1 TEORI PERMINTAAN AKAN UANG KLASIK DAN KEYNES

  • Slides: 33
Download presentation
1 TEORI PERMINTAAN AKAN UANG KLASIK DAN KEYNES

1 TEORI PERMINTAAN AKAN UANG KLASIK DAN KEYNES

Perkembangan Teori Moneter Ú Dalam membahas mengenai perkembangan teori moneter, kita lebih menitikberatkan pada

Perkembangan Teori Moneter Ú Dalam membahas mengenai perkembangan teori moneter, kita lebih menitikberatkan pada teori moneter mengenai permintaan akan uang karena hal inilah yang merupakan bidang yang sejak awal menjadi kancah perdebatan antara berbagai aliran teori moneter. Sedangkan dalam teori penawaran uang tidak dijumpai perbedaan-perbedaan yang fundamental seperti halnya teori permintaan uang. Kesepakatan para ekonom nampak lebih nyata disini. Ú Pada mulanya teori yang terutama memusatkan pembahannya pada nilai uang dalam jangka panjang (long run) dan faktor-faktor yang menentukan tingkat harga umum. Dalam membahas persoalan ini kemudian muncul sarjana yang saling berbeda pendapat. 2

Kelompok Pertama Menganggap bahwa uang diterima masyarakat karena uang itu dibuat dari barang -barang

Kelompok Pertama Menganggap bahwa uang diterima masyarakat karena uang itu dibuat dari barang -barang berharga ataupun karena uang itu dapat ditukarkan secara bebas dengan barang berharga tadi. Inilah yang menjadi dasar perkembangan kelompok ”Commodity Theory”. 3

Kelompok Kedua Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap orang menhetahui uang itu dapat

Kelompok Kedua Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap orang menhetahui uang itu dapat ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai intrinsiknya akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas alat pembayaran dalam masyarakat. Pendapat inilah yang menjadi dasar Quantity Theory yang disebut ”Pure Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini ada beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal perkembangannya. Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang menjelaskan nilai uang. 4

Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) dari Mazhab Klasik. 1. Teori Kuantitas

Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) dari Mazhab Klasik. 1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo 2. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach 3. Income Flow Equation of Exchange 4. Cambridge Equation of Exchange 5

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang dengan memperhatikan hubungan yang lurus antara jumlah uang dengan harga barang. Dia telah mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang dengan nilai uang mempunyai hubungan terbalik. Ú Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: Ú “Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya” 6

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Rumus: M = k. p atau

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Rumus: M = k. p atau P = 1/k. M M = Jumlah Uang Beredar P = Tingkat harga K = Merupakan factor proporsional yang konstan Ú Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa jumlah uang langsung proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga langsung proporsional dengan jumlah uang. P = f(M) 7

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Maka apbila M (jumlah uang beredar)

Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ú Maka apbila M (jumlah uang beredar) naik dua kali maka harga akan naik dua kali pula. Karena itu untuk menstabilkan tingkat harga hanya diperlukan stabilisasi jumlah uang. Ú Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena tidak memperhitungkan faktor cepatnya peredaran uang atau V, atau faktor permintaan terhadap uang. Lagi pula teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat. 8

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Ú Ini merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Ú Ini merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher. Ia menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu: – Jumlah uang beredar (M) – Cepatnya peredaran uang (V) – Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume barang yang diperdagangkan (T) Ú Rumus Fisher, Transaction Equation adalah: MV = PT atau P = MV/T 9

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total uang yang dikelurkan oleh pembeli sama dengan jumlah total uang yang diterima oleh penjual. Saat ini, yang dimaksud dengan M adalah uang giral ditambah dengan uang kartal. Seperti diketahui bahwa kaum klasik beranggapan: 1. Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga 2. Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap 3. Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena perekonomian dianggap sudah mencapai full employment 10

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Berdasarkan tiga anggapan diatas maka sebenarnya teori Fisher

Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Berdasarkan tiga anggapan diatas maka sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat Crude Quantity Theori dari Ricardo. 11

Income Flow Equation of Exchange Variasi lain daripada teori kuantitas uang adalah income flow

Income Flow Equation of Exchange Variasi lain daripada teori kuantitas uang adalah income flow equation of exchange yang dapat dinyatakan denga rumus sebagai berikut: MVy =Py. Ty atau Py= MVy/Ty – M = Jumlah uang beredar – Vy = Income velocity dari uang – Py = Harga rata-rata semua barang dan jasa yang tercakup dalam Ty – Ty = Volume barang jadi (barang akhir) dan jasa yang diperdagangkan 12

Income Flow Equation of Exchange Ú Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa pendapatan nasional

