti perlu menyusun instrument pengukuran • Instrumen lain yang diperlukan dalam riset Pendidikan bukan untuk mengukur data tetapi instrument untuk menerapkan perlakuan, mis perangkat pembelajaran
Instrumen Kuantitatif • Silabus • RPP • LKS • Hand Out Materi • Lembar Observasi : LO Keterlaksanaan Sintaks LO Psikomotorik LO Afektif • Lembar Tes Achievement dan Tes Performance
Pengukuran: Mengkuantifikasikan karakter subjek/objek penelitian dengan menggunakan instrument alat ukur Fungsi : 1. Memberikan data numerik untuk dianalisis 2. Dapat dipakai menguji hipotesis-hipotesis serta teori yg mendasari riset 3. Dapat diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki oleh individu atau kelompok
Validitas • Instrumen sebagai alat pengumpul data penelitian perlu memenuhi dua persyaratan, yaitu valid dan reliabel • Validitas Instrumen : derajat yg menunjukkan suatu instrumen/tes dapat mengukur apa yg hendak diukur • Prinsip suatu tes adalah valid, tidak universal • Kevalidan suatu tes : Suatu tes hanya valid untuk suatu tujuan/riset tertentu
Menilai Validitas 1. Review logis & wajar 2. Pendapat pakar/ahli 3. Menggunakan kelompok yg telah diketahui coraknya 4. Kriterianya independen
Jenis Validitas Tes/Instrumen
Validitas Isi (Content Validity) • Definisi : derajat ketika sebuah tes mengukur cakupan substansi/domain yg ingin diukur • Perlu valid isi & valid teknik sampling • Valid isi apakah item tes menggambarkan cakupan yg ingin diukur • Valid teknik sampling bagaimana sampling merepresentasikan cakupan populasi riset
• Validitas isi biasanya diapakai dalam tes pencapaian (achievement test) • Validitas Isi tidak ada formula matematis untuk menghitungnya, tapi untuk mengukur kevalidannya dipakai pertimbangan pakar logical analysis • Para ahli diminta mengamati secara cermat semua item, kemudian mereka mengoreksi item yg salah, dan terakhir memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes menggambarkan cakupan isi yg hendak diukur
Validitas Konstruk (Construct Validity) • Definisi : derajat yg menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct, atau teori psikologis yang melatarbelakangi karakter yang diukur. • Konstruk sifat yg tidak dapat diobservasi, tetapi dapat dirasakan pengaruhnya melalui indera, mis intelegensia, motivasi, kekhawatiran, kemampuan berpikir kritis • Contoh Implikasi orang terampil dapat dilihat dari tingkah lakunya dalam bekerja
• Contoh konstruk : IQ tinggi ditujukkan oleh tugas sekolah yg dikerjakan dengan baik, menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar • Cara melakukan validasi konstruk melibatkan hipotesis testing yg dideduksi dari teori; menggunakan banyak sumber data/pembuktian (divergen dan konvergen) • Contoh : Teori berbunyi bahwa orang dengan kecemasan tinggi akan mengerjakan sesuatu lebih lama dibandingkan dengan orang yg berkecemasan rendah. Maka dikembangkan tes, juga kuesioner dan wawancara untuk mengeceknya
Validitas Konkuren • Definisi : derajat ketika skor dalam sebuah tes dihubungkan dengan skor lain yg telah dibuat/skor baku • Misal : Peneliti ingin mengecek kualitas instrument critical thinking skills yang dibuatnya, maka dia membandingkan hasil pengukurannya dengan hasil pengukuran dengan Tes yg dikembangkan Facione (tokoh Critical Thinking). • Metode: Dicari korelasi antara dua tes, jika korelasinya kuat, maka tes yg dikembangkan dalam penelitian adalah valid
