1 INOVASI OUTLINE 1 INOVASI Pengertian Perkembangan perspektif
1. INOVASI
OUTLINE 1. INOVASI : ◦ Pengertian ◦ Perkembangan perspektif 2. SISTEM INOVASI 3. PENADBIRAN (GOVERNANCE) ◦ Kebijakan Inovasi ◦ Kelembagaan 4. ISU KEBIJAKAN INOVASI NASIONAL 5. AGENDA KEBIJAKAN INOVASI STIE MDP
A. BEBERAPA DEFINISI INOVASI Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001); Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999); Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001). Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002); Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru; Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002). STIE MDP
B. ESENSI PENGERTIAN Kata Kunci: ¢ ¢ Kreativitas tentang perubahan (pembaruan, perbaikan) (Potensi) nilai komersial (nilai kegunaan/kemanfaatan). Inovasi produktif (productive innovation). Inovasi: “proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru. proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”. STIE MDP
C. INOVASI Inovasi Proses Teknologis Organisasional Produk Barang (Goods) Sistem Jasa (Services) Pengertian “Teknokratik” STIE MDP
Technology Push: Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan D. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI Riset Dasar Riset Terapan Litbang Manufaktur/ Produksi Penjualan/ Distribusi 1960 an – 1970 an Demand Pull: Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan “Permintaan” Litbang Manufaktur/ Produksi Riset Dasar Penjualan/ Distribusi Riset Terapan 1970 an – 1980 an Market Driven: Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran 1980 an –. . STIE MDP
D. MODEL INOVASI CHAIN-LINK Riset – Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) Proses Transfer (Beragam) Kebutuhan Pasar Analisis Persaingan Invent Desain detail Redesain Pasar Pembuktian Konsep Uji produk Distribusi Produksi Dukungan klien Prototyping Siklus Pengembangan Produk Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986). STIE MDP
E. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL INTERAKTIF MODEL LINIER Technology Push MODEL INOVASI Sains Dasar Pengembangan Teknologi Manufaktur Pemasaran Penjualan Demand Pull Kebutuhan Konsumen Pengembangan Manufaktur Penjualan MODEL INTERAKTIF Gagasan Baru Pengembangan Gagasan Teknologi Baru Kebutuhan Masyarakat dan Pasar Pengembangan Pembuatan Prototipe Manufaktur Pemasaran & Penjualan Kemajuan Teknologi dan Produksi Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996). STIE MDP Pasar (Market Place)
F. BEBERAPA FENOMENA PENTING Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven) secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya. Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses. Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama. Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi. Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya. STIE MDP
G. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999) Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga -lembaga pasar dan non-pasar. Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive. Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri. Semakin penting untuk dipahami: Inovasi pada dasarnya merupakan hasil dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL, DAN UPAYA KOLEKTIF. STIE MDP
H. FAKTOR PENDORONG PENTING Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty). Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen. Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru. Tekanan persaingan yang semakin ketat. Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif) dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang). Peraturan/kebijakan pemerintah. STIE MDP
I. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Cara Pandang Era Implikasi Kebijakan Sebagai residual (faktor ”marjinal”) pertumbuhan/ kemajuan (model-model pertumbuhan neo-klasik dan sebelumnya). Era di mana inovasi belum memperoleh perhatian khusus (terutama masa sebelum 1960 an). Tidak/belum ada upaya khusus intervensi. Inovasi sebagai proses sekuensial linier (pinelinear model). Era Technology push (tahun 1960 an – tahun 1970 an). Era Demand pull (1970 an – 1980 an). Inovasi dalam kerangka pendekatan sistem proses interaktif-rekursif (feedback loop/chain link model) dari kompleksitas dan dinamika pengembangan (discovery, invensi, litbang maupun non litbang), pemanfaatan, dan difusi serta pembelajaran secara holistik. Era Sistem Inovasi (1980 an – sekarang). Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat dominan (supply driven). Kebijakan sains/riset sangat dominan. Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang. Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat dominan (demand driven). Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-side policy) masih dominan. Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem. Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi. Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli Pemerintah ”Pusat, ” tetapi juga Pemerintah ”Daerah. ” STIE MDP
2. SISTEM INOVASI STIE MDP 13
A. Beberapa Definisi Freeman (1987): jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. Lundvall (1992): elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi. . suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertempat di atau berakar di dalam suatu batas negara. Pada bagian lain ia juga menyampaikan bahwa sistem inovasi merupakan suatu sistem sosial di mana pembelajaran (learning), pencarian (searching), dan penggalian/eksplorasi (exploring) merupakan aktivitas sentral, melibatkan interaksi antara orang/masyarakat dan reproduksi dari pengetahuan individual ataupun kolektif melalui pengingatan (remembering). STIE MDP
Lanjutan. . . . Nelson dan Rosenberg (1993): Sistem inovasi merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (innovative performance). Metcalfe (1995): Sistem inovasi merupakan sistem yang menghimpun institusi -institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Dengan demikian, ini merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan (mentransfer) pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru. Himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi (OECD, 1999). STIE MDP
B. REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI q. Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran. q. Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : üMembangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; üMeningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan üMemperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antarfungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi. STIE MDP
C. SKEMATIK GENERIK SISTEM INOVASI Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Sistem Politik Pemerintah Penadbiran (Governance) Sistem Pendidikan dan Litbang Sistem Industri Pendidikan dan Pelatihan Profesi Perusahaan Besar Intermediaries Lembaga Riset Brokers Pendidikan Tinggi dan Litbang Pemerintah Kebijakan RPT Standar dan Norma UKM “Matang/ Mapan” Potensi jangkauan kebijakan publik … Supra- dan Infrastruktur Khusus Dukungan Inovasi HKI dan Bisnis Informasi PPBT Perbankan Modal Ventura Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • • • Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar Alamiah SDA (Natural Endowment) Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi. Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas STIE MDP
D. SISTEM INOVASI: ESENSI PENGERTIAN Pengertian istilah “sistem inovasi” pada dasarnya meliputi konteks “inovasi dan difusinya. ” Kata “sistem” dalam istilah sistem inovasi menunjukkan cara pandang yang secara sadar memperlakukan suatu kesatuan menyeluruh (holistik) dalam konteks “inovasi dan difusi. ” Terdapat lima tekanan perhatian yang diberikan pada bahasan tentang sistem inovasi, yaitu: 1. Basis sistem sebagai tumpuan bagi proses inovasi beserta difusi inovasi. 2. Aktor dan/atau organisasi (lembaga) yang relevan dengan perkembangan inovasi (dan difusinya), seperti misalnya pelaku bisnis, perguruan tinggi, lembaga litbang, pembuat kebijakan. 3. Kelembagaan, hubungan/keterkaitan dan interaksi antar pihak yang mempengaruhi inovasi dan difusinya. 4. Fungsionalitas, yaitu menyangkut kegunaan/peran kunci dari elemen, interaksi dan proses inovasi dan difusi. 5. Aktivitas, yaitu menyangkut upaya/proses atau tindakan penting dari proses inovasi dan difusi. STIE MDP