Income Flow Equation of Exchange Ú Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa pendapatan nasional sama dengan jumlah total pengeluaran untuk barang-barang jadi (Akhir). Ú M adalah sama dengan M pada transaction equation. Vy lebih kecil dari V karena Vy hanya meliputi jumlah pengeluaran uang yang digunakan untuk konsumsi barang-barang akhir saja. Ú Variabel Vy dan. Ty dari pada Income flow equation adalah lebih realistis lagi dibandingkan dengan V dan T dari Transaction equation Irving Fisher. 13

Cambridge Equation of Exchange Ú Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas daripada uang yang

Cambridge Equation of Exchange Ú Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas daripada uang yang dikemukakan oleh Marshall, Pigou, Robertson dan Keynes. Cambridge Equation mengenal dua versi, yaitu: 1. Cash balance Equation: M=k. PT 2. Income Version: M=k. PQ=ky 14

Cash Balance Equation Ú M = k. PT (D. H. Robertson) Ú K =

Cash Balance Equation Ú M = k. PT (D. H. Robertson) Ú K = Kebalikan dari V Ú Jika V menunjukkan beberapa kali tiap-tiap rupiah berpindah tangan dari yang satu ke yang lainnya dalam suatu jangka waktu tertentu, maka k menunjukkan berapa lama rata-rata tiap rupiah mengaso didalam kas selama jangka waktu tertentu, jadi K = 1/v, maka secara ilmu hitung rumus MV = PT sama dengan rumus M = k. PT 15

Income Version Ú Ú Ú Ú M = k. PQ = k. Y (Marshall)

Income Version Ú Ú Ú Ú M = k. PQ = k. Y (Marshall) Rumus: M = k. Y M = Jumlah uang beredar k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam bentuk uang Y = Pendapatan Nasional Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan pada hubungan antara uang dan harga, maka rumus Mashal merupakan hubungan antara Jumlah uang dengan pendapatan nasional. Teori Marshal ini merupakan dasar dari ”demand for money”. Selanjutnya pandangan dari Marshal (k. Y) inilah, benih “liquidity Preference Theory” dari Keynes. 16

Kesimpulan dari Teori Kuantitas secara umum Ú Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa

Kesimpulan dari Teori Kuantitas secara umum Ú Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk ditabung Ú Velocity of money (V) dan volume transaksi (T) dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor nonmoneter (faktor kelembagaan. Ú Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riel (classical dichotomy) Ú Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB 17

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes membedakan 3 motif untuk apa orang

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes membedakan 3 motif untuk apa orang menahan uang. Berdasarkan “psychological Law of Consumers Behavior” yaitu: – Transaction Motive (motif transaksi) – Precautionary motive (motif berjaga-jaga) – Speculative motive (motif spekulasi) 18

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Adanya tiga motif inilah yang menimbulkan

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Adanya tiga motif inilah yang menimbulkan tiga macam demand terhadap uang , yaitu: – Demand untuk transaksi – Demand untuk keperluan berjaga-jaga – Demand untuk keperluan spekulasi 19

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Demand Untuk Keperluan transaksi : Lt

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Demand Untuk Keperluan transaksi : Lt = Lt (Y) Artinya permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga tergantung pada tingkat pendapatan (Y) 20

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Ú Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah) selalu menginginkan

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Ú Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah) selalu menginginkan memegang uang kas untuk tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak selalu selaras (sepadan) dengan pengeluaran. Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan waktu atau time lag antara penerimaan dan pengeluaran uang. Ú Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara sempurna dapat dibagi atau ada biaya (transaksi) untuk membuat hutang. Permintaan uang untuk transaksi dianggap tergantung pada tingkat pendapatan 21

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Ú Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan refleksi dari

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Ú Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut (berkaitan dengan) pendapatan dan pengeluaran. Mengikuti pendapat Keynes, kita anggap bahwa permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga adalah fungsi daripada tingkat pendapatan (Y). Ú Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan bahwa cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga dikaitkan dengan skala operasinya. 22

Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga LT Fungsi LT k = Kecondongan LT

Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga LT Fungsi LT k = Kecondongan LT LT 1 = Sudut yang dibentuk oleh fungsi LT dan Y LT 0 k Y 0 Y 1 Y 23

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Demand untuk keperluan spekulasi : LL

Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J. M. Keynes Demand untuk keperluan spekulasi : LL = Li Artinya permintaan uang untuk keperluan spekulasi tergantung pada tingkat bunga i 24

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Uang kas diinginkan untuk dipegang karena uang ini dapat

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Uang kas diinginkan untuk dipegang karena uang ini dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga yang akan datang. Ú Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan harapan (Uncertainty expectation) dari tingkat bunga yang akan datang. Ú Tujuan spekulasi pemegangan uang kas adalah: mencari untuk atau menghindari kerugian dari perubahan nilai-nilai obligasi. 25