Validitas Prediksi • Definisi : derajat yg menunjukkan suatu tes dapat memprediksi bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau kerja yg direncanakan/tugas di masa depan— memprediksi performa seseorang • Misal : Tes kemampuan akademik calon mahasiswa S 2 dapat dikatakan memiliki validitas prediksi karena tes dapat menduga orang yg memiliki kemampuan akademik untuk mengikuti kuliah S 2 atau tidak
Contoh Peneliti akan menentukan validitas prediksi tes kepad mahasiswa yg mengikuti MK PPBio. Langkah : 1. Membuat tes item 2. Tes diberikan kepada mahasiswa yg akan mengambil makul 3. Tunggu sampai satu semester agar tercapai kriteria yg diinginkan, yaitu nilai ujian akhir 4. Korelasikan dua set nilai 5. Jika korelasi tinggi validitas prediksi tinggi
Reliabilitas • Reliabilitas : Keajekan; konsistensi suatu instrumen • Suatu instrumen dikatakan realible jika hasil ukurnya konsisten ketika diadakan pengukuran berulang kali • Realibilitas suatu tes dinyatakan secara numerik dalam bentuk koefisien • Koefisien tinggi reliabel • Koefisien r instrumen tinggi tes mempunyai kesalahan ukur rendah • Harga koefisien r -1 sampai +1
Error dan Reliabilitas • Realibilitas sebuah tes/instrument ditentukan oleh ada tidaknya error dalam penelitian. • Error ada dua jenis, yaitu random errors of measurement (error pada pengacakan), dan systematic errors of measurement (error pada prosedur pengukuran)
Sumber Error • Individu yang diukur (responden)—ada fluktuasi emosi, semangat, ketertarikan, capek, mental, dll • Instruksi dan atmosfer/suasana saat tes instruksi ambigu, ruang tes sumpek • Instrumen salah—tes sangat pendek, mis tes menanyakan pengetahuan siswa tentang jenis-jenis dan nama-nama jamur (ada 4 kelas), tetapi tes hanya berjumlah 3, sehingga tidak mewakili cakupan materi
Tipe Realibilitas 1. Tes-Retes 2. Ekuivalen 3. Belah dua dihitung melalui rumus korelasi
Realiabilitas Tes /Retes • Definisi : derajat yg menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu • Seseorang diuji berulang pada waktu yg berbeda dg instrumen tes yg sama. Jk hasil sama, maka tes memiliki konsistensi yg tinggi • Cara pelaksanaan : 1. Selenggarakan tes pd suatu grup 2. selang dua minggu lakukan tes yg sama pd grup yg sama 3. Korelasikan hasil kedua tes Jk korelasi tinggi, berarti realibilitas tes bagus Waktu tes kedua menentukan hasil tes kedua
Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi • Tes yg hendak diukur realibilitasnya dibuat identik • Kedua tes memiliki karakteristik yg sama : variabel yg diukur, mempunyai jumlah item, struktur, tingkat kesulitan, petunjuk, skoring, dan interpretasi yg sama • Yg bisa berbeda adalah substansi itemnya
Reliabilitas Belah Dua • Mengukur konsistensi internal, karena satu jenis tes dipecah menjadi dua, lalu diuji • Pelaksanaannya hanya sekali • Cara : • 1. Lakukan pengetesan item-item yg sudah dibuat kepada subyek sasaran • 2. Bagi tes yg ada menjadi dua, atas dasar jumlah item yg paling umum dg membagi ganjil dan genap pd kelompok tsb • 3. Hitung skor subyek pd kedua belah kelompok penerima item genap dan ganjil • 4. Korelasikan kedua skor
Cara menghitung formula koreksi • Korelasi Spearman Brown 2 x r belah dua r total = ------------1 + r belah dua Contoh : Jumlah item tes 50, koefisien korelasinya 0. 80. Maka r total tes setelah dikoreksi adalah 0. 89
Mengukur Homogenitas Instrumen Tes • Menentukan konsistensi antaritem atau homegenitas item-item dalam satu tes yg direncanakan • Pd dasarnya, menghitung dua sumber kesalahan yg muncul pd tes yg direncanakan • Kedua sumber kesalahan, yaitu : 1. Content atau isi sampling dari tes yg dibelah 2. Heterogenitas domain yg disampel