SISTEM INOVASI (OECD) Konteks Ekonomi Makro dan Regulasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Infrastruktur Komunikasi Jaringan Inovasi Global Kapabilitas & Jaringan Perusahaan Lembaga Litbang lain Science system Kondisi Klaster Industri Sistem Inovasi Daerah Pengembangan, difusi & pemanfaatan pengetahuan Lembaga Pendukung Sistem Inovasi Nasional Pengelolaan dan Keuangan Korporasi Kondisi Pasar Produk dan Faktor Kapasitas Inovasi Nasional Sumber : OECD (1999). KINERJA NEGARA Pertumbuhan, penciptaan kerja, daya saing STIE MDP
SISTEM INOVASI (OECD, 1999): Kecenderungan Perubahan yang secara bersama Mempengaruhi Kondisi-kondisi bagi Inovasi yang Berhasil Inovasi semakin bergantung pada interaksi yang efektif antara basis sains dan sektor bisnis. Pasar yang lebih kompetitif dan perubahan iptek yang semakin cepat mendorong perusahaan-perusahaan berinovasi semakin cepat pula. Jaringan dan kolaborasi antar perusahaan kini semakin penting dibanding dengan di masa lampau, dan semakin melibatkan jasa layanan yang semakin sarat pengetahuan (knowledge-intensive). Usaha kecil dan menengah (UKM), terutama “perusahaan pemula (baru) berbasis teknologi/PPBT” (new technology-based firms/NTBFs) mempunyai peran yang semakin penting dalam pengembangan difusi teknologi baru. Globalisasi ekonomi membuat sistem inovasi berbagai negara menjadi semakin saling bergantung (interdependent). STIE MDP
SISTEM INOVASI (Meyer-Stamer, 1998): Tekanan pada Kapabilitas Teknologi Kapabilitas teknologi: kapasitas untuk memahami komponen teknologi dalam pasar, melakukan penilaian, memilih teknologi yang dibutuhkan, memanfaatkannya, menyesuaikan dan memperbaikinya, serta mengembangkan teknologi tersebut. Secara umum, kapabilitas teknologi dipengaruhi oleh: 1. Keterampilan produsen meniru dan berinovasi. 2. Kondisi ekonomi, politik, administratif dan hukum yang mempengaruhi adatidaknya insentif bagi berkembangnya kapabilitas teknologi. 3. Dukungan langsung, baik lembaga pemerintah ataupun non pemerintah (tergantung tingkat pembangunan, keadaan persaingan, dan karakteristik cabang teknologi di negara yang bersangkutan). 4. Dukungan tak langsung, seperti misalnya sistem pendidikan. STIE MDP
SISTEM INOVASI: Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001) 1. Menciptakan pengetahuan baru. 2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya. 3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya. 4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi). 5. Memfasilitasi formasi pasar. STIE MDP
SISTEM INOVASI: Aktivitas dalam Sistem (Liu dan White, 2001) Melakukan kajian tentang sistem inovasi dengan menelaah “aktivitas” dalam sistem, yang terkait dengan “penciptaan (creation), difusi, dan eksploitasi inovasi teknologi dalam suatu sistem. ” Mereka berfokus pada bagaimana aktivitas mendasar (fundamental activities) dari proses inovasi diorganisasikan, didistribusikan, dan dikoordinasikan. Menekankan bahwa aktivitas tersebut lebih dari sekedar sistem litbang, termasuk input terhadap riset dan penggunaan dari output riset. Beberapa aktivitas mendasar tersebut adalah: 1. Riset (dasar, pengembangan, dan rekayasa); 2. Implementasi (manufaktur); 3. Penggunaan akhir/end-use (pelanggan dari produk atau output proses); 4. Keterkaitan/linkage (menyatukan pengetahuan yang saling komplementatif); dan 5. Pendidikan. STIE MDP
SISTEM INOVASI: Beberapa Perkembangan 1980 an – 1990 an, menyangkut isu-isu: ◦ inovasi dan pembangunan ekonomi, ◦ pembelajaran (learning), infrastruktur iptek dan perilaku perusahaan, ◦ analisis tingkat makro dan meso, dan ◦ cakupan nasional dan fitur sistem. Model Triple Helix (Etzkowitz dan Leydesdorff, 2000; dan Leydesdorff dan Etzkowitz, 1998) STIE MDP
SISTEM INOVASI: Model Skematik Triple Helix Tri-literal network dan Organisasi Hybrid Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir dan dinamis” Akademia Pemerintah Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000). STIE MDP
SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa Kesadaran bahwa kedekatan spasial (spatial proximity) memudahkan banyak pihak untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan yang tacit dan kapasitas untuk pembelajaran secara lebih terlokalisasi. Inovasi (selain berupa hal yang lebih bersifat teknokratik, juga organisasional dan institusional) sering terjadi dalam konteks institusional, politis, dan sosial tertentu yang mendukung, yang biasanya bersifat erat dengan lingkungan lokalitas tertentu. Proses pembelajaran yang terlokalisasi (localized learning process) sangat erat terkait dengan (ditentukan/dipengaruhi oleh) sehimpunan kelembagaan daerah/setempat (termasuk misalnya keberadaan organisasi yang memperkuat jaringan, dan berkembangnya kualitas interaksi dan kolaborasi serta kebijakan daerah yang mendukung). Pembelajaran yang terlokalisasi terfasilitasi oleh sehimpunan kelembagaan daerah yang serupa. Ini misalnya karena lebih kuatnya dukungan kelembagaan (dalam arti luas) dalam mengembangkan agenda bersama (common agenda) dan kolaborasi yang meningkatkan kapasitas untuk bertindak (collective/joint action). Ini tentu sangat penting dalam mendorong sinergi positif dan eksternalitas ekonomi. STIE MDP
SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa (lanjutan) Inovasi merupakan proses sosial, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar pihak. Hubungan, jaringan dan kedekatan sosial umumnya lebih kuat pada tataran setempat (yang lebih terlokalisasi). Situasi demikian tentu sangat penting bagi perkembangan atau penguatan modal sosial (social capital), termasuk dalam bentuk hubungan dan rasa saling percaya, komunikasi dan interaksi yang produktif, budaya berpikir terbuka, dan sebagainya. Perusahan yang berklaster di suatu daerah memiliki kesamaan budaya daerah yang memudahkan proses pembelajaran. “Warisan budaya” (cultural heritage) yang positif dan kecenderungan sifat path dependence tentang pengetahuan/teknologi dan inovasi turut mempengaruhi proses interaksi yang lebih intensif di tingkat “lokal”. Dalam konteks daya saing, keunggulan global semakin ditentukan/dipengaruhi oleh keunggulan lokal. Seperti diungkapkan oleh Porter, bahwa: “keunggulan daya saing yang bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat lokal”, yaitu pengetahuan (knowledge), hubungan, dan motivasi, yang tidak dapat (sulit) disaingi oleh para pesaing jauh (distant rivals). ” STIE MDP
Sistem Inovasi Nasional Daerah A Daerah C Klaster Industri 3 SID Klaster Industri 1 SID: Suatu Perspektif Sektor I Klaster Industri: Sektor II Klaster Industri 1 -Z Klaster Industri 3 -B Klaster Industri 2 -C Sektor III Klaster Industri 1 -A SID : Sistem Inovasi Daerah. STIE MDP
3. PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION GOVERNANCE) STIE MDP
A. REVIEW : PENGERTIAN KEBIJAKAN INOVASI q. Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : üMembangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (aktor/fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; üMeningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan üMemperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- aktor/fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan aktor/fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi. STIE MDP
B. ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN BAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI Kebijakan Ekonomi Makro Moneter Fiskal Perdagangan Kebijakan Pendidikan Pengetahuan dan Keterampilan Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan Kebijakan Litbang Kebijakan Industri Investasi Perpajakan - Subsidi Insentif Regulasi - Deregulasi Kebijakan Inovasi Kebijakan Sains Kebijakan Daerah Kebijakan Teknologi Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan Perbaikan Bisnis yang Ada Perkembangan Investasi Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif STIE MDP
C. KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASI Agenda Strategis Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi Sisi Obyek/Aktor yang Dipengaruhi Sisi Penyediaan (Supply Side) Bidang Keterkaitan (Linkage Area) Sisi Permintaan (Demand Side) Eksplisit Spesifik Implisit Tu ngk ju up an Faktor Kontekstual Li Karakteristik Pengaruh/Dampak Harus semakin jelas exit policy -nya Isu Kebijakan Fungsional Tujuan Kebijakan Dampak Tatanan Kelembagaan (Institutional Setting) Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi STIE MDP
D. SIN: Elemen Esensial “Generik” 1. Daya dukung pihak penyedia; 2. Daya serap pihak pengguna; 3. Kelembagaan antarmuka (interface) dan keterkaitan para pihak yang saling menguntungkan; 4. Infrastruktur yang terspesialisasi; 5. Pendanaan/pembiayaan inovasi dan/atau pendanaan/pembiayaan berisiko; 6. Kebijakan yang mendukung. STIE MDP