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan membeli surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan menjulanya pada waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini spekulan mendapat keuntungan. Ú Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi akan mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat dengan motif spekulasi meningkat. Ú Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga obligasi. 26

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi dari Keynes adalah: pada

Permintaan uang untuk spekulasi Ú Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi dari Keynes adalah: pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang yang diminta masyarakat untuk motif spekulasi sedikit, sedangkan pada waktu tingkat bunga rendah jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat untuk motif spekulasi besar. Berarti tingkat bunga dan motif memegang untuk spekulasi mempunyai hubungan terbalik 27

Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi i io i 1 i 2 LSo LS 1

Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi i io i 1 i 2 LSo LS 1 LS 2 28

Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi Liquidity Preference) Fungsi penawaran uang dan liquidity trap

Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi Liquidity Preference) Fungsi penawaran uang dan liquidity trap Ú Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi likuiditas) dalam jangka pendek, terutama merupakan fungsi dari pendapatan dan tingkat bunga yang dapat dirumuskan sebagai berikut: L = L (Y, i) atau L = LT (Y) + LS (i) Ú Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. LT = LT (Y) adalah searah dengan perubahan pendapatan. Permintaan uang untuk spekulasi LS = LS (i) adalah berlawanan dengan tingkat bunga. Total permintaan uang : L (Y, i) menjadi L = LT (Y) + LS (i). 29

Kurva Permintaan Uang Total i MS 1 MS 2 MS 3 Liquidity Trap i

Kurva Permintaan Uang Total i MS 1 MS 2 MS 3 Liquidity Trap i 0 i 1 0 (Kurva Md) Liquidity Preference L = L (y, i) Ms → Md 30

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK KEYNES 1. Menganggap nilai uang

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK KEYNES 1. Menganggap nilai uang adalah tidak stabil 2. Menolak anggapan bahwa fenomena - fenomena moneter sebagai variabel yang sanggup mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan 3. Adanya tambahan jumlah uang beredar tak akan mempengaruhi sektor riil (Classical Dichotomy). 4. Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat harga umum. 5. V dan T dianggap tetap dan hanya dipengaruhi faktor-faktor non moneter. 2. Fenomena-fenomena moneter merupakan variable-variabelyang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. 3. Tambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi sektor riel. 4. Permintaan dan penawaran uang akan menentukan tingkat bunga. 5. V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian yang terjadi. 31

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK 6. 7. 8. 9. 10.

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK 6. 7. 8. 9. 10. Adanya hubungan langsung antara kelebihan uang tunai dimasyarakat dan kecenderungan perubahan harga. Belum secara jelas memasukkan motif spekulasi untuk permintaan akan uang, yang ada baru unsur transaksi dan berjaga-jaga. Harapan perubahan harga dimasa mendatang bukan merupakan factor penting dalam menentukan besarnya permintaan uang. Berlaku untuk perekonomian yang sector perekonomiannya belum rumit. Cocok untuk situasi yang terjadi inflasi dalam waktu yang lama (inflatoir) KEYNES 6. Hubungan secara tidak langsung antara kelebihan uang tunai dimasyarakat dengan kecenderungan perubahan harga yaitu melalui tingkat bunga. 7. Telah memasukkan unsur spekulasi, disamping unsur transaksi dan berjaga. 8. Harapan perubahan harga dimasa mendatang merupakan factor-faktor penting yang menentukan besarnya permintaan akan uang. 9. Berlaku untuk perekonomian yang sector keuangannya sudah maju. Pasar modalnya terorganisasi dengan baik. 10. Cocok untuk perekonomian yang tidak inflantoir. 32

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK 11. Ú Ú Ú 12.

Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes KLASIK 11. Ú Ú Ú 12. 13. Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: Md = k. PT Md = k. Y Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan tingkat pendapatan nasional. Atau dengan kata lain permintaan akan uang tergantung dari tinggi rendahnya pendapatan nasional. Md = Permintaan akan uang Y = Tingkat pendapatan nasional k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang masyarakat dalam bentuk uang. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat yang stabil karena VT dianggap berubah secara lambat, sejalan dengan factor kelembagaan. Lebih menekankan fungsi uang sebagai Medium of Exchange. KEYNES 11. Bentuk situasi permintaan uang adalah: L = (Y, i) L = LT + LL L = LT (Y) + LL (i) Atau Md = K. Y + LL (i) Artinya: Permintaan akan uang tergantung dari tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga. • L = Md = Permintaan akan uang • LT = Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga. • LL = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi. 12. Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak stabil, karena adanya faktor uncertainty dan expectation. 13. Fungsi uang selain sebagai medium of exchange, juga sebagai store of value. 33