Menghitung Indeks Homogenitas • Yg sering dipakai adalah Rumus Kurder Richardson (K-R) • Ada dua, yaitu K-R 20 dan K-R 21 • K-R 20 : dipakai jk item tes menggunakan dua pilihan jawaban saja, misal Betul Salah • K-R 21 : dipakai untuk tes item yg dibuat sistematikanya menggunakan pilihan ganda
Menghitung Indeks Homogenitas • K-R 20 : K (Sx 2 -Ʃ pq) r xx = ----------K-1 (Sx 2) Ket : K = jumlah item dlm satu tes Sx 2 = varian skor total tes p = proporsi jawaban betul pd item tunggal q = proporsi jawaban salah pd item yg sama
lanjutan • K-R 21 K x Sx 2 – X (K-X) r xx = ------------Sx 2 (K-1) Ket : r xx : realibilitas untuk keseluruhan tes K = jumlah item dalam tes Sx 2 = varian semua tes X = rerata skor
Kesalahan baku dalam penelitian Faktor penyebab kesalahan : 1. Karakteristik tes 2. Bahasa yg meragukandalam item tes 3. Aturan yg tdk dipenuhi dalam proses pengukuran 4. Status peserta yg mengikuti tes 5. Kombinasi faktor di atas
Kesalahan Baku dalam Pengukuran • Konsistensi intrumen jg dapat diukur dg menghitung kesalahan baku pengukuran atau standard error measurment • Kesalahan baku pengukuran : estimasi ttg bagaimana seorang peneliti mengharapkan kesalahan dari tes yg telah dibuat • Dapat menunjukkan tingkat realibilitas tes • Jika nilai kesalahan baku kecil, maka realibilitasnya tinggi
Rumus kesalahan baku Sm = SD √ 1 -r Ket. Sm : kesalahan baku pengukuran SD : simpang baku skor tes r : koefisien konsistensi
Alfa Cronbach • Digunakan untuk pengukuran tes sikap yg mempunyai item pilihan ganda atau dalam bentuk tes esai • Jk item tes heterogen, mk tes tsb akan mengukur lebih dari satu karakteristik, dan menyebabkan koefisien alfa rendah • Pada prinsipnya mengukur homogenitas, yg memfokuskan 2 aspek, yaitu aspek isi dan aspek heterogenitas dari tes • Jika tes homogen maka nilai koefisien alfa semakin tinggi yg berarti juga tes semakin konsisten
Faktor Penentu Reliability Test
Macam-Macam Instrumen Pengukuran • Berdasarkan objek yg diteliti : Objek riil dan abstrak • Objek riil diukur dengan sistem MKSA plus atau meteran, kilogram, sekon, amper, derajat, dan kandela • Objek abstrak seperti tingkah laku diukur dg tes kepribadian, tes pencapaian hasil belajar
Alat Pengukur Tes Objek Abstrak 1. Tes Psikologi 2. Tes Prestasi 3. Tes Intelegensi Alat ukur tes harus valid, reliabel, dan objektif
Tes Psikologi • Dipakai untuk mengukur aspek tertentu dalam tingkah laku manusia • Menghasilkan deskripsi obyektif yg diukur dg menggunakan skor dan angka • Dibedakan menjadi dua, yaitu Tes Prestasi dan Tes Bakat/Tes Intelegensi • Pemberian skor berdasarkan sampel yg mewakili karakteristik populasi, dan jawaban dari subyek secara individual
Tes Prestasi • Dipakai untuk mengukur efektivitas program, metode pengajaran, dan kegiatan terkait PBM, atau variabel terikat berupa prestasi belajar • Tes prestasi mengukur kemampuan dan penguasaan siswa stlh selama masa ttt menerima proses belajar mengajar dari guru • Umumnya mengukur kemampuan siswa secara individual • Ada dua bentuk : TES STANDAR & TES BUATAN GURU
lanjutan • Tes standar : tes yg sudah teruji, dan terstandardisasi, misal UN, CAT (California Achievement Test, Cambridge Test, dll) • Tes buatan sendiri : belum standar, tp biasanya lebih sesuai dg PBM • Berdasarkan aspek interpretasi oleh peneliti Tes Normatif & Tes Kriteria