Tingkat 1 Pemerintah Dewan kebijakan Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi E. ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION GOVERNANCE) Tingkat 2 Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian Tingkat 3 Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci Departemen/K ementerian Industri, dll. Dewan Riset dan Akademi Tingkat 4 Pelaku riset dan inovasi Departemen/K ementerian Riset dan Teknologi Badan Teknologi dan Inovasi Departemen/K ementerian Sektoral lainnya Badan-badan Program Pendukung Kontraktor Program Produsen: Perusahaan, Pertanian, Rumah sakit, dsb. Lembaga Litbang Perguruan Tinggi STIE MDP 34
F. MENGAPA PERLU PERAN “PEMERINTAH” DALAM SISTEM INOVASI Kegagalan Pasar (Market Failures); Kegagalan Pemerintah (Government Failures); Kegagalan Sistemik (Systemic Failures). Perlu “aktor” yang berperan dalam meningkatkan upaya efektif agar SI “berfungsi” semakin baik Termasuk: ¢ Dukungan aktivitas inovatif (litbang + 6 aktivitas inovatif ~ Frascati Manual) ¢ Memahami kegagalan yang berkembang dalam sistem inovasi; ¢ Memberikan advis kepada pembuat kebijakan (advisory); ¢ Menyuarakan “isu” urgen (advocacy); ¢ Mendorong perbaikan penadbiran inovasi dan kebijakan inovasi; ¢ Mendorong proses pembelajaran dalam sistem inovasi. ¢ Fungsi publik tertentu untuk mendorong perkembangan sistem inovasi (berkembangnya fungsi-fungsi dalam sistem inovasi secara efektif dan efisien). STIE MDP 35
M Swedia M Irlandia M Norwegia Finlandia M NRC Denmark M TEKES Kanada M Semi-publik Inggris Desain kebijakan Belanda “VERTIKAL” DI BEBERAPA NEGARA M M Stat SENTER e VINNOVA Administrasi program Sektor Swasta Manajemen program Enterprise Ireland Desain program M = Kementerian yang bertanggung jawab atas kebijakan teknologi dan inovasi Sumber : Arnold, et al. (2004, 2003). STIE MDP 36
BADAN/ORGANISASI Negara Riset Dasar/Terapan Litbang/Inovasi Pengembangan Bisnis Kanada 3 Dewan Riset Canadian Foundation for Innovation Industry Canada, pelaku setempat Denmark 6 Dewan Riset Danish Research Agency MSTI (tidak ada badan terpisah) Min Economic & Business Affairs Finlandia Academy of Finland TEKES/Ministry of Industry Irlandia 2 Dewan Riset Science Foundation Ireland Enterprise Ireland IDA Ireland Norwegia RCN Innovation Norway Belanda NWO STW, SENTER Swedia Swedish Research Council VINNOVA NUTEK/ALMI Inggris 7 Dewan Riset tidak ada badan terpisah STIE MDP 37
I. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Amerika Serikat Fokus Pendanaan Pemerinta h Riset Dasar Aktivitas Manufaktur Teknologi Industri Riset Terapan Technical Services Pengembangan Produk & Proses Perguruan Tinggi Lembaga Nasional dan Lab. Nasional Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 38
J. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Jerman Fokus Pendanaan Pemerinta h Riset Dasar Aktivitas Manufaktur Teknologi Industri Riset Terapan Technical Services Pengembangan Produk & Proses Max Planck Gesellschaft Perguruan Tinggi Mission oriented National Research Centres Fraun Hofer Gesellschaft Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 39
Lembaga dalam SIN Jepang Fokus Pendanaan Pemerinta h Riset Dasar Teknologi Industri Riset Terapan Aktivitas Manufaktur Technical Services Pengembangan Produk & Proses Perguruan Tinggi Lembaga-lembaga Nasional (Tsukuba Science Park) Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 40
Lembaga dalam SIN China Fokus Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Riset Terapan Aktivitas Manufaktur Technical Services Pengembangan Produk & Proses Pemerinta Akademi Sains, Lembaga, dan Lab. Nasional, dan Perguruan Tinggi h Kementerian dan Lembaga-lembaga Provinsi Industri BUMN dan BUMD Joint Venture dan Industri UKM Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 41
Peran Lembaga dalam SIN Taiwan Fokus Riset Dasar Teknologi Industri Riset Terapan Pendanaan Pemerinta h Aktivitas Manufaktur Technical Services Pengembangan Produk & Proses Academic Sinica Perguruan Tinggi Industrial Technology Research Institute for Information Industry (III) Metal Industry Devpt. Centre (MIDC ) Bio-Technology Devpt. Centre (BDC) Seluruhnya Science based Industrial Park (Host for Hi-Tech industries) Industri Perusahaan-perusahaan Industri (UKM) Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 42