Tes Normatif & Tes Kriteria • Tes Normatif : 1. Membandingkan performa individual satu dg yg lainnya dalam tes yg sama 2. Peneliti menginterpretasikan performa individual dalam posisinya sbg anggota kelompoknya atau dalam grup normatif • Tes Kriteria : -penggambaran apa yg telah dibuat oleh seseorang sesuai dg kapasitasnya tanpa menggunakan acuan orang lain. -Peforma dibuat atas dasar persyaratan yg telah ditentukan lebih dahulu. - Performa individu direfleksikan melalui tingkat penguasaan beberapa ranah pengetahuan atau keterampilan yg dapat dicapainya melalui jawaban yg benar pd tes
Tes Intelegensi/Tes Bakat • Intelegensi seseorang ada 3 macam : 1. Intelegensi Sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti & bekerjasama dg orang lain 2. Intelegensi Nyata : kemampuan seseorang untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam berinteraksi dg sesuatu yg nyata sbg realisasi keterampilan dan penerapan ilmu pengetahuan 3. Intelegensi abstrak : kemampuan seseorang untuk mengerti berinteraksi dg komunikasi verbal yg mungkin berupa simbol spt dalam konteks ilmu pengetahuan, matematika, dll
lanjutan • Tes Intelegensi : Tes yg dipakai untuk mengukur cakupan kemampuan seseorang dalam kaitannya dg penggunaan pengetahuan yg ada dalam konteks yg bervariasi • Tidak mengukur bakat seseorang scr murni, tp kemampuan individu dalam memecahkan permasalahan yg sudah direncanakan oleh si pembuat tes • Tes Intelegensi Tes kemampuan akademik
Jenis Tes Intelegensia • TI Individual : Mengukur bakat individual. Misal Tes Standford-Binet (mengukur intelegensi secara umum), Tes Wechler(mengukur IQ verbal dan IQ non verbal) • TI Kelompok : mengukur bakat subyek dalam kegiatan berkelompok. Dipakai pertama kali dalam PD I untuk mengukur bakat orang 2 yg ingin masuk militer
Mengukur Kepribadian • Teknik Inventori • Teknik Proyektif
Teknik Inventori • Subyek direpresentasikan dg item pertanyaan atau pernyataan yg menggambarkan bentuk tingkah laku seseorang. Subyek menjawab ya-tidak, sangat setuju – tidak setuju. • Contoh : motivasi siswa terhadap pilihan sekolah, SMA or SMK • Banyak dipakai dalam bidang pendidikan karena : - lebih ekonomis -sederhana dalam penampilan & penyelenggaraan - Dapat menghasilkan data obyektif
lanjutan Kelemahan : • terkait dg validitas instrumen karena tergantung pada kemampuan responden memahami tes, dan usaha untuk memahami dirinya yg terkait dg tes • Responden harus paham kepribadiannya, dan mengisi angket dg jujur
Tes Proyektif • Individu sebagai responden ditanya dan kemudian menjawab stimulus yg disajikan oleh peneliti dalam bentuk tes yg diatur scara tidak terstruktur • Dalam tes ini, subyek diberi stimulus situasi • Bentuk stimulus berupa gambar, film, kalimat, asosiasi kata, tulisan tangan, tes kreatif, dll • Umumnya digunakan psikolog untuk tujuan klinis, misal mendiagnosa emosi • Di bidang pendidikan menguji peserta yg memiliki emosional yg bermasalah
Teknik Membuat Skala Pengukuran Pembuatan skala dilakukan atas dasar 2 asumsi : 1. Ilmu pengetahuan lebih cenderung menggunakan prinsip matematika 2. Ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yg lebih baik terutama dalam mengukur gradasi
lanjutan • Dalam membuat skala, peneliti perlu mengasumsikan bahwa fakta mengandung suatu kontinum yg nyata yg berasal dari sifat-sifat subyek atau obyek yg diteliti • Kontinum nyata misalnya sifat aktif siswa, yg memiliki rentang paling aktif, kurang aktif hingga tidak aktif • Skala diterapkan pd sampel, dan selanjutnya peneliti melakukan inferensi untuk menilai populasi
Skala Pengukuran • Skala Likert • Skala Thurstone • Skala Guttman • Skala Semantik
Skala Likert • Diciptakan oleh Rensis Likert, 1932 • Dipakai untuk mengukur persepsi dan sikap seseorang (kecenderungan untuk suatu kelakuan) • Umumnya skala ukur 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan positif, dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif • Pd umumnya orang Indonesia memilih pd pilihan tengah. Untuk mengatasinya pilihan skor harus dibuat genap : 4, 6, 8 • Peneliti harus hati-hati dalam menyusun pertanyaan
Contoh Pernyataan SS S TS STS Biologi merupakan mapel favorit 4 3 2 1 Saya bosan dengan mapel biologi 1 2 3 4
lanjutan • Responden yg tdk serius kemungkinan akan menjawab 4 pd pernyataan pertama, dan 1 pada pernyataan kedua. Jika diskor, hasilnya adalah 4+1 =5 • Dari jawaban tsb, responden tdk memiliki konsistensi sikap erhadap pelajaran Bio
Skala Thurstone • Membedakan intensitas sikap/perasaan seseorang terhadap suatu hal • Menilai sikap dg cara merepresentasikan statemen tentang topik yg disusun dari tidak favorit, netral, dan sangat tidak disenangi. • Contoh : • Bagaimana kepuasan Anda terhadap hasil belajar Anda? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F G H I sangat tidak puas netral sangat puas
lanjutan Skala ini tidak banyak dipakai karena : - Perlu pekerjaan banyak untuk membuat skala - Nilai pd skala yg telah dibuat memungkinkan pd skor sama mempunyai sikap berbeda - Nilai yg dibuat dipengaruhi oleh sikap para juri atau penilai - Memerlukan tim penilai yg objektif
Skala Guttman • Sering disebut teknik kumulatif • Untuk membuktikan bahwa sikap terhadap sesuatu berdimensi tunggal • Peneliti menyusun beberapa pernyataan yg satu dimensi • Jk responden memilih pernyataan nomor 1, mk dia akan memilih pernyataan nomor 2 juga, dst • Jadi, jk seorang setuju, mk skor totalnya akan besar, sedangkan yg tdk setuju skor totalnya akan rendah
Contoh Responden ditanya tentang setuju atau tidak terhadap peran komite sekolah 1. Komite sekolah mempunyai peran penting dalam perkembangan sekolah 2. Komite sekolah mempunyai pengaruh kuat terhadap perkembangan sekolah 3. Komite sekolah merupakan organsisasi penting untuk meningkatkan kualitas sekolah
Hasil Skor Skala Guttman Skor 3 2 Setuju dg item 3 2 x x 0 x 1 X X Tdk setuju dg item 3 2 1 0 0 0 x 0 0 1 0 0 0 X 0 x x 0 x
Skala Semantik Semantic Differential Technique Osgood et al. , 1957 • Karakter disusun secara bipolar • Memilih kata sifat yg berlawanan untuk menilai sesuatu/obyek • Karakter diatur selang-seling antara positif dan negatif, agar tidak muncul kecenderungan respon • Skor dihitung berdasarkan nilai setiap item
Contoh • Sikap siswa terhadap jurnal belajar Jelek ………………. . Baik Aktif ………………. . Pasif Tajam ………………. . Tumpul Senang ………………. . Sedih Sulit ………………. . Mudah Berat ………………. . Ringan Lemah ………………. . Kuat Cepat ………………. . Lambat
Skala Rating • Melibatkan penilaian tingkah laku atau performa seseorang yg hendak diteliti • Skala rating individu dan skala rating kelompok • Skala rating individual : penilai dalam mengambil keputusan terhadap subjek yg dinilai, tidak melakukan pembandingan dg subjek lain • Skala rating kelompok : penilai melakukan pembandingan subjek satu dg subjek lain dalam kelompoknya
Contoh Skala Rating Aspek Tingkah Rendah (1 -2) Laku Penampilan pribadi Keterampilan Berkomunikasi Adaptasi dg lingkungan sosial Bekerja secara berkelompok Bekerja secara mandiri Sedang (3 -4) Tinggi (5 -6)