Lembaga dalam SIN Singapura Fokus Pendanaan Pemerinta h Riset Dasar Aktivitas Manufaktur Teknologi Industri Riset Terapan Technical Services Pengembangan Produk & Proses Perguruan Tinggi (NUS & NTV) Lembaga Pengembangan Teknologi Nasional Science Parks Industri Perusahaan-perusahaan Multinasional (MNCs) Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). STIE MDP 43
PRESIDEN AIPI O. KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI Menko Ekonomi KRT DRN Perguruan Tinggi Swasta Lembaga Litbang Swasta LPND Ristek BPPT LIPI LAPAN BATAN BAKOSURTANAL BSN BAPETEN Dep/ Kementerian Lain Lembaga Litbang Departemen Depkeu Kementerian BUMN Depdiknas Depkeh & HAM Balitbang Diknas Perg. Tinggi Negeri Balitbang Industri Balitbangtan Lemlitbang Departemen Lain BPTP, Balai/UPT Pusat, Balai/ UPT PUSPIPTEK KPP/ BAPPENAS Menko & Dep. / Kementerian Lain Dep/ Kementeria n Lain DPR BUMN Keuangan 10 BUMNIS (dulu) : 1. PT. DI 2. PT. PAL 3. PT. PINDAD 4. PT. K. STEEL 5. PT. INKA 6. Perum Dahana 7. PT. INTI 8. PT. BHARATA 9. PT. BBI 10. PT. LEN BUMN lain Pusat, Balai/ UPT Sumber : Taufik (2005). STIE MDP 44
Kebijakan, Program, Kegiatan dan Organisasi serta Jaringan di Luar Daerah, Nasional & Internasional P. “STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH Tingkat 1 Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi Tingkat 2 Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll. ) Tingkat 3 Koordinasi Implementasi Gubernur/ Bupati/Walikota DPDS DRD DPRD Tim/Gugus Tugas Tim Ahli Asisten, Ka. Bappeda & Ka. Perangkat Daerah tertentu Badan/Dinas/ Kantor Sektoral Kegiatan Tingkat 4 Pelaku litbang/ inovasi Perguruan Tinggi Badan/Dinas/ Kantor Lintas Sektor Organisasi Perangkat Daerah lainnya Kegiatan Lembaga Litbang/ UPTD, dll. Kegiatan Kontraktor Program Produsen Konsumen Litbang Swasta/Non-pemerintah Keterangan: Instruksi, Sumber Daya Hasil Saran (Advis) / Pelaporan Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama) Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama) STIE MDP 45
4. TANTANGAN DAN ISU KEBIJAKAN INOVASI STIE MDP 46
Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) A. TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI ◦ yang menjadi acuan bersama, ◦ diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas dan terukur, ◦ secara konsisten diimplementasikan, ◦ dipantau dan dievaluasi, serta ◦ diperbaiki secara terus-menerus. Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk pembelajaran STIE MDP 47
B. KRITERIA KEBIJAKAN 1. Efektivitas. 2. Efisiensi. 3. Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects). 4. Kelayakan cakupan (adequacy of scope). 5. Memenuhi kaidah pasar (conforming to the market mechanisms). 6. Konsistensi. 7. Koherensi. 8. Keterbukaan dan akuntabilitas. 9. Komitmen kebijakan. STIE MDP 48
Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional C. TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting. Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini. Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya (mis. : selain kebijakan litbang/kebijakan teknologi). Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya. STIE MDP 49
Fragmentasi “sektoral”; D. ISU KOORDINASI - KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI Dikotomi “Pusat/Nasional” – “Daerah”; Tumpang-tindih dan inkonsistensi antar “bidang/ aspek”; Perkembangan sistem pemerintahan; Kebutuhan proses pembelajaran kebijakan yang lebih baik; Kebutuhan respons kebijakan yang cepat, tepat, dan terkoordinasi atas dinamika perubahan dan tantangan. STIE MDP 50
E. ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA 1. Kelemahan kerangka umum. 2. Kelemahan kelembagaan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM. 3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang). 4. Persoalan budaya inovasi. 5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial. 6. Tantangan global. STIE MDP 51
5. AGENDA KEBIJAKAN INOVASI STIE MDP 52
A. PERTIMBANGAN KERANGKA 1. KEBIJAKAN Tema kebijakan inovasi yang mendasar (fundamental) dan luas; INOVASI Beberapa aspek pertimbangan agenda : 2. Bersifat universal bagi konteks nasional dan daerah serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di Indonesia; 3. Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat cross-cutting issues; 4. Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan antisipasi ke depan; 5. Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran nasional dan daerah. STIE MDP 53
B. HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI 4 3 5 2 6 1 1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis. 2. Memperkuat kelembagaan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM. 3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang. 4. Mendorong budaya inovasi. 5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah. 6. Penyelarasan dengan perkembangan global. STIE MDP 54
C. ILUSTRASI PRAGMATISASI DARI RPJM 2004 -2009 Bab 22 RPJM 2004 - 2009 Bab-bab Lain Program Penelitian dan Pengembangan lmu Pengetahuan dan Teknologi Program Difusi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Bab-bab Lain Program Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4 3 5 2 6 1 Kerangka Kebijakan Inovasi STIE MDP 55
INVESTASI 56
DEFINISI DAN PENGERTIAN INVESTASI ¢ INVESTASI ADALAH PENEMPATAN UANG TAU DANA DENGAN HARAPAN UNTUK MEMPEROLEH TAMBAHAN ATAU KEUNTUNGAN TERTENTU DI MASA YANG AKAN DATANG ATAS UANG ATAU DANA TERSEBUT STIE MDP 57
TUJUAN INVESTASI 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang pajak 2. Mengurangi tekanan inflasi 3. Dorongan untuk menghemat pajak STIE MDP 58
1. Sumber risiko Risiko kenaikan tingkat bunga investasi 2. Risiko daya beli yang disebabkan inflasi 3. Risiko pasar bear and bull ( trend naik turun) 4. Risiko mis-manajemen 5. Risiko kepailitan perusahaan 6. Risiko likuiditas 7. Risiko penarikan surat berharga oleh emiten STIE MDP 59
8. Risiko konversi , keharusan penukaran 9. Risiko politik 10. Risiko industri, munculnya persaingan STIE MDP 60
Proses investasi Analisis investasi secara traditional : proyeksi harga dan deviden surat berharga kemdian didiskonto dengan nilai sekarang (present value) Nilai intrinsik ini kmd dibandingkan dng harga pasar stl disesuaikan dng komisi dan pajak, jika harga pasar lebih rendah dari nilai sekarang maka dilakukan pembelian. STIE MDP 61
1. Proses Investasi : Analisis modern Mempertimbangkan tarif pajak dan biaya komisi 2. Mempertimbangkan jenis dan pola risiko yang akan dihadapi maupun keuntungan 3. Prospek ekonomi yang berkaitan dengan investasi 4. Mempertimbangkan kelompok industri 5. Kinerja perusahaan atas produk, pemasaran, keuangan dan kapabilitas manajemen STIE MDP 62
Margin Trading Margin trading terdiri dari ‘buying margin’ dan ‘short selling’ Buying margin adl membeli saham dng uang tunai dan meminjam untuk membayar tamabahan saham yang dibeli. Sebelumnya obligasi dan saham yg tlh dibeli dapat dijadikan jaminan pinjaman. STIE MDP 63
Short Selling , adalah penjualan saham yang tidak dimiliki oleh penjual short, saham yang dijual secara short tsb diperoleh dengan meminjam dari pihak ketiga. Penjual short meminjam saham dengan harapan membeli saham tsb nantinya pada harga yang rendah secara simultan mengembalikan saham yang dipinjam, juga memperoleh keuntungan atas penurunan harganya. STIE MDP 64
Jika investor membeli saham dengan margin , berarti membeli saham dengan uang tunai dan meminjam untuk membayar tambahan saham yang dibelinya. Sebelumnya obligasi dan saham yg telah dibeli dapat dijaminkan. Contoh, jika pemerintah mengijinkan 55% margin, investor harus membayar dengan tunai paling sedikit 55% dari nilai sekuritas yang dibeli. Dengan dmk pembeli dpt meminjam dana maks 45% dr harga pokok sekuritas. Margin yang ditentukan bervariasi mulai dari 49% s/d 100% STIE MDP 65
Investor yang akan membeli atas dasar margin, harus membuka rekening margin (margin account) dengan pialang saham. Rekening margin yang dibuka mirip dengan rekening kas, perbedaannya, untuk membuka rekening margin harus memberi informasi lebih lengkap/banyak sebagai jaminan bagi pialang STIE MDP 66
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Margin Keuntungan utama pembelian dengan margin adalah memberikan keuntungan yang besar kepada investor sebagai imbalan atas margin yang yg diperlukan. Dana yang diinvestasikan akan meningkat dua kali lipat jika marginnya 50%, STIE MDP 67
Kerugian penggunaan Margin adl pembesaran kerugian. Tambahan kerugian tsb berupa pembayaran bunga atas jumlah yang dipinjam dan harus dibayar baik harga saham meningkat ataupun menurun. Jadi , margin trading memperbesar risiko STIE MDP 68