Instrumen Penelitian Kualitatif
Data kualitatif • Data penelitian kualitatif berupa kata/teks dan gambar • Penelitian kualitatif menginvestigasi kualitas hubungan, aktivitas, situasi, dan material • Penelitian kualitatif fokus pada memahami konteks, dan mengupayakan untuk menjelaskan maksud sebuah perilaku.
Teknik Pengumpulan data penelitian kualitatif • Data dikumpulkan melalui: • Observasi • Wawancara • Koleksi sumber sekunder: artefak, dokumen, peraturan, video, rekaman, foto, games, dll
Observasi • Observasi adalah teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif. Namun observasi pada penelitian kualitatif memakan waktu yg lama • Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi secara komprehensif • Observasi penelitian kualitatif tidak berdasarkan pada hipotesis • Observasi pada kuantitatif basanya berupa checklist, tool perilaku yang dikembangkan sebelum observasi, sementara observasi pada kualitatif berdasarkan pada narasi, teks yang menjelaskan setting, perilaku, dan interaksi. • Tujuan observasi pada kualitatif: memahami interaksi kompleks pada situasai alami
lanjutan • Pendekatan dalam observasi: • Interaction analysis yg dipelajari pada kelompok kecil atau ruang kelas • Tipe interaksi ada dua, yaitu kinesics (mempelajari body movements dan bagaimana gerakan mengkomunikasikan pesan), dan proxemics (bagaimana orang menggunakan space) • Observasi memakan waktu
Persiapan sebelum observasi Kuantitatif Tentukan perilaku yang akan diamati Kualitatif Tentukan lokasi Detilkan definisi perilaku Apa saja yang muncul dalam pengamatan dicatat Tidak ada penskoran Kembangkan system kuantifikasi hasil pengamatan-penskoran Kembangkan instrument checklist, rating scale Tidak ada tools pengukuran, yang ada hanya field notes untuk mencatat semua kejadian Kembangkan prosedur untuk merekam perilaku Latih observer Menggunakan catatan, merekam suara, video Tentukan roles dari peneliti
Peran peneliti (p 432, ch 5) Apakah peneliti sebagai partisipan atau non partisipan • Complete participant : peneliti menjadi bagian dari kelompok yang sedang ditelitinya, dan kegiatan sehari-hari berlangsung secara alami, dan kelompok atau komunitas tidak diberitahu bahwa mereka sedang diteliti—peneliti menyamar menjadi homeless untuk meneliti kehidupan homeless • Participant as observer: Peneliti secara aktif berpartisipasi dalam grup, dan menjadi insider pada satu even tertentu. Dia sekaligus menjadi pengamat pada event itu
lanjutan • Observer as participant: peneliti dapat berinteraksi dg responden, tetapi tidak sebesar keterlibatan Participant as observer. Peneliti tidak melibatkan diri secara penuh. Status nya sebagai peneliti atau observer diketahui oleh partisipan • Complete observer: Observasi dilakukan secara tersembunyi, misalnya pengamatan di balik ruang kaca, pengamatan perilaku orang di tempat fasilitas umum • Collaborative partner: Observasi pada Action Research
Perlu diperhatikan pada observasi • Observer effect: Akibat kehadiran observer di kelas maka siswa dapat berperilaku sengaja positif • Observer expectation: Pengamat/peneliti berkonsentrasi hanya pada perilaku yang diharapkannya muncul • Observer bias: Pengamat/peneliti salah dalam melakukan pengamatan
Menggunakan fields notes • Data pada saat observasi dicatat melalui pencatatan lengkap— field notes • Notes berisi apa yang dilihat dan didengar oleh observer/peneliti, berupa catatan, video, foto, audio recording • Isi notes: • Deskripsi: uraian lengkap tentang setting, atmosfer, orang, reaksi, hubungan interpersonal, waktu, tempat, dan kejadian • Refleksi (Observer comments -OCs): perasaan, impresi peneliti terhadap kejadian, komentar terkait metodologi, keputusan dan masalah, ethical issue, spekulasi terkait data analysis