Contoh Margin Trading Investor Tn Ali ingin membeli 100 lembar saham @ Rp 10 000/lb. Diasumsikan margin yg diperkenankan adl 55% Sesuai dng ketentuan margin yg diperkenankan 55%, artinya Tn Ali membeli saham dengan membayar hanya 55% saja dan menggunakan saham yg dimilikinya 45% untuk meminjam Pembelian saham: Rp 1000 (Rp 450 000 pinjaman dr pialang dan Rp 550 000 margin/uang muka dari modal sendiri. STIE MDP 69
Jika harga saham naik 100% Jika harga saham naik menjadi Rp 20 000, total keuntungan stl menjual saham dan membayar Rp 450 000 STIE MDP 70
Transaksi Total Pembelian Lembar Saham Penerimaan Penjualan Rp 20 000 /lb Total Laba dlm Rp dan dlm % Dengan uang hanya Rp 550 000 55 Rp 1100 000 Rp 550 000 (100%) Dengan Pinjaman Rp 450 000 Rp 1000 100 Rp 2 000 Rp 1000000 (182%) STIE MDP 71
Tabel diatas menunjukkan bahwa laba sebelum pajak akan meningkat dari Rp 550 000 menjadi Rp 1000 jika Tn ali membeli dengan margin. Dng dmk pembelian dng margin memberikan imbalan yg tinggi jika harga saham naik. Kekayaan Tn Ali dalam rekening pialang meningkat dr Rp 550 000 menjadi Rp 1 550 000 dengan rincian sbb STIE MDP 72
Nilai Pasar Saham = 100 lb x Rp 20 000 = Rp 2000 000, terdiri dari : 1. Hutang Rp 450 000 2. Margin ( Nilai Pasar – Hutang) atau Rp 1000000 (laba)+ Rp 550 000 ( margin) Jika harga saham turun, misalkan turun menjadi Rp 5000. Nilai pasar dr investasi margin dlm 100 lb saham turun dari Rp 1000 menjadi Rp 500 000 Bandingkan posisi sebagai margin dng posisi pembeli secara tunai STIE MDP 73
Membeli dng margin kerugiananya adl sebesar Rp 500 000 ( Rp 5000 x 100 lb). Setelah menjual 100 lb saham dan memabayar hutang Rp 450 000, investor Tn Ali hanya mempunyai kekayaan Rp 50 000. Investor Tn Ali rugi sebesar yg diinvestasikan dengan rincian sbb: Nilai Pasar = Rp 5000 x 100 lb =Rp 500 000 Hutang Rp 450 000 Kekayaan Rp 50 000 (nilai pasar- hutang) atau margin – kerugian = 550000 – 500 000 = 50 000 STIE MDP 74
Stl posisi short ditentukan, penjual short membeli sekuritas di pasar utk mengganti sekuritas yg dipinjam dr pialang. jika hargasekuritas yg dibeli utk mengganti sekuritas yg dipinjam dibeli dng harga lbh murah drpb harga jual dng short, penjual short memperoleh lkeuntunagn dr penurunan harga tsb. jika harga saham meningkat sbl penjual short menganti sekuritas yg dipinjam, penjualshort merugi dr kenaikan harga saham yg dsipiunjam dan hrs diganti dng hargalebih tinggi STIE MDP 75
Sebaliknya jika investor membeli tidak dengan margin dan melakukan pembelian tunai 55 lb saham, kerugian yg diderita hanya sebesar Rp 275 000( Rp 5000 kerugian x 55 lb saham). Posisi kas menjadi Rp 275 000 sesudah menjual 55 lembar saham (uang semula Rp 550 000 – Rp 275 000 kerugian ) STIE MDP 76
Tabel Perhitungan Kerugian Transaksi Total Pembelian Lembar Saham Penerimaan Penjualan rp 5000 /lb Total Laba dlm rupiah dan persen Dengan uang hanya Rp 550 000 55 Rp 275 000 -Rp 275 000 (50%) Dengan pinjaman Rp 450 000 Rp 1000 100 Rp 500 000 - Rp 500 000 ( 91%) STIE MDP 77
SHORT SELLING Terjadi jika seseorang menjual kpd pihak lainnya sesuatu yg belum dimilikinya, dng harga pembelian dr item tsb nantinya akan lbh murah pd saat penyerahannya. Pihak yg menjual scr short biasanya meminjam sekuritas yg akan diserahkan kpd pialang (broker), krn brokerage house banyak memegang saham nasabah mereka. STIE MDP 78
Stl posisi short ditentukan, penjual short membeli sekuritas di pasar utk mengganti sekuritas yg dipinjam dr pialang. jika hargasekuritas yg dibeli utk mengganti sekuritas yg dipinjam dibeli dng harga lbh murah drpb harga jual dng short, penjual short memperoleh lkeuntunagn dr penurunan harga tsb. Jika harga saham meningkat sbl penjual short mengganti sekuritas yg dipinjam, penjual short merugi dr kenaikan harga saham yg dipinjam dan hrs diganti dng harga lebih tinggi STIE MDP 79
Jika penjual short menjual aset secara short, biasanya disebabkan krn mrk memperkirakan harganya akan jatuh dan mrk ingin memperoleh keuntungan dr kejatuhan harga tsb. penjual short memperkirakan harga-harga akan turun disebut ‘ Bearish’, sedangkan pembeli yg berada pd posisi long, yaitu yg memprediksi harga-harga akan naik disebut ‘Bullish’ STIE MDP 80
- Slides: 80