INTERVIEW • Teknik pengumpulan data kualitatif yang paling basic • Mengumpulkan data opini, persepsi, keyakinan, kepercayaan terkait situasi tertentu • Interview kemungkinan menghasilkan data/info yang tidak bisa diperoleh melalui observasi • Interview pada penelitian kualitatif: probing, open ended, less structured; bervariasi dalam pelaksanaannya
Jenis interview • Interview terstruktur: Pertanyaan disusun sebelum penelitian/interview dilakukan • Interview tidak terstruktur: pertanyaan ditanyakan berdasarkan perkembangan situasi • Interview semi structured: pertanyaan sudah disusun, tetapi pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan secara bebas pada saat interview berlangsung
Prinsip dalam interview • Perkuat kemampuan mendengar • Tiga levels of listening: • (1) listening to what the participant is saying; • (2) listening to the “inner voice, ” the unguarded response that is not targeted to an external audience; and • (3) listening while remaining aware of process and nonverbal cues.
Focus Group • Salah satu Teknik interview dengan partisipan yang diinterview lebih dari satu • Membahas satu isu • Terdiri dari 6 -12 orang peserta • Waktu: 1 -2 jam • Groups should be homogeneous in terms of prestige and status to ensure comfort in expressing opinions.
Strategi Interview • Ask questions when you do not understand. • Trust your instincts and follow your hunches. • Explore the participant’s experience, but beware of inserting the interview- er’s agenda. • Avoid leading questions. • Ask open-ended questions. • Follow up, but do not interrupt. • Ask participants to talk as if they were someone else or respond to you as if you were someone else. • Ask them to tell a story.
lanjutan • Ask them to reconstruct rather than to remember. • Ask for concrete details. • Do not take the ebb and flow of the interview too seriously. • Rarely share your own experiences. • Avoid reinforcing responses, either positively (“OK, ” “yes, ” and “uh huh”) or negatively. • Explore laughter; it may reflect nervousness or be indicative of something else going on. • Use the interview cautiously and avoid imposing your own interests. • Tolerate silence.
Focused interview • The respondents are free to answer in their own words and can answer either briefly or at length. • The questions asked may even vary from individual to individual. • The responses are recorded by taking notes, either during the interview or immediately afterward, or with an audio- tape.
lanjutan • Focus groups are more socially oriented than individual interviews and can increase the sample size in the study, but they allow less control than individual interviews and data can be more difficult to analyze.
Document Analysis • The term documents here refers to a wide range of written, physical, and visual materials, including what other authors may term artefacts. • Documents may be personal, such as autobiographies, diaries, and letters; official, such as files, reports, memoranda, or minutes; or documents of popular culture, such as books, films, and videos.
Analisis Dokumen • Content Analysis; menganalisis isi, konsep, konten • Construct Analysis: menganalisis struktur, pengorganisasian, lay out
- Slides: 81